Most Wanted Vs Nerd Girl

...Jangan terlalu baik dan mudah percaya pada seseorang karena tak semua orang tahu cara menjaga kepercayaan orang lain...

...-Most Wanted vs Nerd Girl-...

***

Ratu duduk di balkon kamar menikmati indahnya senja sembari meneguk segelas cokelat panas kesukaannya. Tidak lupa dengan ponsel yang melantunkan sebuah lagu.

"Kenapa Ratu masih terbayang-bayang sama ucapan Kak Raja itu, ya? Apa Kak Raja lagi mabuk? Tapi kapan Kak Raja mabuknya perasaan dari awal selalu sama Ratu," gumamnya.

"Mikirin gua?" Raja duduk di sebelah Ratu sembari menyenderkan kepalanya di bahu Ratu tanpa seizin dari sang empu.

"Kakak tuh bisa cenayang, ya? Setiap Ratu lagi mikirin Kakak, Kakak selalu datang dan selalu tahu kalau Ratu lagi mikirin Kakak. Atau jangan-jangan Kakak punya kamera pengawas, ya?" tebak Ratu meletakkan segelas cokelat panasnya.

Raja menunjuk dengan ekor matanya ke sudut atas balkon. "Gak lihat ada CCTV di sana, hm? Apa mata lo buta?"

"Hih, nyebelin. Hmm ... Kakak pasang CCTV di mana aja? Kok Ratu gak pernah tahu kalau ada CCTV-nya, ya?" celetuk Ratu sembari melirik ke arah CCTV yang menempel.

Secarik senyum tercetak di bibir Raja, entahlah apa yang ia pikirkan. "Semua gua pasang termasuk kamar mandi," bebernya.

Sontak Ratu membulatkan matanya menatap Raja yang bersandar di bahunya. Raja merubah posisinya menjadi bersandar pada kursi balkon sembari menatap sang gadis.

"Kakak beneran pasang di kamar mandi!? Kakak gak bohong? J-jadi selama ini kalau ada yang pakai kamar mandi bisa dilihat dari CCTV, dong!?" Manik mata Ratu masih membulat terkejut dengan jawaban Raja.

"Hm," sahut Raja.

Ratu kemudian meninggalkan Raja seorang diri di balkon. Kini tujuan Ratu ialah kamar mandi, ia ingin tahu apakah yang Raja katakan itu benar apakah hanya gurauan saja.

Ratu terus memerhatikan setiap sudut kamar mandi berupaya mencari keberadaan CCTV yang Raja maksud. Bahkan dirinya sampai mengangkat beberapa barang hanya untuk menemukan CCTV tersebut.

"Kak Raja naruhnya di mana, ya?" gumamnya.

Ratu kembali ke balkon mendapati Raja tengah meneguk cokelat panas milik Ratu. Sebenarnya Ratu ingin marah, namun rasa penasarannya tentang CCTV menghalangi kekesalannya. Lagipula belakangan ini Ratu dan Raja sudah terbiasa menikmati minuman dengan satu botol ataupun satu gelas. Raja beralasan karena hal itu mampu mengurangi biaya pengeluaran.

"Kak, Kakak taruh CCTV di mana? Ratu cariin kok gak ada? Padahal Ratu udah nyari di seluruh penjuru kamar mandi loh," tanyanya dengan alis yang saling bertaut.

"Lo terlalu bodoh, CCTV sebesar itu aja gak bisa nemuin," ejek Raja.

"Bilang aja gak mau kasih tahu!" Ratu kembali masuk menuju kamar mandi hanya untuk mencari keberadaan CCTV.

Lama sudah Ratu berada di dalam kamar mandi hingga akhirnya Raja menyusul sang gadis agar segera keluar takut jika Ratu masuk angin terlalu lama di dalam kamar mandi.

"Heh, keluar buruan. Nanti lo masuk angin, gua yang repot!" perintah Raja tanpa ada unsur kehalusan di setiap kata-katanya.

"Sebentar lagi, Kak. Ratu masih penasaran sama CCTV yang Kakak maksud," balas Ratu polos.

"Sampai kapan pun lo gak akan nemuin CCTV itu. Ayo, keluar sekarang." Raja menggengam lengan Ratu kemudian menariknya keluar, namun sang gadis menolak ajakannya.

Ratu menggeleng kemudian menatap Raja dengan wajah lugu khas Ratu. "Kenapa? Karena Ratu gak pandai nyari barang, ya?" tebaknya.

"Gua gak pasang di sini. Lo jadi cewek jangan mudah termakan omongan orang lain, jangan mudah dibodohin," pesan Raja.

"Jadi Kakak bohong sama Ratu? Kakak nyebelin banget, sih! Padahal Ratu udah pegel banget nyariin satu benda itu doang yang ternyata gak ada, huh!" kesalnya mengomel pada Raja sedangkan Raja hanya memasang wajah datar enggan menanggapi omelan sang gadis.

"Jadi orang jangan mudah percaya sama orang lain apalagi orang asing," pesan Raja kemudian hendak melangkah keluar kamar mandi, namun dirinya dikejutkan dengan seekor binatang kecil berwarna cokelat di dekat pintu.

Raja lantas berlari ke arah Ratu kemudian memeluk sang gadis dengan tubuh gemetar. Ratu lantas bertanya pada Raja, "Kak Raja kenapa?"

