Cindra gadis yatim piatu yang dipermainkan takdir, terpaksa menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya; Hafiz, seorang tentara berpangkat letnan satu.
Namun perjalanan rumah tangganya tidak berjalan dengan mulus, dia harus menderita menahan dinginnya hidup berumah tangga.
Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang pria tampan yang mewarnai hari-harinya.
🩷🩷🩷 Happy Reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 ~ Kado istimewa untuk Mama
***
Proses penyembuhan mama Marcel dari hari ke hari mengalami peningkatan semenjak Cindra melakukan terapi akupunktur dan obat-obatan herbal padanya. Wajah mama Marcel yang tadinya tertarik ke sebelah kanan, karena stroke. Sekarang sudah simetris, sudah bisa tersenyum, namun belum bisa membuka mulut dengan sempurna. Tangan kanan sudah bisa terangkat 15⁰ dari permukaan kasur.
"Mama, Cindra datang" Dia tersenyum dan duduk di samping brankar mama Marcel.
Marcel berdiri di belakang Cindra, sebelah tangannya diletakkan di bahu Cindra.
"Happy Birthday mom, You are my sunshine" Ucap Cindra sambil mengambil punggung tangan ibu Amanda lalu mengecupnya
"Happy Birthday to my beautiful mom. Today and everyday, I am grateful to have you in my life. I love you" Marcel mengecup pipi kiri dan kanan mamanya.
Ibu Amanda tersenyum, walaupun belum sempurna senyumannya.
"Aku bawa kado buat mama, semoga mama suka" Marcel mengedipkan sebelah matanya pada Cindra'
"Mama coba ya, Cindra suapi..aaa.." Cindra menyuapi Bu Amanda dengan lembut
Sejenak Bu Amanda menutup bibir, merasakan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Tiba-tiba wajahnya berubah sendu, tak lama mengalir setetes embun di sudut matanya .
"Ma-" Cindra mengusap air mata Bu Amanda.
"a-aa..." Bu Amanda membuka mulutnya lagi, meminta diisi mulutnya yang sudah kosong.
Cindra tersenyum.
"Mama suka?" satu sendok lagi disuapkan ke Bu Amanda
Tanpa diberi aba-aba, Bu Amanda membuka mulutnya sendiri dan menelan bubur jagung, terus begitu hingga bubur tandas.
Ketika Cindra sedang membersihkan sudut bibir Bu Amanda dengan tisu, pipinya terasa hangat di belai seseorang. Mata Cindra membeliak melihat tangan Bu Amanda yang membelainya
"aa-ciiihh..." Suara kaku keluar dari bibir Bu Amanda.
Cindra memang tidak tahu kata-kata yang diucapkan Bu Amanda, dia tersenyum haru mendapati Bu Amanda mengalami kemajuan. Bisa mengangkat tangannya lebih tinggi dan mulai bisa mengeluarkan suara walaupun masih kaku
"Ka Marcel!! Mama ka!" Cindra setengah berteriak sedikit tertahan memanggil Marcel yang sedang fokus ke layar laptopnya
"hmm..ya, Cin?"
"Mama bisa bersuara ka" matanya berbinar
Marcel langsung berdiri dan tergesa mendekati brankar Bu Amanda
"Maa.." Marcel mencoba percaya
"aa..cee...l" suara lirih Bu Amanda
Marcel langsung memeluk mamanya. Dan tangan Bu Amanda terangkat untuk menepuk punggung putra keduanya.
Punggung Marcel terguncang pertanda ia sedang terisak, menangis bahagia.
Tangan sebelah kiri Bu Amanda terangkat dan mengelus pipi Cindra. Dengan deraian airmata bahagia, Cindra sambut tangan Bu Amanda untuk di genggamnya, dan dicium berkali-kali punggung tangan wanita paruh baya itu.
Setelah lama mereka larut pada suasana haru, Bu Amanda mengisyaratkan lelah dan ingin beristirahat. Sebelum Bu Amanda ditidurkan, Cindra sempatkan untuk mengganti Diapers dan membersihkan tubuh Bu Amanda lalu menggantikannya dengan pakaian baru.
Walaupun Marcel sudah menyiapkan perawat khusus untuk Mama nya, saat Cindra dengan sukarela mengerjakan semua pekerjaan itu, dia tidak bisa melarang. Alasan Cindra adalah mengobati kerinduan terhadap orangtuanya. Karena Cindra terbiasa merawat ibunya yang sakit kanker sejak dia berusia 14tahun.
