Albert Smirt, mafia kejam yang ditakuti semua orang. Dan yang membuat kita tahu bahwa mafia ini juga sering bermain dengan wanita mal4m maupun wanita pengh1bur untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Bella/Bellinda dari sebuah insiden, membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan merubah dirinya menjadi pria yang sangat posesif hingga membuatnya candu. Bagaimana selanjutnya?
"Kita mulai yah!" kata Albert.
"Tapi, mungkin ini sakit," ucap Bella.
"Aku tidak akan menyakitimu, Sayang. Jadi kita mulai yah!" ucap Albert sekali lagi yang di jawab anggukan kepala oleh Bella.
penasaran? yukk baca!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aery_your, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pabrik terbakar
Pagi hari sudah dibuat heboh oleh telepon dari Joe. Frans yang mendapat kabar bahwa pabriknya di obrak-abrik oleh seseorang menjadi marah.
Bagaimana tidak, pabrik yang ia jalani selama tujuh tahun ini baru kali ini di usik oleh orang yang tak dikenal.
Apalagi yang semakin membuatnya marah adalah, saat pabriknya yang di sebelah pabrik lain terbakar tak tersisa.bFrans sangat murka akan hal itu.
"Cepat kalian cari orang yang mensabotase pabrik milikku!" perintah Frans pada anak buahnya dengan dingin.
"Baik, Tuan! sembari membungkuk hormat lalu pergi.
"Ada apa ini? Kenapa menjadi ribut seperti ini? Ada apa, Frans?" tanya Albert yang baru saja sampai di tempat itu.
"Pabrik bahan konsumsi terbakar. Untung saja api itu tidak menjalar ke pabrik tekstil," jelas Frans.
Sial!! umpat Albert.
Bella memegang tangan Albert hingga Albert menjadi tenang.
Sementara, Frans ia semakin kesal melihat sikap Bella yang manis itu terhadap saudara sepupunya.
Cemburu. Yah, Frans sangat cemburu.
Dan tentunya Albert tahu akan hal yang itu, bahwa Frans sedang cemburu.
"Kamu istirahat yah di rumah. Sebab, aku ingin melihat pabrik dulu," pinta Albert.
"Kamu perginya, hati-hati yah!" Albert mengecup singkat lebih dulu kening bella sebelum ia benar-benar berangkat bersama Frans.
Setelah kepergian Albert dengan Frans hatinya sangat takut. Sebab apa, sebab di pikirannya sudah pasti akan terjadi peperangan antara Albert bersama orang yang mensabotase pabrik Frans.
Saat kepergian Albert, Bella dengan cepat mengikutinya bersama William, l pengawal Bella dimana pun Bella pergi.
"Ayo, William. Kita ikuti mobil Albert!" perintahnya.
"T tapi, saya takut Nona. Saya takut apabila, Tuan Albert marah dan menghukum saya," jawabnya.
"Kamu tenang saja, kita tidak akan turun dari mobil kok. Kita lihat mereka dari kejauhan saja. Dan yah.. kamu juga nggak usah takut apabila ada bahaya yang mengancam aku, sebab aku juga sudah memiliki senjata," seraya memperlihatkan senjata dari balik tasnya.
William mengangguk. "T tapi, saya beneran takut, Nona."
Bella berdecak kesal mendengar perkataan William yang tahunya hanya takut.
"Kalau kamu, nggak mau antar aku, mending kamu turun dari mobil sekarang! Biar aku yang pergi sendiri!" perintah Bella kesal.
Glekk
Dengan cepat William menggeleng hebat. Ia tetap saja menolak. Sebab apabila Bella pergi sendirian, akan ada bahaya yang ia dapatkan nanti dari suatu sana.
"B baik, Nona. S saya akan mengantar anda. Anda masuklah!" seraya membukakan pintu mobil.
Bella tersenyum lalu masuk.
"Kamu tahu kan, pabrik Klan Smirt?" tanya Bella yang di jawab anggukan kepala oleh William.
Bella kembali tersenyum. "Kita kesana!" pinta gadis itu.
"T tapi, Nona--" ucapannya tergantung saat ia melihat wajah Bella di balik kaca spion. B baik!" Seketika Willian mengiyakan kemauan Bella.
William menghela napas gusarnya lalu menginjak pedal gas di bawah sana dengan kecepatan tinggi.
Sesampai di pabrik. Dari kejauhan Bella memperhatikan pabrik itu ternyata benar-benar gosong dan habis.
Dia segera membuka kaca mata yang bertengger di balik hidung mancung kecilnya. Ia memperhatikan sekeliling yang sangat memprihatinkan.
Sementara di dalam sana, Albert melihat pabrik yang hangus itu. Disana juga sudah ada Joe, Frans dan juga para anak buahnya.