Raja menunjuk ke arah seekor kecoa dengan jari telunjuknya masih dalam posisi memeluk Ratu, bahkan Raja enggan menatap kecoa yang menurutnya menakutkan.

Melihat itu Ratu tertawa begitu puasnya. Ia tidak menyangka cowok ketus seperti Raja justru takut dengan binatang sekecil kecoa. "Kakak takut sama kecoa? Andaikan fans Kakak tahu pasti mereka ngakak sama kayak Ratu sekarang."

"Jangan ketawa, gak lucu! Usir kecoa itu dari bumi ini, gua gak suka makhluk menjijikkan itu," perintah Raja tanpa melepaskan pelukannya dari Ratu.

"Lepasin dulu, Kak. Gimana Ratu bisa ngusir kecoanya kalau Kakak masih meluk Ratu atau Kakak mau ngusir sendiri?" goda Ratu pada Raja.

Raja melepaskan pelukannya kemudian ia berlari ke sudut dinding kamar mandi dengan wajah pucatnya. Dalam hati Ratu bertanya-tanya menatap wajah Raja yang seperti itu.

Setakut itukah sama kecoa? batin Ratu.

Ratu meraih kecoa kemudian memasukkannya ke dalam kloset kemudian menyiramnya dan sang kecoa kemudian lenyap sudah. "Beres," lontar Ratu.

"Itu aman? Gua takut kalau boker kecoanya naik lagi." Mendengar itu Ratu sontak tertawa dengan kencangnya, bagaimana bisa cowok sepintar Raja berpikir hal pendek seperti itu.

"Kakak lawak banget, sih. Gak akan bisa kali Kak," jawab Ratu sembari tertawa.

"Gua pernah dengar ada kasus ular keluar dari kloset. Itu kenapa gua takut kecoanya naik lagi," beber Raja mendekati Ratu kemudian melirik ke arah kloset yang begitu bersih.

"Ratu jadi takut kalau ada ular beneran, Kak. Kak, kalau Ratu mau boker Kakak temenin sampai pintu, ya? Ratu takut," pinta Ratu memasang wajah melasnya.

Raja kemudian mendekatkan dirinya pada sang gadis kemudian membisikkan sesuatu padanya. "Cuma depan pintu aja, hm?" bisiknya.

"Iyalah! Masa iya mau sampai ke dalam mau ngapain emang? Mau Ratu pukul pakai pemukul baseball punya Kakak, hah!?" balasnya ngegas.

Seulas senyum tercetak di bibir Raja. Rasanya menyenangkan bisa membuat sang gadis kesal, wajah imutnya kian bertambah menggemaskan.

"Lo lucu," bisik Raja sebelum dirinya meninggalkan Ratu yang kini tengah tersipu.

...🍬...

Ratu duduk bersama dengan Niara di salah satu bangku kantin sembari menikmati hangatnya bakso. Juga dengan segelas es teh menambah kenikmatan jam istirahat di siang hari ini.

"Cha, lama banget kita gak berdua di kantin. Selalu aja lo sama Kak Raja sampai-sampai gue pengen banting tubuhnya," kesal Niara pada Raja.

"Gak boleh gitu, ih. Ratu juga kangen banget sama Niara. Gara-gara Kak Raja, Ratu jadi susah mau girl time sama kalian. Padahal Ratu kalau sama Kak Raja cuma dapat bosan," cerocos Ratu kemudian mengunyah sebulat bakso.

"Ya, mau gimana lagi, Cha. Pokoknya kalau ada apa-apa lo harus bilang sama gue, oke? Posesif banget cowok lo, Cha. Mau girl time aja gak dikasih izin padahal cewek semua isinya." Niara mengembuskan napas panjangnya sembari menggelengkan kepala.

"Pasti Ratu bakalan bilang kok. Tapi Kak Raja kenapa posesifnya sama cewek juga, ya? Kalau ada yang DM Ratu mau kenalan aja malah diblok sama Kak Raja dan Kak Raja selalu bilang kalau ada yang DM jangan dibalas. Gak cowok gak cewek tetap aja disuruh kayak gitu. Ratu sebel banget sama Kak Raja," akunya.

"Ah, gue bingung sama otak cowok lo. Kenapa lo harus dapat cowok kayak Kak Raja, sih? Herman gue." Niara menyeruput es tehnya hingga tak lagi tersisa walau hanya setetes.

"Herman? Nama Niara itu Niara, 'kan? Kenapa jadi Herman? Atau jangan-jangan nama pacar Niara itu Herman, ya?" Dengan wajah polosnya Ratu bertanya pada Niara. "Namanya kelihatan kayak bapak-bapak."

"Ah, terserah! Kesel gue lama-lama, Cha! Lo kalau polos jangan kepolosan banget, dong! Huh, sabar kok gue." Niara mengusap dadanya mencoba bersabar menghadapi sahabat di hadapannya.

"Hallo, cantik! Makin lama makin cantik aja Kesayangan gue," goda seseorang.

"Ih, Kakak lagi. Mending Kakak pergi aja, deh. Ratu mau makan, kalau ada Kakak nanti selera makan Ratu menghilang," usirnya.

"Padahal gue ganteng banget loh. Lebih ganteng daripada cowok lo." Tawanya sembari merapihkan rambut dengan jari-jari kekarnya.

Bugh!