'Makin kagum dan sayang sama kamu, Cin' Batin Marcel
"Yuk Kaka antar pulang" Cindra mengangguk
Treat like a queen adalah kebiasaan Marcel terhadap Cindra, dia tidak pernah malu melayani Cindra walau hal sepele, misalkan memasangkan sepatu, mengikat tali sepatu, membukakan pintu mobil. Berkali-kali Cindra protes agar tidak diperlakukan seperti itu, tapi laki-laki itu seperti tidak mau dilarang.
"Aku bisa pasang sendiri, ka"
"Iya aku tau" Jawab Marcel tetap kekeuh memasangkan seatbelt untuk Cindra
"Kita makan dulu ya, kamu pasti sudah lapar, hmm" tanya Marcel sambil melajukan mobilnya
"Kalau aku nolak, Kaka tetap maksa, kan?" Jawab Cindra
"he-um" Dengan senyum manisnya
"Ka, please jangan senyum" gumamnya, nyaris tidak terdengar. Tapi Marcel mendengarnya.
Lalu Cindra menempelkan tangannya ke dada kirinya. Menekan degup. Setiap melihat senyum Marcel hatinya berdetak tidak seperti biasanya
"Senyumku manis ya?"
"Iihh narsis"
"Akui aja, aku memang manis. Tapi senyum manisku hanya untukmu"
"Daebakkk! Ka Marcel mulai pandai ngegombal" Cindra terbahak
"Yang digombalin kan cuma kamu"
"Apa eyak" Tersenyum smrik
Marcel mengusap pucuk kepala Cindra dengan gemas.
**
"Mau pesan apa?" Sambil menyodorkan daftar menu
"Kaka yang pilihin, aku pemakan segala hehehe"
"Oke, semoga kamu suka menu yang aku pilih" Marcel menyodorkan kembali buku menu ke waiters
Tak berapa lama pesanan tersaji di atas meja.
"Wuiiihh.. keliatannya enak ka" seru Cindra
"Ayo makanlah. Aaa.." Marcel menyodorkan satu potong daging steak di depan bibir Cindra
"Ka, aku makan sendiri aja" Cicitnya karena malu disuapi
"Cobain pesanan kaka" Marcel tersenyum
Cindra menyambut suapan dari tangan Marcel. begitu pun sesekali menyuapi marcel. Mereka makan dengan diselingi obrolan dan candaan, seperti sepasang kekasih yang sedang memadu kasih. Dunia serasa milik mereka berdua.
Tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang mendokumentasikan adegan tersebut, lalu mengirimkan pada seseorang.
Seorang pria yang baru saja turun dari Kapal KRI beserta rombongan, bersiap melaksanakan upacara penyambutan kepulangan. Tiba-tiba ponselnya bergetar.
Drrtt..drrtt..drrtt
Sebuah pesan masuk dari anak buahnya. Photo dan video yang dikirim, kemudian dibuka.
Wajahnya langsung berubah masam, tangan mengepal dan mengeratkan gigi gerahamnya. Emosi menguasai. Namun dia tetap melaksanakan upacara penerimaan dengan baik sebagai komandan satuan.
Kepulangannya dari satgas selama satu tahun di pulau terluar Indonesia, rencananya akan dia jadikan kejutan. Dia sudah menyewa sebuah ruangan di restoran mewah dan nanti malam akan mengajak istrinya candle light dinner. Tapi justru dia yang lebih dulu mendapatkan kejutan.
Begitu upacara selesai, dia langsung tancap gas melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Tak sabar memberikan hukuman pada istri dan pria yang berani bermesraan dengan miliknya.
"U are mine, Cindra" gumamnya
Braaakkk...
Pintu dibuka dengan kasar. Nani terkejut dan berlari ke arah depan.
"Mana Cindra bik?!" tanyanya dengan menahan marah
"Non belum pulang, Tuan. Hari ini ada jadwal terapi pasien langganan" Nani menjelaskan dengan perasaan takut
'Aduh bapak keliatan marah banget, ada apa ya ini. Kasian non kalau kena amarah bapak' batin Nani
"Hah!! Terapi pasien kamu bilang, kenapa hingga malam belum pulang?" Tanya Hafiz
"Saya kurang tau, Tuan. Mungkin pasiennya lagi banyak Tuan".
