Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
"Kau bukan Baginda raja,lalu untuk apa aku menuruti perintahmu sedangkan pernikahan kita hanya sebuah keterpaksaan?"
"banyak omong!"bentak Bara,cepat pergi mandi,"titanya sekali lagi.
Suara bara terdengar menggelegar,Sinta yang mendengarnya tersentak kaget.ingin melawan rasanya malas sekali,pada akhirnya Sinta memutuskan untuk pergi mandi.
Saat Sinta sedang mandi, Bara kedatangan tamu yang tak lain adalah ketiga sahabatnya. Pria ini tampak santai menuruni anak tangga, Bara tahu betul apa yang akan di bahas ketiga sahabatnya ini.
"Bara,apa kau sudah gila?"ujar Chris.
"kau menikahi gadis itu?"tanya Danil yang merasa tidak percaya.
"dia seperti anakmu?"ucap Brian.
"anak yang bisa memberiku anak?"begitu maksud kalian? jawab Bara kemudian tertawa.
Chris membuang napas kasar,ia maju selangkah lalu mundur lagi seperti orang kebingungan.
"kenapa kau menikahi dia?"tanya chris yang merasa tidak rela jika Bara menikahi Sinta.
"entahlah, tiba-tiba saja aku ingin menikahi gadis kurus kering itu,"jawab Bara bingung sendiri,kenapa ia sampai menikahi Sinta.
"terserah kau saja, Bara. Asal jangan kau siksa lagi,"ucap Danil lalu mengajak kedua sahabatnya pergi.
Bara hanya diam,pria ini kembali lagi ke kamarnya, dilihatnya Sinta baru saja selesai mandi, meskipun sudah mandi tetap saja wajahnya lesu dan tak bersemangat.
"apa kau lapar?"tanya Bara pada Sinta.
"meskipun aku lapar apa pedulimu?"kau ingin aku menonton lagi saat kau makan?"ucap Sinta yang merasa kesal.
Sejak masuk kedalam rumah ini, Bara tidak perna melihat Sinta tersenyum apa lagi tertawa,sekalipun tertawa,bukan tawa bahagia yang ia tunjukkan melainkan tawa penderitaan.
"bersikap manislah,aku suamimu sekarang,"ucap Bara. Bersikap manis kepadamu?andai posisi kita di balik bagaimana?apa kau masih bisa bersikap manis?"cecar Sinta dengan wajah dingin.
Sinta trus berdiri,ia tidak tahu ingin duduk di mana padahal tubuhnya terasa sangat lelah dan perutnya terasa sangat lapar.
Bara membuang napas pelan,ia menarik tangan Sinta lalu mengajaknya ke ruang makan,segala macam menu ada di meja makan , Bara membebaskan Sinta makan apapun yang ia mau.
"apa ada makanan yang mengandung telur?"tanya Bara kepada paman Sam,
"Aku hanya alergi telur ayam ras,kalau telur ayam kampung aku tidak alergi,"ucap Sinta memberi tahu.
"oh,begitu ya?"kenapa hidupmu ribet sekali?tanya Bara yang mengejek.
"kau yang membuat hidupku menjadi ribet?"sahut Sinta yang merasa kesal.
"banyak omong,cepat makan,"titah Bara.
Bukanya makan,Sinta justru melihat Bara dengan tatapan curiga.
Kenapa kau melihatku seperti itu?"bentak Bara yang suka sekali membentak Sinta.
"kau bersikap baik padaku,aku curiga jika setelah ini akan ada sesuatu yang terjadi,"ucap Sinta yang merasa curiga pada kebaikan Bara.
Bara menghembuskan napas kasar,padahal ia tidak memiliki niatan apa pun pada Sinta.
"aku akan menyelesaikan pekerjaanku,cepat makan!"bentak Bara kemudian berlalu begitu saja.
Sebenarnya Bara merasa lapar,hanya saja ia lebih memilih pergi dari pada harus berdebat dengan Sinta. Sinta tidak peduli,gadis ini segera memakan apa yang sudah tersedia di atas meja.
Mata Sinta berkaca-kaca,ia merasa terharu karena untuk pertama kalinya ia memakan makan seperti ini.
