NovelToon NovelToon
Simpanan Tuan Anjelo

Simpanan Tuan Anjelo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:47k
Nilai: 5
Nama Author: Ama Apr

Zeona Ancala berusaha membebaskan Kakaknya dari jeratan dunia hina. Sekuat tenaga dia melakukan segala cara, namun tidak semudah membalikan telapak tangan.

Karena si pemilik tempat bordir bukanlah wanita sembarangan. Dia punya bekingan yang kuat. Yang akhirnya membuat Zeona putus asa.

Di tengah rasa putus asanya, Zeona tak sengaja bertemu dengan CEO kaya raya dan punya kekuasaan yang tidak disangka.

"Saya bersedia membantumu membebaskan Kakakmu dari rumah bordir milik Miss Helena, tapi bantuan saya tidaklah gratis, Zeona Ancala. Ada harga yang harus kamu bayar," ujar Anjelo Raizel Holand seraya melemparkan smirk pada Zeona.

Zeona menelan ludah kasar, " M-maksud T-Tuan ... Saya harus membayarnya?"

"No!" Anjelo menggelengkan kepalanya. "Saya tidak butuh uang kamu!" Anjelo merunduk. Mensejajarkan kepalanya tepat di telinga Zeona.

Seketika tubuh Zeona menegang, mendengar apa yang dibisikan Anjelo kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ama Apr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3

"Eh?" Zeona menoleh seketika pada Alden yang kini sedang menutup mulutnya dengan sebelah tangan. "Al, kam--" Suara lift terbuka memotong perkataan itu.

Alden buru-buru mengajak Zeona untuk masuk ke ruangan tempat acara ulang tahunnya diadakan.

Kedatangan mereka berdua sontak menjadi pusat perhatian. Terutama bagi sepasang mata tajam dengan iris hitam kelam. Dia menatap tak berkedip pada adik iparnya yang datang bersama seorang gadis berdress biru muda.

"Alden, kamu habis dari mana?" Marina menyambut kedatangan anak bungsunya dengan pertanyaan sambil melemparkan tatapan sinis pada gadis yang berdiri di sebelah Alden.

"Habis dari bawah. Menjemput Zeona," ujar Alden menjelaskan seraya melirik Zeona yang sedang membungkukan badan. "Zeo ... kenalin! Ini Mami dan Papi aku. Dan yang itu Mbak Vivi dan suaminya, Mas Anjel." Alden mengabsen satu persatu anggota keluarganya. Memperkenalkan kepada gadis yang selama ini dia sukai, namun dia tak punya nyali untuk mengatakan isi hatinya.

"H-halo Om, Tante, Mbak, Mas, ss-saya Zeona. Teman sekolah dan sebangkunya Alden," kata Zeona mengenalkan diri.

Tapi sayangnya tak ada yang menanggapi. Seolah-olah perkenalan Zeona hanya dianggap sebagai angin lalu.

"Alden, ayo cepetan tiup lilinnya!" seru Vivian mengintruksi. Tanpa peduli pada senyuman manis yang diberikan Zeona kepadanya.

Alden pun berpindah ke tengah. Menjauh dari Zeona yang terhalangi oleh para tamu yang lainnya. Gadis berambut panjang itu terus mundur dan mundur, hingga akhirnya memutar tumit saat senandung ulang tahun mulai dinyanyikan.

Zeona: Selamat ulang tahun Michael Alden Prawira ... semoga kamu panjang umur, sehat selalu dan semua yang kamu cita-citakan segera terwujud. Aku pulang dulu ya, soalnya aku harus kerja. Sampai ketemu besok di sekolah, Al. 

Zeona mengirim pesan itu sebelum dia masuk ke dalam lift. Dia terpaksa berbohong mengatakan bahwa dirinya harus pergi bekerja, padahal dia sudah meminta izin pada bosnya di restoran cepat saji kalau hari ini dia tidak akan masuk kerja demi menghadiri ulang tahun Alden.