"Kamu selalu membelanya, bik. Berapa kali saya minta laporan selalu kamu tutupi. Penyadap suara yang saya pasang sudah kamu rusak. Kamu bekerja dengan saya, mengerti!"
"Saya mengerti, Tuan. Tapi memang Non tidak neko-neko, anaknya baik, aktifitasnya hanya kuliah, di rumah dan klinik. Ga pernah keluyuran malam. Tuan jangan terlalu curigaan pada Non"
"Owhh kamu membelanya, bik. Kalau dia tidak neko-neko, lalu apa ini" Hafiz menyodorkan ponsel yang sedang memutar video kemesraan dengan Marcel
"Ohh itu mas Marcel, Tuan"
"Ya saya tau dia Marcel. Apa pantas seorang istri makan berduaan dengan pria lain" jawab Hafiz dengan nada tinggi
"S-saya tidak tahu, Tuan"
"Telepon dia suruh pulang sekarang!"
"Baik, Tuan"
Suara mesin mobil baru saja masuk di halaman.
Hafiz langsung keluar rumah menunggu orang yang sudah membuatnya emosi keluar dari mobil.
Cindra keluar dari mobil dengan pintu yang sudah dibukakan Marcel. Dengan tersenyum Cindra menyambut tangan Marcel untuk membantunya keluar dari mobil sport milik Marcel.
Cindra mematung saat melihat Hafiz sudah ada di depan halaman.
"Cindra, Masuk!!" Perintah Hafiz
Baru dua langkah kakinya berjalan, terdengar suara pukulan.
Bug..!!
"Ahhh...mas jangan!!" Teriak Cindra melihat Marcel kena Bogeman dari Hafiz
"Masukkk!!" bentaknya
Nani langsung menarik Cindra masuk
Bug..!! Marcel melawan pukulan Hafiz dengan pukulan
"Apa yang anda lakukan Tuan Zay?"
"Apa yang aku lakukan? Apa anda seorang pengangguran hingga punya waktu menggoda istri orang, Hah!!" Teriak Hafiz
"I-istri..?? Cindra istri kamu?" Marcel kaget dan tak percaya.
Mereka berdiri berhadapan, pembicaraan yang dihiasi emosi tidak bisa dihindari. Mereka saling melemparkan tatapan tajam, tangan mengepal, siap melancarkan serangan terhadap musuh.
"Apa ada yang terlewat? Setahuku, aku belum pernah menerima undangan pernikahan anda, Tuan Zay!" Senyum smirk
Hafiz diam sesaat
"Aku lupa mengundang anda" Hafiz berbohong
Tapi Marcel menangkap kebohongan dari mata lawan.
"Aahh.. Begitu ya, maaf saya tidak tahu anda sudah menikah. Karena tidak ada cincin melingkar di jari anda dan juga Cindra, istri anda" Tatapan Marcel memindai jari kanan dan kiri Hafiz yang sedang mengepal.
"Itu bukan urusan anda, Tuan Marcel" Hafiz nyaris gelagapan, namun dia masih menguasai diri agar kebohongan tidak terlihat
"Bisakah kita anggap ini kesalahpahaman, Tuan Zay? Anda tahu saya lelaki seperti apa"
Kata-katanya seakan mengalah, Namun dia tidak mudah begitu saja percaya pada lawan bicaranya
"Saya mohon anda bisa menjaga jarak dengan istriku, agar tidak ada kesalahpahaman lagi"
"Pria sejati tidak bercanda dengan status pernikahan. Anda dengan seragam abdi negara yang sedang anda gunakan sekarang ini, pasti lebih tahu aturan itu"
Marcel menekankan status pernikahan, dia meragukan pernikahan lawannya.
"I will do my self"
"Well, See you next time!" Marcel menepuk bahu Hafiz dan berlalu pergi meninggalkan Hafiz dengan kendaraan sport miliknya
"Apakah ada seorang yang berstatus istri, belum pernah berciuman? Sulit kupercaya. Bibirnya pun masih perawan" Marcel menggulum senyuman saat teringat kejadian sebelum mengantarkan Cindra pulang.
Hayooo... Kamu abis ngapain Marcel?? Author cemburu nihh!!