Tampan, mapan dan populer rupanya tidak cukup bagi sebagian perempuan. Vijendra sendiri yang menjadi objek dari ketidak syukuran pacarnya, atau mungkin bisa disebut mantan pacar. Ia memilih mengakhiri semuanya saat mendapati perempuan yang ia kasihi selama 3 tahun lamanya sedang beradu kasih dengan laki-laki lain.
Cantik, berprestasi dan setia juga sepertinya bukan hal besar bagi sebagian laki-laki. Alegria harus merasakan sakitnya diputuskan sepihak tanpa tahu salahnya dimana.
Semesta rupanya punya cara sendiri untuk menyatukan dua makhluk yang menjadi korban ketidak syukuran hingga mereka sepakat untuk menjadi TEMAN BAHAGIA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon firefly99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. See You Again!
Apalah arti sebuah pengabdian jika tidak bisa terkenang dihati orang lain? 44 hari telah terlewati, dan ini adalah hari ke-45 mereka berada di desa indah nan damai ini. Setelah semalam sibuk menata kembali barang bawaan, kini mereka sedang sibuk merapikan isi rumah yang telah menjadi saksi kebersamaan mereka.
Kasur yang sebelumnya terbentang, kini sudah berdiri dan bersandar pada dinding. Koper-koper juga sudah berbaris rapi, menunggu diangkut.
Alegria sudah rapi dengan kemejanya yang berwarna hitam, dipadukan dengan celana kain hitam. Rompi kampus menjadi pelapis kemejanya, sementara topi kampus menutupi kepalanya. Ia harus berpakaian sedemikian rapih dan cantik sebagai bentuk penghargaan pada orang-orang yang akan ia temui nanti. Entah untuk yang terakhir kali atau mungkin bisa bertemu lagi di lain waktu.
"Siap?" tanya Ali.
Pertanyaan Ali hanya dijawab dengan anggukan, tidak ada yang bersuara. Seolah suara mereka tertelan di tenggorokan, sangat susah untuk terdengar.
"Perfect circle, please!"
Mereka lalu membetuk lingkaran kecil dengan kepala tertunduk.
"Gue gak tahu gimana hari esok, apakah kita masih bisa seperti ini atau tidak, apakah masih ada kesempatan seperti ini atau tidak. Kalian adalah bukti nyata solidaritas, integritas, bijaksana, dermawan dan juga cerdas. Gue mau berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada kalian. Terima kasih untuk segala hal yang telah kita lalui bersama-sama. Maaf yang sedalam-dalamnya jika gue ada salah kata ataupun perbuatan yang tidak berkenan di hati kalian. Lucky to have you guys!" ucap Ali.
Air mata Alegria luruh sendiri, ia bisa merasakan usapan tangan Yoga pada pundaknya.
"Sama seperti Ali tadi, gue juga mau bilang makasih dan maaf." ujar Keanu.
"Gue harap kita tidak sampai di sini saja. Ayo jalin komunikasi yang baik." harap Fathan.
"Dan Ade, makasih untuk semua masakannya." ucap Naku.
Ucapan Naku tadi membuat mereka terkekeh kecil, lalu saling merangkul.
"Aku juga mau bilang terima kasih tak terhingga kepada kalian. Terima kasih karena sudah begitu pengertian dengan posisiku yang perempuan sendiri. Aku tahu yah, kalian selalu mengedepankan aku di atas kepentingan kalian. I feel that. Dan aku juga mau minta maaf jika sering ngomel atau apapun itu yang membuat kalian jengkel. Senang bersama kalian." ucap Ale.
Saat jarum jam menunjukkan angka 9 pagi, mereka lekas berangkat ke balai desa. Ternyata sudah ada truk yang mengangkut sembako yang akan dibagikan. Sembako ini adalah hasil patungan dan sumbangan dari beberapa sponsor yang berhasil mereka gaet.
"Berdirinya saya disini sebagai perwakilan dari teman-teman untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada pak kades dan jajarannya, kepada para tokoh masyarakat dan juga kepada lapisan masyarakat yang telah menerima kedatangan kami dengan tangan terbuka. Kami juga tentu ingin mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada perkataan ataupun perbuatan yang tidak berkenan dihati bapak dan ibu sekalian. Seperti yang kita ketahui bersama, dimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan. Dan sekarang sudah saatnya kami untuk pamit...." Fathan berdiri di tengah-tengah perangkat desa sambil memegang mic.
Setelah itu, barulah sembako disalurkan kepada masyarakat. Di desa ini hanya terdapat 721 kepala keluarga, jadi sembako bisa dibagikan dengan rata.