Tapi melihat sambutan dari keluarga Alden dan para tamu lainnya, membuat Zeona merasa tak nyaman. Dirinya bagai batu kerikil di antara kumpulan berlian.

Zeona mengayun langkah untuk keluar dari area hotel. Langkahnya tiba-tiba membeku ketika dia melihat sang Kakak yang diseret paksa oleh seorang bapak-bapak berkepala botak dengan perut yang sangat buncit. Dimasukan dengan kasar ke dalam sebuah mobil sedan.

Hatinya menjerit untuk mengejar. Tapi kedua kakinya mendadak lemas seperti tak bertulang. Dia hanya mampu melirih, "Kakak ..." Keinginannya untuk membebaskan sang Kakak dari pekerjaan hina, semakin menggebu-gebu. Dia tidak sanggup membayangkan Kakaknya terus-terusan menjadi pe mu as naf su para lelaki hi dung belang.

Dengan banyak resiko buruk yang menyambut. Seperti beberapa bulan yang lalu. Zalina datang mengunjungi Zeona dengan keadaan yang membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan menjatuhkan air mata.

Sebelah mata dan kedua pergelangan tangannya memar. Kedua sudut bibir robek. Dia datang dengan langkah tertatih. Yang paling menyedihkan adalah, ada bekas luka cambukan di punggung mulusnya.

"Kak, siapa yang melakukan ini? Siapa yang meng an iaya Kakak?" tanya Zeona dengan mata berkaca-kaca. 

"Kakak jatuh, Zeo." Zalina mencoba memendekan obrolan. Dia enggan mengatakan yang sebenarnya. 

"Jangan bohong, Kak! Aku bukan anak kecil. Aku tahu mana luka akibat jatuh dan mana luka karena dipukuli. Sekali lagi aku tanya, siapa yang sudah melakukan ini pada Kakak?" 

Zalina menghela napas berat, "Pelanggan Kakak." 

Zeona membola mata, "A-apa?" 

"Sudahlah Zeo. Tidak usah membahas Kakak. Bagaimana sekolahmu, tidak ada kendala 'kan?" 

"Kenapa pelanggan Kakak jahat sekali? Kenapa dia memukuli Kakak?" Zeona tetap ngotot mempertanyakan keadaan Zalina. 

Zalina mendesiskan bibir, "Cukup Zeo! Kakak sudah bilang ... jangan membahas soal Kakak. Ini sama sekali tidak penting!" 

"Mungkin untuk Kakak tidak penting. Tapi untukku sangat penting, Kak. Aku tidak mau Kakak kenapa-kenapa! Aku tidak mau kehilangan Kakak. Hanya Kakak yang aku punya di dunia ini. Aku sayang Kakak." 

Zalina merengkuh tubuh adiknya. "Kamu jangan khawatirkan Kakak. Kakak akan baik-baik saja. Sudah ya, kamu jangan menangis! Sekarang kita makan aja. Kakak udah bawain nasi rames kesukaan kamu." 

"Kakak ..." Lirihan itu terulang lagi diiringi dengan air mata yang berjatuhan. Zeona melangkah pelan meninggalkan area hotel.

"Dua milyar Zeo!" 

"Ya Tuhan ... berikanlah uang dua milyar kepadaku supaya aku bisa membebaskan Kakak dari tangan Miss Helena," desisnya seraya menatap langit malam yang kelam.

Sementara di dalam hotel, Alden tertunduk lesu membaca pesan dari Zeona. "Padahal aku ingin ngasih potongan kue ke lima buat kamu, Ze. Tapi kamunya malah pulang duluan." Alden membuang napas kasar. Dia jadi kurang bersemangat merayakan ulang tahunnya. Sebuah mobil sport keluaran terbaru yang dihadiahkan oleh kedua orang tuanya pun tak bisa mengembalikan mood-nya. Ia tetap bermuram durja menginginkan Zeona ada di sampingnya.

"Mukamu kenapa ditekuk begitu, Al? Gadis yang tadi itu pacar kamu ya?" Alden yang sedang tercenung langsung menolehkan kepala ke samping kanan. Di mana ada Kakak iparnya yang bertanya demikian.