"Terima kasih tuhan,meskipun hidupku menderita tapi kau masih mengizinkan aku untuk makan enak."ucap Sinta dengan suara gemeteran.
Apa pun yang ada di atas meja makan semuanya ia makan, terserah pada Bara yang sudah makan atau belum. Sinta hanya ingin memuaskan perutnya sebelum kelaparan lagi.
Setelah selesai makan,ia pergi ke ruang keluarga,ia berbaring di atas sofa tanpa menghidupkan televisi.
"andai hidupku enak seperti ini,"ucap Sinta.
pikirannya melayang jauh berkhayal tentang sebuah kehidupan yang tenang dan damai. Tanpa terasa,Sinta memejamkan kedua matanya lalu tertidur di sofa.
Tepat pukul sepuluh malam, Bara baru saja keluar dari ruang kerjanya,niat hati ingin langsung pergi ke kamar tapi saat melintasi ruang keluarga,tanpa sengaja Bara melihat Sinta yang tertidur dalam keadaan meringkuk di sofa.tanpa berpikir panjang, Bara langsung menggendong Sinta lalu membawanya ke kamar.
Di baringkanya Sinta di atas ranjang yang berukuran king size lalau menyelimutinya. Bara terlihat seperti seorang ayah yang mengurus anaknya.
"dia ini sebenarnya canti,cuma kelewatan kurus saja,sangat merusak pemandangan mataku,"ucap Bara lalu mencubit pipi Sinta yang jelas terlihat bentuk tulangnya.Dicubit tidak bangun,tidur seperti orang mati.
Bara tertawa geli,pria ini kembali turun untuk makan karena perutnya benar-benar terasa sangat lapar sekali.paman Sam sudah menyiapkan makanan untuk Bara.
"paman,aku ingin tubuh Sinta menggemuk dalam waktu dekat,beri dia makan yang enak-enak dan cemilan yang bergizi,"titah Bara pada paman Sam.
"baik tuan,"ucap paman Sam.
Segera Bara melahap makanannya,tidak butuh waktu lama ia sudah selesai makan kemudian langsung kembali ke kamar. Bara pergi ke kamar mandi sebentar untuk mencuci wajah dan menggosok gigi setelah itu naik ke atas ranjang.
"posisinya masih sama seperti tadi, benar-benar tidur seperti orang mati,"ucap Bara yang saat ini menatap wajah Sinta.
"ia terus menatap wajah Sinta sampai bara tertidur sendiri,pria inierasa nyaman bahkan untuk pertama kalinya ia tidur dengan tenang dan nyenyak setelah ada Sinta di sampingnya.
Hingga keesokan paginya ketika Sinta bangun,gadis ini buru-buru turun dari ranjang kemudian keluar dari kamar.dalam hati Sinta mengumpat kesal karena bisa-bisanya ia tidur satu ranjang dengan Bara.
"Apa maunya?"bisa-bisanya dia melakukan hal dengan sesuka hati,"ucap Sinta yang merasa kesal padahal hari masih pagi.
Bangun pagi bukanya mandi,Sinta justru main dengan anjing-anjing peliharaan Bara.paman Sam merasa heran karena biasanya anjing-anjing tersebut akan marah jika bertemu dengan orang tidak di kenal tapi tidak dengan Sinta.
"nona, pergi lah mandi, sebelum tuan Bara bangun,"titah paman Sam.
Sinta membuang napas kasar,baru saja ia bersenang-senang sebentar tapi paman Sam sudah menyuruhnya untuk mandi,Sinta tidak mandi di kamar Bara melainkan di kamar tamu.
"pakaian yang di belikan Bara bagus-bagus semua dan harganya juga mahal,"ucap Sinta yang sedang memilih pakaian mana yang akan ia kenakan.
"makan sepuas hatimu,"aku akan pergi sekarang,"ucap Bara memberi tahu.
"kalau perlu,jangan pulang!"seru Sinta.
Bara menggertakkan semua giginya,ingin sekali ia menendang Sinta,tapi Bara hanya bisa sabar,tanpa mengatakan sepata kata pun, Bara memutuskan untuk pergi, sedangkan Sinta sarapan seorang diri.