Albert berjalan memperhatikan sekitar mencari tahu titik dari kebakaran. Saat ia berjalan terus menerus ia tak sengaja melihat satu lambang JSP.
Albert mengerutkan keningnya lalu mengambil lambang itu. Ia memperhatikannya. "Sial!! Ternyata ini adalah lambang Joseph. Dia benar-benar sudah tidak ingin hidup yah?" Rahangnya mengeras dengan tangan yang meremas kain lambang itu.
Joe dan Frans yang melihat kemarahan Albert sontak menghampirinya.
"Ada apa?" tanya Joe.
Albert memberikan kain lambang itu pada Joe.
"Sial! Kurang ajar mereka. Bisa-bisanya mereka melakukan ini," kata Joe marah.
"Sudah aku pastikan mereka tidak akan pernah tenang melakukan ini pada, Kaln Smirt," kesal Albert.
"Semuanya kumpul!" teriak Joe memerintah.
Semua anak buah Klan Smirt pun berlari dan berkumpul di hadapan ketua mafianya.
"Kita, harus serang balik orang yang menghabisi pabrik ini!" geram Albert.
"Kalau boleh tau, siapa yang melakukan ini, Tuan?" tanya salah satu anak buah Klan Smirt.
Joe mengangkat kain lambang itu. Sontak anak-anak buah Klan Smirt mengangguk marah dengan tangan yang terkepal di bawah sana.
Sementara dari balik pabrik yang masih utuh, seorang pria dari balik mobil tengah memperhatikan klan Smirt dari balik mobil yang tak jauh dari mobil yang Bella kenakan.
"Si siapa itu?" tanya Bella dengan suara kecilnya.
Saat Bella memperhatikan orang itu, Bella terkejut saat pria itu menaikkan satu senjata dan menyodorkannya mengarah pada Albert.
Bella terkejut. Dengan mata yang melirik pria itu bergantian melirik Albert membuat tubuhnya dingin.
Dan sudah Bella pastikan bahwa pria itu akan menemb*k Albert.
Bella segera membuka kaca mobil itu dengan pelan tanpa sepengetahuan William sang pengawal.
Bella mengangkat pistolnya lalu menodongkan ke arah pria yang sedang menodongkan senjata dari jauh ke arah Albert.
Dan
DORRRR
Seketika suasana menjadi cekam. Anak-anak buah Klan Smirt berhamburan mencari perlindungan dan bersiap untuk menyerang balik.
Begitu pun dengan Joe dan Frans. Namun beda dengan Albert yang tinggal di tempat bersiap untuk menyerang.
Namun beberapa menit tak ada lagi perlawanan.
Dan dari kejauhan mobil dari Klan Smirt terlihat. Albert menurunkan senjatanya lalu berjalan menuju mobil itu.
Ia melihat seorang pria sudah tergeletak tak bernyawa dengan darah yang bersimbah di pelipis. Sudah Albert pastikan bahwa pria itu sudah tewas.
"Joe, Frans!" teriak Albert. Sontak keduanya berlari menuju dimana suara itu berada. Di susul beberapa anak buahnya.
Sesampai disana, Joe dan Frans terkejut melihat pria itu. "Cepat kalian berpencar! Jangan sampai ada penyusup lagi di sekitar sini!" perintah Frans yang di laksanakan oleh anak-anak buahnya. Begitu pun dia dan Joe. Mereka juga ikut mencari. Hanya ada Albert disana.
Ia menoleh ke mobilnya lalu mengetuk kaca mobil itu. Saat kaca mobil itu terbuka ia melihat Bella tersenyum manis.
Kedua mata Albert melotot dengan mulut yang terbuka lebar. "Astaga, William!" kesal Albert menggedor kaca depan. William yang ketakutan sontak membuka kaca itu.
"Turun kau!" perintah Albert geram.
Dengan cepat William keluar, ia membungkuk hormat saat sampai di hadapan Albert.
Bukk
"Apa yang kau lakukan disini, hah? Kenapa kau membawa, Bella kemari?" kesal Albert mencekal jas William.
Bella yang melihat kemarahan Albert pada pengawalnya langsung membuka pintu lalu menarik tangan Albert.
"Sayang.. aku yang meminta, William agar aku bisa mengikutimu dari belakang. Andai saja, aku tidak ikut, pria itu sudah menembak kepalamu," sembari menendang tubuh pria yang tak bernyawa itu.
Albert melotot mendengarnya, namun dengan cepat raut wajahnya kembali datar. "Tapi, itu semua berbahaya, Bella. Kalau kamu kenapa-kenapa, aku bisa apa, hah? Lain kali kamu jangan lakukan ini lagi!"
Bella terkekeh lalu mengangguk.