"Tck. Bukan Mas. Zeona itu bukan pacarku. Tapi aku memang sudah menyukai dia dari kelas sepuluh. Hanya saja, aku tak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaanku. Zeona pernah bilang ke aku, kalau dia nggak mau pacaran. Dia maunya langsung menikah." Wajah Alden semakin ditekuk. Bahkan kini terlihat sangat cemberut.

"Hahaha ..." Anjel tergelak tawa. Dia mengacak rambut adik iparnya. "Come on Boy! Show your courage! Ungkapkan perasaanmu. Sebelum gadis tadi diambil oleh lelaki lain," kata Anjel sambil menepuk punggung Alden. "Good luck!"

Anjel memutar tumit seraya tersenyum samar, "Interesting!" Dia kembali bergabung dengan istri dan mertuanya.

*****

"Hhh ... cc-cu-kup T-tuan. Ss-saya tt-ti-dak bisa ber-na-pas." Zalina mencengkram pergelangan tangan lelaki berkepala botak yang men ce kik lehernya sembari me mom pa tv bvhnya. Sepanjang melakukan penyatuan, lelaki tua itu terus melaku kan keke rasan.

Lagi-lagi Zalina dipertemukan dengan pelang gan yang punya kelainan s e k su al. Dia menderita? Tentu saja. Sampai sepanjang pertempuran, dia tak berhenti menangis dan merintih. Tapi lelaki botak yang mengerjainya sama sekali tidak peduli.

Tertawa-tawa sambil merem melek menikmati permainannya yang gila.

E r a ngan mengudara. Bersamaan dengan melubernya lahar putih yang jebol dari penga man.

"Uhuk! Uhuk!" Zalina terbatuk-batuk dengan dada kembang kempis. Napasnya hampir menghilang karena dice kik oleh si tua bangka berkulit cokelat tersebut. Kedua matanya memerah penuh air mata. Belum lagi ada darah yang mengalir dari hidungnya, karena tadi mendapat ton jokan yang lumayan keras.

"Ini bonus untukmu!" Si Botak melemparkan sepuluh lembar uang seratus ribuan. "Aku sangat puas!" Dia tertawa kencang. "Lain kali, aku akan menye wamu sampai pagi!"

"Jangan menyewaku lagi! Aku bisa mati kalau melayanimu lagi!" Zalina melirih dalam hatinya.

__________

"Ze, kenapa sih ngelamun mulu. Kamu lagi ada masalah berat ya?" Zeona melirik rekan kerjanya, Chika.

"Iya Chik. Berat banget," keluh Zeona sambil mencuci piring-piring kotor.

"Pasti masalah duit?" tebak Chika terkekeh.

"Seratus buat anda!" kekeh Zeona mengangkat jempolnya yang penuh busa.

"Ck." Chika berdecap lidah. "Ambil aja kerjaan yang ditawarkan Lila! Aku juga kayaknya tertarik deh buat ikut kerja di club malam. Lila juga jadi banyak uang, Ze. Tiap jam ada tukang paket ke rumahnya. Dia belanja terus. Pokoknya dia beda banget deh dari waktu masih kerja di sini. Penampilannya juga cetar banget sekarang mah. Udah kayak artis korea. Bening and glowing!" cerocos Chika dengan ekspresi wajah yang seperti pembawa berita gosip di tv swasta.

"Masa sih?" Zeona tertegun. Dia jadi ingin menemui Lila dan menanyakan apakah masih ada lowongan atau tidak di tempat itu.

[Ada Ze. Masih ada lowongan kok. Kenapa, lo tertarik kerja bareng gue?]

Bangun tidur, Zeona langsung menelepon Lila. Menanyakan tentang lowongan pekerjaan di tempat Liona.

[Tertarik Li, tapi kerjaannya cuma jadi waitress doang 'kan? Nggak yang aneh-aneh?] Ada rasa ragu yang mendera kalbu. Ketika dia tertarik untuk bekerja di tempat seperti itu.

