Alena Ricardo sangat mencintai seorang Abian Atmajaya, tidak peduli bahwa pria itu kekasih saudara kembarnya sendiri. Hingga rela memberikan kehormatannya hanya demi memiliki pria itu.
Setelah semua dia lepaskan bahkan dibuang oleh keluarga besarnya, Alena justru harus menghadapi kemarahan Abian. kehidupan rumah tangganya bagaikan di neraka, karena pria itu sangat membencinya.
Akankah Alena menemukan kebahagiaannya? Dan akankah Abian menyesali apa yang selama ini diperbuatnya, setelah mengetahui rahasia yang selama ini Alena simpan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
"Mulai hari ini Sekar akan tinggal bersama kita," ucap Abian pada Alena yang tampak terkejut dengan kedatangan mereka, sembari menarik pinggang Sekar dengan lembut. "Aku ingin kau bersihkan kamar tamu sekarang juga! Karena kamar itu akan ditempati Sekar."
"Aku tidak mau!" sahut Alena dengan datar, wajah yang semula terkejut kini berubah dingin dengan tatapan yang tajam. "Kalau kau ingin membawanya tinggal di sini, kau saja yang membersihkan kamar tamu. Karena aku akan pergi dari rumah ini sekarang juga!" Alena yang hendak berlalu dari ruangan tersebut, begitu terkejut saat tangannya ditarik paksa hingga dirinya hampir saja terjatuh.
"Siapa yang mengijinkan mu pergi?" Abian mencengkeram tangan Alena dengan kuat. "Sudah aku katakan berapa kali, kau boleh pergi jika aku sudah puas menyisakmu!" bisiknya dengan penuh penekanan di setiap katanya, lalu menghempaskan tangan Alena dengan kasar. "Jadi sekarang cepat bersihkan kamarnya!"
"Aku bilang tidak mau, kau boleh menyuruhku apa pun tapi tidak dengan membersihkan kamar untuk ****** sialan ini!" tunjuk Alena tepat di depan wajah Sekar.
"Dia bukan ******!" Abian menarik dan memutar tangan Alena kebelakang hingga membuat wanita itu berteriak kesaktian. "Wanita yang kau sebut ****** itu calon istriku, makanya dia akan tinggal di sini bersama kita."
Deg.
Teriakan kesakitan yang keluar dari bibirnya, seketika itu juga ia tahan saat mendengar Abian akan menikahi wanita itu. Jadi rencana suaminya menikahi ****** itu benar-benar akan dilakukan walaupun tanpa ijin darinya.
"Kau benar-benar keterlaluan Abian Atmajaya! kau brengsek!" bentak Alena dengan penuh amarah.
"Aku memang brengsek, siapa suruh kau mencintaiku?" ucap Abian dengan sinis. "Jadi sekarang bersihkan kamarnya, atau tanganmu ini akan aku patahkan!" dia meremas tangan Alena dengan kuat.
"Patahkan saja! Lebih baik tanganku patah dari pada harga diriku kau injak-injak!" sahut Alena dengan menahan rasa sakit di tangannya. Dia tidak sudi menyiapkan kamar untuk wanita yang jelas-jelas sengaja masuk ke dalam rumah tangga mereka.
"Kau...!"
"Sudah Abian," Sekar yang sejak tadi diam menyaksikan perdebatan suami istri tersebut, mengusap lengan pria itu. "Biar aku sendiri yang membersihkan kamarnya."
"Tidak bisa, wanita ini yang harus membersihkannya!" Abian semakin keras menyakiti tangan Alena, meskipun di sudut hatinya yang terdalam merasa tidak tega. Tapi amarah yang membakarnya sejak kemarin malam saat Alena memanggilnya dengan Bian. Mampu membuat Abian melakukan apa pun, termasuk membawa Sekar ke dalam rumahnya hanya untuk menyakiti wanita itu. "Tidak ada yang boleh memanggilku Bian selain Alana," gumamnya dalam hati sambil terus menyakiti tangan Alena.
"Abian kau menyakitinya," Sekar yang tidak tega melihat semua itu memilih mengalihkan tatapannya.
"Aku tanya sekali lagi, kau mau membersihkan kamar tamu itu atau tanganmu ku buat patah?"
"Sudah aku bilang, lebih baik kau patahkan saja tanganku ini!" ucap Alena dengan menggigit bibir bawahnya agar tidak berteriak kesakitan. Di tahannya air mata yang sudah menggenang di kedua pelupuk matanya, karena tidak mau terlihat lemah di hadapan Abian maupun Sekar.
"Kau benar-benar keras kepala!"
"Tuan jangan!" Bi Yanti yang sudah datang sejak beberapa menit yang lalu, bahkan melihat dan mendengar perbuatan tuan Abian pada Nona Alena, berjalan mendekati majikannya. "Biar Bibi yang membersihkan kamar tamunya," ucap Bi Yanti memberanikan diri.
ni othronya yg terlalu mengada". cinta aja dia gak tau.🙃
gak konsisten amat..kalau cinta langsung bilang gak usah pake mikir.🤦♀️🥱😪
kalau mereka tulis, seharusnya rasa itu mulai ada sejak alena masoh bersama mereka.