Cerita ini adalah lanjutan dari kaisar bermata putih.
Cang Lin dengan pasukan utama nya telah memasuki dunia alam dewa setelah melakukan pertarungan hidup dan mati .
Cang Lin dan pengikut setia nya memasuki dunia alam dewa
yang jauh lebih luas, tempat di mana musuh-musuh yang lebih kuat, ganas, dan mematikan mengintai di setiap sudut.
Di balik pertempuran sengit itu, tersembunyi harta pusaka kuno dengan kekuatan luar biasa, serta teknik kultivasi legendaris yang hanya bisa dikuasai oleh segelintir orang terpilih.
Untuk mendapatkan pusaka kuno dan teknik kultivasi legendaris itu, Cang Lin harus bertarung dengan hati-hati. Satu kesalahan bisa berarti kehancuran.
Setiap pertarungan bisa menjadi pertarungan terakhir.
Siapkah Cang Lin melawan takdirnya, atau justru menjadi korban dari kekuatan dari penguasa alam dunia yang sangat kuat di dunia alam semesta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon agus setiawanli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tertangkap dengan keadaan buruk
Di sana terlihat ada Jang Yu dan beberapa orang melihat keadaan Hu Ge dengan tertawa lebar .
" Melepaskan mu itu tidak mungkin, kami akan membunuh mu sedikit demi sedikit ,dengan memotong tubuh mu untuk di berikan kepada ikan hiu merah hahaha.....
Tertawa Jang Yu sangat senang.
Hu Ge melihat di jari tangan nya dan juga badan nya tidak ada apa apa lagi.
" Kembalikan cin cin penyimpanan ku ,atau aku akan membuat kalian semua menyesal nanti !"
Pinta Hu Ge dengan sangat marah .
" Semua harta pusaka mu telah di ambil tuan muda kami jika kamu memiliki kemampuan pergilah kesana ,tetapi aku rasa kamu tidak memiliki kesempatan itu karena kamu akan segera mati !"
Kata Jang Yu dengan senyuman sinis ke arah Hu Ge .
" Aku tidak bisa meminta bantuan Tuan muda ,semua jimat dan batu susunan formasi penanda telah di ambil mereka ,bagaimana dengan adik ke 5,jika terjadi sesuatu kepada nya tuan muda pasti akan sangat marah besar !"
Kata Hu Ge di dalam hati tetapi tidak bisa melakukan apa apa .
Karena kekuatan nya pun di segel oleh susunan formasi pembatas energi.
" Aku berjanji akan membunuh kalian semua jika sesuatu terjadi kepada adik ke 3 ku ....!"
Kata Hu Ge dengan suara yang keras.
Di saat itu di dalam ruangan rahasia yang di lindungi susunan formasi pembatas yang cukup kuat terlihat Kang Sui yang berdiri dengan wajah dingin.
Ada dua orang di belakang nya dengan tingkat ke 6 penguasa agung cahaya.
" Semua rencana yang telah kita susunan sangat sempurna hancur berantakan oleh dua pengacau yang telah membeli kedua item itu dengan harga yang tidak wajar, bagaimana kita harus melaporkan kepada tetua Huang. '"
Kata Salah satu kedua orang di belakang kang Sui .
" Pedang kutukan bunga abadi dan bunga anggrek ungu pasti aku dapatkan, beritahu kepada tetua Huang agar tenang, ketika saat nya tiba aku akan merebut pedang kutukan bunga abadi dan bunga anggrek ungu dari tangan Si tidak berguna Sui Feng!"
Kata Kang Sui dengan sangat serius.
Kang sui adalah anggota sekte topeng kutukan yang juga merupakan anggota keluarga luar penguasa agung pulau ikan dewa .
Walau sama sama bermarga sui hanya keluarga inti yang menggunakan nama sui di depan sedangkan anggota keluarga luar menggunakan marga Sui di ujung nama mereka.
Dan kedua orang di belakang Kang sui juga merupakan anggota topeng kutukan yang berguna membantu Kang Sui.
Di saat itu Sui feng masih tidak berani bertindak lebih jauh kepada Xiao Ling .
" Apakah kamu sudah menyelidiki latar belakang xiao Ling dan Hu Ge?"
Tanya Sui Feng yang sudah tidak sabar kepada tetua Sing.
" Aku sudah menyelidiki nya, Hu Ge dan Xiao Ling memiliki seorang tuan muda bernama Cang Lin,seperti nya cang Lin dan kedua orang itu baru tiba di pulau dewa ikan kita, dan membuat pertemanan dengan Tetua Fung Yi ,mereka bukan teman baik sejak awal. "
Jawab tetua Sing .
" Hahahah ....ini adalah kabar yang sangat baik ,aku tadi nya takut xiao Ling yang cantik itu berasal dari latar belakang yang kuat ,jika seperti itu aku tidak perlu takut untuk melakukan nya lagi!"
Kata Sui Feng dengan senyuman mesum di wajah nya.
