Tentang Cinta Dan Luka
"Jangan pergi Diana kamu jangan gila. Ini hari pernikahan kamu. Masa kamu akan pergi dan meninggalkan acara pernikahan ini"
Diana melepaskan pegangan tangan Kakaknya itu. "Aku memang salah Kak, ternyata aku belum siap untuk menikah dengan Kak Reynan. Ternyata aku masih menginginkan kebebasan dalam hidup aku. Tolong jangan halangi aku lagi Kak, ini adalah sebuah kesempatan yang bagus untuk aku"
Diana yang beberapa jam lagi akan melakukan pernikahan dengan kekasihnya. Namun ternyata dia mendapatkan panggilan dari sebuah agency yang dia mimpikan itu dan dia di terima sebagai model disana. Tentu Dinda tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Diana sudah sangat memimpikan hal ini.
"Tapi Dek, kamu tidak bisa meninggalkan pernikahan ini. Kakak harus bagaimana, Dek?"
"Terserah Kakak mau melakukan apa, yang penting aku bisa mengejar mimpi aku dulu. Nikah bisa nanti-nanti lagi saja"
Diana berlari keluar dari kamarnya, dia menggunakan jaket dan topi agar tidak ada yang menyadari jika dia yang melarikan diri itu. Dia langsung naik taksi yang sudah dia pesan dari awal.
Di dalam kamar, Delia hanya mengusap wajah kasar. Dia tidak tahu harus melakukan apa saat ini. Delia menatap gaun pengantin milik Diana yang terletak begitu saja di atas tempat tidur. Perlahan Delia menyentuh gaun itu.
"Apa yang harus aku lakukan saat ini?"
Delia mencari Ibunya untuk mengatakan apa yang terjadi. Ibu sedang sibuk menyambut para kerabat yang datang utuk menyaksikan pernikahan ini. Delia segera menghampirinya.
"Bu, aku harus bicara sebentar. Ikut aku"
Delia menarik tangan Ibu dan membawanya ke kamar dimana seharusnya pengantin wanita berada disana. Ketika Ibu masuk, dia juga merasa heran karena Diana tidak ada disana.
"Kak, dimana adik kamu?"
Seolah sudah mempunyai firasat tidak enak, Ibu terlihat sangat cemas sekarang. Delia mengajak Ibu duduk di pinggir tempat tidur. Gaun pengantin masih ada disana.
"Bu, barusan Diana pergi. Dia ..."
"APA?!" Ibu langsung berteriak panik. "... Delia, kenapa kamu tidak mencegahnya? Kemana Diana pergi? Apa kita bisa mengejarnya? Kita cari dia sekarang. Aduh, acara akan segera dimulai sebentar lagi"
Delia memegang tangan Ibu, dia juga sama panik dan bingung saat ini. "Sudah tidak mungkin terkejar Bu, dia sudah pesan taksi dan pastinya sekarang sudah pergi dengan taksi"
Ibu berdiri, berjalan mondar-mandir di depan Delia. Dia panik sekarang. Tidak mungkin mengecewakan keluarga Reynan yang sudah banyak membantu keluarganya. Bahkan dia yang membayar lunas semua hutang peninggalan suaminya yang sudah meninggal. Ibu tidak bisa membuat keluarga mereka marah dan kecewa padanya.
"Ya ampun Diana, apasih yang kamu pikirkan"
"Bu, sebaiknya kita bicarakan dulu semua ini sama keluarga Reynan. Kita tidak bisa mengambil solusi sepihak, keluarga Reynan juga harus tahu tentang ini"
"Yaudah, sekarang kamu panggil mereka kesini"
Delia mengangguk, dia segera keluar Rumah. Mendatangi keluarga Reynan. Meminta mereka untuk ikut bersamanya.
"Delia, ada apa ini? Sepertinya hal serius?" tanya Ibu Dian, Mamanya Reynan.
"Em, nanti kita bicarakan saja di dalam, Bu. Bersama Ibu saya"
Ketika masuk ke dalam Kamar ini, Reynan sudah merasa tidak enak ketika melihat gaun pengantin yang seharusnya sudah di pakai oleh pengantin wanitanya, tapi ini masih berada di atas tempat tidur dengan rapi.
"Ada apa ini? Dimana Diana?" tanya Reynan, sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya.
Ibu dan Delia menunduk, bingung harus memulai menjelaskan darimana. Apalagi Ibu yang sudah menangis, dia merasa malu dengan sikap yang diambil oleh anaknya ini.Pergi dihari pernikahannya. Delia merangkul Ibunya, mencoba menenangkan Ibu agar bisa menjelaskan semuanya pada orang tua Reynan.
"Maafkan anak saya, Bu Dian dan Pak Wira. Terutama pada Nak Reynan. Saya juga tidak menyangka kalau Diana akan melakukan ini"
"Tunggu! Apa maksudnya permintaan maaf itu? Dimana Diana?" tanya Reynan dengan tatapan dingin.
"Diana pergi Rey" jawab Delia tanpa bisa menutupinya lagi.
Deg.. Tubuh Reynan langsung membeku. Ini seperti mimpi. Bagaimana mungkin wanita yang dia cintai selama ini, pergi meninggalkannya di hari pernikahan mereka.
"Tidak! Diana tidak mungkin melakukan itu. Kau jangan berbohong"
Ibu Dian langsung memegang tangan anaknya, dia tahu Reynan sedang emosi sekarang. "Tenang dulu Rey, biar kita cari jalan keluarnya. Lagian kenapa Diana bisa pergi? Apa dia memberitahu kamu alasannya, Delia?"
"Dia hanya bilang jika belum siap untuk menikah" jawab Delia apa adanya.
"Tidak! Diana tidak mungkin melakukan itu" teriak Reynan dengan penuh emosi.