"Pak kades, ini kunci rumah dan kunci motornya. Terima kasih untuk semua bantuan yang bapak berikan selama kami berada di sini." ucap Ali setelah menyerahkan kunci kepada pak kades.
"Kami yang seharusnya berterima kasih kepada kalian. Keberadaan kalian di desa kami bagai lentera yang menyinari kegelapan." pak kades sepertinya juga cukup mellow hari ini.
Alegria bahkan sudah dalam dekapan Bu kades yang menangis, sepertinya sangat berat untuk melepasnya pergi.
"Tinggallah beberapa hari lagi." pinta pak kades.
"Mohon maaf, pak. Seseorang menunggu kami di kota." tolak Yoga halus.
"Kakak Ade, fotoku mana yah?" tanya anak-anak.
"Iyaa, mau liat!"
Alegria terkekeh. "Sebentar yah Bu." pamit Alegria. Ia berjalan ke teras posko dimana terdapat beberapa kardus. "Baris yang rapi yah. Ada semua kan ini?"
"Iya kaka"
"Ada semua."
"Mau liat kakak pergi."
Seruan-seruan itu membuat Alegria tertawa kecil. Adik-adik bimbelnya memang datang semua ke posko untuk melihatnya pergi.
"Huaah, dapat makanan juga.Padahal yang diminta cuma foto "
"Makanannya banyak."
"Ada susu juga."
"Terima kasih kakak."
"Belajar yang rajin yah semuanya." pesan Alegria setelah tugasnya selesai.
Beberapa menit setelah Alegria membagikan paket cemilan kepada adik-adik bimbel, sebuah mobil pick up terlihat mendekat ke posko. Mobil yang akan mengangkut mereka ke kota. Para penduduk desa datang berbondong-bondong untuk melihat anak KKN pergi.
"Ini buat adik-adik. Kain tenun buatan mamak. Sebagai bentuk terima kasih kami kepada kalian yang sangat tulus membantu membangun desa ini. Kami sungguh berterima kasih." sepasang orang tua yang dituakan di desa memasangkan kain pada bahu mereka.
"Terima kasih mamak." ucap Alegria. Ia bahkan dipeluk oleh mamak, sehingga ibu kades juga ikut bergabung.
Tangis dan haru tidak terhindarkan lagi.
"Hati-hati di jalan. Semoga panjang umur dan kita semua bisa bertemu kembali." pesan pak kades sambil menepuk bahu anak KKN saat mereka berjabat tangan.
Koper-koper sudah tersusun di atas mobil, kini saatnya mereka yang naik ke mobil. Tangan kanan melambai, sementara tangan kiri mengusap air mata.
Alegria bisa melihat ketulusan itu dari atas mobil yang perlahan menjauhi posko. Anak-anak, laki-laki, perempuan, orang dewasa dan juga orang tua melepaskan kepergiannya dengan rasa haru. "See you again desa cantik" ucapnya dalam hati.
"Berat datang ke sini, tapi lebih berat lagi untuk meninggalkan tempat ini." ucap Naka setelah sekian lama terjadi keheningan.
"Gak expect bakal seperti ini. Melihat reaksi penduduk tadi, gue merasa jadi manusia yang paling bahagia di semesta." Fathan juga mengutarakan perasaannya.
"Pertanyaan aku tentang kenapa harus ini dan itu, akhirnya terjawab dengan sendirinya. I mean, disaat anak-anak lain mendapatkan tempat yang menurut gue lebih nyaman, kita malah ditempatkan di desa yang sangat jauh dari tempat asal kita. Sekarang gue sangat bersyukur, desa kecil dan jauh itu akan abadi dalam ingatan gue." ujar Yoga.
"Pikiran gue lebih terbuka melihat sendiri bagaimana kesenjangan itu terjadi. Namun yang paling bikin gue tertampar adalah, rasa syukur mereka yang begitu besar." Naku sepertinya sambil merenung belakangan ini.
Perjalanan ke kota di isi dengan cerita-cerita selama mereka di desa. Ada banyak kejadian lucu yang terekam dalam ingatan. Alegria sendiri bahkan sudah bisa ikut nimbrung setelah merasa lebih baik. Ia melepaskan kain yang menyelimuti punggungnya, lalu melipatnya dan menyimpannya ke dalam ransel dimana barang-barang berharganya berada.
Mau pantengin terus sampai tamat ahh 😁
Semangat kak bikin ceritanya 🤗 ditunggu sampai happy ending yahh 😘