Lila tergelak di ujung sana. [Tergantung lo nya aja, Ze. Kalau lo mau ngelayanin tamu yang ngajak lo tidur, ya silakan. Tapi kalau lo mau nolak juga terserah. Tapi dari nemenin tamu itu, lo bisa dapat uang yang banyak. Gue juga kayak gitu, Ze. Selain jadi waitress, gue juga j u a l d i r i.]

Zeona sangat butuh uang banyak, tapi dia tidak mau j u al d i r i. Jika dia melakukannya, dia jadi sama dong dengan Kakaknya. Zeona tidak mau seperti itu. Ia ingin punya uang banyak, tapi dengan cara yang halal.

Ponselnya berdering. Zeona mengambil ponselnya dengan cepat. Satu pesan masuk dari Lila.

Lila: Ze, gue udah ngomong sama bos gue. Katanya nanti malam lo bisa langsung kerja. Kebetulan nanti malam, di club bakal ada yang ngadain party. Disewa penuh sama seorang konglomerat. Gue tunggu jam delapan di perempatan jalan. 

Zeona tak lantas membalas pesan itu. Ia masih ragu-ragu.

"Dua milyar Zeo!" 

Perkataan Zalina kembali terngiang. Memicu keberaniannya untuk mengambil keputusan.

Jemari lentiknya menari lincah di atas layar hape. Mengetikan pesan balasan pada Lila.

Zeona: Ok Li, siap! 

1
Wanda Ani
kak cerita nya seru bgt sukaaaaa
Ama Apr: Makasih Kk🥰
total 1 replies
Desli Gunde
next
Ama Apr: Besok ya Kk
total 1 replies
Desli Gunde
bagus
Ama Apr: Makasih Kk🥰
total 1 replies
Su Santi
sedih
Ama Apr: Makasih Kk
total 1 replies
Su Santi
air mataku tak berhenti bacanya
Ama Apr: 🥺 makasih Kk sudah ikut merasa sedih atas kepergian Zalina
total 1 replies
Badri A54
lanjut torr aduhh baperr
Ama Apr: Makasih Kk
Besok ya🥰
total 1 replies
partini
holang kayah kehabisan baterai mau keluar negri lagi
lanjut Thor
Ama Apr: Hahaha
ada udang dibalik bakwan Kak🤣
Siap, besok ya
total 1 replies
partini
dag Dig dug nih Thor lanjut pls
Ama Apr: Besok ya Kak🥰
total 1 replies
partini
jangan di bikin lompat 5 th kedepan ya Thor dah banyak cerita seperti itu
Ama Apr: Haha, tidak Kak
Nggak kepikiran ke arah sana kok😅
total 1 replies
partini
ceritanya bikin makin penasaran
Ama Apr: Makasih Kk
total 1 replies
partini
lampir datang lanjut Thor
Ama Apr: Besok ya Kak
total 1 replies
partini
lanjut ,cuma video bertemu Kurang YESS deh toh
Ama Apr: Haha, besok dilanjut lagi Kak yg gurih gurih nyonyy nya🤣
partini: kurang gurih😁😁😁
total 3 replies
ikamel
bagus ceritanya
Ama Apr: Terima kasih Kak🥰
total 1 replies
Wanda Ani
lamjut kakaka
Ama Apr: Besok ya Kak🥰
total 1 replies
partini
👍👍👍
partini
makin menarik
Ama Apr: Makasih Kk🥰
total 1 replies
اختی وحی
jngn dibikin muter² thor, emaknya malah dibikin bodoh
Ama Apr: Nanti juga dia sadar sendir. Biasalah Bu Indi masih syok kan dia sayang banget sama Vivian
total 1 replies
Wanda Ani
ayo kak lanjut lagi yg buanyak hehehe
seru
aku zuka
Ama Apr: Siap Kk🥰
Makasih
total 1 replies
partini
ga sabar nunggu besok
Ama Apr: Makasih Kk🥰
total 1 replies
partini
penasaran lanjut Thor 👍👍
Ama Apr: Siap, besok ya Kak/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!