"CUKUP!" Satu kata yang keluar dari mulut Pak Wira yang sejak tadi diam saja. "... Kepergian Diana sudah menunjukan jika dia tidak serius dengan pernikahan ini. Dan apapun yang terjadi, pernikahan ini tetap harus terjadi"
"Tapi bagaimana caranya Pa? Siapa yang akan menjadi pengantin wanitanya?" tanya Ibu Dian pada suaminya.
Tatapan Pak Wira langsung tertuju pada Delia yang sejak tadi hanya diam saja sambil merangkul bahu Ibunya. Menyadari akan tatapan Pak Wira, Delia merasa bingung.
"Kita lanjutkan acara pernikahan ini. Dan Delia yang jadi pengantin wanitanya"
"Tidak!" teriak Reynan, dia menatap Ayahnya dengan tatapan tidak percaya. "... Aku tidak mau menikahi wanita yang tidak aku cintai. Delia itu hanya sebatas teman bagiku. Tidak lebih! Sebaiknya pernikahan ini batal saja!"
"Reynan kusuma! Pernikahan ini tidak mungkin batal apapun yang terjadi. Delia akan menjadi pengantin wanitamu. Delia, kamu siap menjadi pengantin untuk Reynan?"
Delia masih terkejut dengan semua ini. Dia melirik ke arah Reynan yang terlihat masih begitu marah padanya. Ucapannya tadi, cukup membuat hati Delia tergores luka. Pria yang dia cintai secara diam-diam selama ini, memang tidak pernah mau mencintainya. Hingga dia langsung menolak usulan Ayahnya ini.
Ibu Dian menghampiri Delia, dia tahu jika gadis itu pasti masih terkejut sekarang. Menepuk lembut bahu Delia. "Nak, Mama tahu ini tidak akan mudah dan mengejutkan bagi kamu. Tapi tolong bantu keluarga kami ya. Jika pernikahan ini gagal, maka nama baik keluarga kami akan hancur. Tolonglah"
Delia menghela nafas pelan, dia menoleh dan menatap Ibunya. Dan kali ini Ibu langsung memegang kedua tangan Delia. Menatapnya dengan lekat juga.
"Kak, sekarang harapan Ibu cuma kamu satu-satunya. Jangan sampai membuat nama baik keluarga Pak WIra tercemar. Tolong mau menikah dengan Nak Reynan ya sebagai pengganti adik kamu" ucap Ibu.
Ya Tuhan, apa untuk bisa mendapatkannya, harus menjadikanku sebagai pengganti adikku sendiri?
Delia benar-benar tidak mempunyai pilihan lain. Apalagi melihat tatapan Ibu yang penuh permohonan padanya. Akhirnya dia hanya mengangguk menyetujui.
"Baik, aku akan menjadi pengantin pengganti untuk Reynan"
Meski Reynan menunjukan wajah yang tidak suka atas keputusan Delia. Namun, dia juga tidak bisa melakukan apapun. Apalagi ketika Ayahnya sudah bertindak. Pak Wira jelas tidak akan membiarkan pernikahan ini batal, karena nama baik keluarganya akan tercoreng.
*
Akhirnya acara sakral pernikahan terlaksana dengan nama mempelai wanita yang diganti.
Para tamu undangan cukup bingung karena mempelai wanita tidak sama seperti yang ada di foto undangan pernikahan itu. Namun tidak semua tamu undangan memperhatikan tentang itu.
Delia hanya menunduk di samping suaminya, dia tidak bisa menahan detak jantungnya yang semakin kencang. Bagaimana dia tidak pernah membayangkan jika saat ini dia berdiri disini bersama pria yang dia cintai selama ini.
Delia dan Reynan memang pernah satu kampus saat kuliah. Tentunya sebelum adiknya masuk kuliah di kampus yang sama. Saat itu Reynan menjadi senior Delia di kampus yang sedang melanjutkan S2 disana. Reynan baik dan selalu membantu Delia jika ada sebuah tugas yang harus Delia kerjakan dan dia tidak begitu mengerti. Namun ternyata Delia tidak bisa menahan perasaannya. Dia jatuh cinta pada Reynan.
Tapi takdir berkata lain ketika Reynan mengatakan jika dia menyukai adiknya dan akan segera mengungkapkan perasaannya setelah dia lulus.
Dan selama bertahun-tahun Delia selalu memendam perasaannya itu. Dia hanya bisa menahan rasa sakit ketika melihat kemesraan keduanya yang sering terlihat di depan mata Delia selama ini.
Tapi takdir Tuhan benar-benar tidak bisa di tebak. Dan hari ini Delia bisa berdiri di pelaminan bersama dengan pria yang dia cintai selama ini.
"Kamu jangan berharap jika pernikahan ini akan bertahan lama. Aku melakukan semua ini hanya untuk menyelamatkan nama baik keluargaku" bisik Reynan pada Delia
Reynan hanya tidak ingin memberikan sebuah harapan yang terlalu besar pada Delia. Karena nyatanya dia tidak akan pernah bisa mencintai Delia, karena yang ada di hatinya hanya ada Diana.
Delia hanya terdiam dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Kamu hanya berharap terlalu jauh De, sudah tahu jika Kak Reynan tidak pernah menyukai kamu. Apalagi mencintai kamu, seperti apa yang kamu rasakan.
Sepertinya awal hidup baru Delia tidak akan seperti apa yang dia bayangkan. Mungkin awal kehidupan baru akan di mulai setelah pernikahan ini. Bukan sebuah pernikahan yang benar-benar dia bayangkan. Pernikahan yang bahagia dengan suami yang mencintainya. Karena ternyata pernikahannya ini tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan dalam sebuah mimpi pernikahan ini.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments