Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Hari demi hari pun berlalu, Ifah disibukkan dengan mengolah data Tesis tentang Deradikalisasi Agama dalam Kurikulum 2013 (Implementasi pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA).
"Kak Ifah sibuk banget." sapa Suci masuk ke dalam kamar Ifah lalu duduk disamping Ifah yang sedang stay depan laptop.
"Iya dong, biar cepat kelar ini. Ada apa?" jawab Ifah lalu bertanya tanpa menoleh sedikit pun.
"Kami mau bikin acara kak, kakak mau ikut gak?" tanya Suci.
"Acara apa? Dimana? Kapan? Lewat mi tahun baru Suci?" tanya Ifah beruntun.
"Tanyanya satu² kak. Apa tadi? Acara apa? Kami rencana bakar² ikan dipinggir pantai. Bagus gak ya?" tanya Suci balik.
"Lebih baik acara dikos saja supaya lebih enak! Kalau ke pinggir pantai hanya pindah makan de." jawab Ifah.
"Tapi kan dapat suasana baru kak." ujar Suci.
"Boleh juga, nanti aku bagian makan saja ya!" ucap Ifah enteng.
"Ya bantu dong kak. Kakak seniornya!" sahut Ocha menyusul ke kamar Ifah.
"Rencana kami bakar² ikan di pantai situ jalan lingkar dekat. Terus rencananya hari Sabtu atau Ahad pas libur kuliah." ucap Suci menjelaskan.
"Boleh lah juga." jawab Ifah santai. "Laksanakan." imbuhnya.
"Ok. Kita kabari yang lain Ci." ucap Ocha bangkit dari duduknya menuju kamar teman²nya. "Hay semua, acara ki hari Sabtu sore bisa? Kita bakar ikan di jalan lingkar." ucapnya dengan lantang mungkin akan terdengar hingga keluar.
"Pake mix sekalian Ocha, sana di masjid." ledek Fatma sambil geleng kepala dengan kelakuan random teman kamarnya.
"Hehehe. Sudah dengar semua?" ucapnya lagi dengan lantang sambil cengengesan.
"Dengar bahkan sampai diluar Cha." jawab Suci keluar dari kamar Ifah.
"Ok aman." ucap Ocha lirih.
Sorenya Ifah harus ke kampus menemui dosen pembimbingnya.
"Harus siap segera bimbingan dan hasil." gumam Ifah semangat. Tiba di kampus Ifah harus menunggu karena dosen pembimbing sedang menguji.
"Tabe kak. Pak Kaprodi PGMI masih lama gak ya?" tanya Ifah pada staf. PGMI kepanjangan dari Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
"Sebentar lagi de, tunggu saja disini." ucap staf tersebut.
"Terima kasih kak." ujar Ifah ramah. Usai menunggu beberapa menit keluar lah pembimbingnya dari ruang ujian.
"Hay Fah. Dari tadi?" tanya nya.
"Baru kok pak. Dimana mau bimbingan pak?" tanya Ifah balik.
"Ke ruangan saya saja." ajaknya lalu Ifah mengekor dibelakang pak Pembimbing.
"Coba saya lihat Tesismu Fah." ujarnya, lalu Ifah menyerahkan Tesisnya dihadapan pak Pembimbing namanya pak Dr. Darwis.
"Ini pak yang kita sarankan." Ifah tunjukkan koreksiannya. Pak Darwis manggut² paham!
"Baiklah. Lanjut kan saja, sudah waktunya Hasil." ujarnya lalu Ifah berubah ekspresi bahagia yang awalnya was².
"Alhamdulillah pak. Terima kasih." ucapnya lega karena hampir setiap hari bimbingan tidak kenal waktu siang sore bahkan pagi. Seandainya malam bisa mungkin juga akan bimbingan malam. Hahaha.
"Iya. Ke Pembimbing satu untuk konfirmasi." pesan beliau.
"Baik pak. Hanya tempo hari beliau serah kan bimbingan selanjutnya ke kita karena dari beliau sudah lolos atau ACC." ucap Ifah menjelaskan.
"Kalau sudah sini ku tanda tangani lalu mendaftar." ucapnya lagi lalu tanda tangan.
"Terima kasih. Saya pamit pak." pamit Ifah pada pembimbingnya.
"Ok." jawabnya singkat.
Ifah melangkah menuju kos dengan bahagia. "Besok pagi harus daftar, tapi aku harus chat pembimbing satu dulu nih." batin Ifah.
"Dari mana kak?" tanya Suci kepo.
"Bimbingan." jawab Ifah singkat lalu duduk dikursi.
"Gimana ACC?" tanyanya penasaran.
"Alhamdulillah." jawabnya dengan senyum manis.
"Alhamdulillah kak. Mantap." ujarnya lagi.
"Aku masuk dulu ya!" pamit Ifah. Suci hanya mengangguk dia lalu memegang hpnya untuk menghubungi seseorang.
"Alhamdulillah." batin Ifah. Betapa bahagianya Ifah bisa ACC untuk lanjut seminar Hasil.
Malamnya istirahat, tidak lupa kabari pembimbing satu bernama pak Dr. Budi.
"Assalamu'alaikum ayah. Maaf mengganggu, saya mau memberikan informasi jika Tesis saya sudah di ACC oleh Pembimbing dua untuk lanjut Seminar Hasil ayah. Terima kasih." Chat Ifah ke pembimbing satu, karena sudah akrab dan sudah tua pembimbingnya suka jika dipanggil ayah sudah seperti orang tua dan anak.
"Waalaikumsalam nak. Lanjutkan." balasnya.
"Alhamdulillah aman. Besok daftar! Semangat." gumamnya pelan. "Istirahat deh." usai shalat belajar lalu istirahat bersama sang adik.
***
Keesokan harinya Ifah bangun subuh shalat lalu masak dan sarapan. Tepat pukul 07.00 dia harus segera bersiap mandi dan berangkat ke kampus. Pukul 08.00 Ifah berangkat untuk mendaftar seminar hasil.
"Berkas. Alhamdulillah lengkap." batinnya setelah mengecek berkasnya. "Saatnya Otw." lanjutnya. Sedangkan Nisa sang adik sudah berangkat sejak pukul 07.00.
"Mau kemana kak?" tanya Ocha.
"Mau arisan Cha." jawabnya becanda. "Ke kampus lah. Ada² saja pertanyaan kamu." jawabnya serius.
"Lah pagi sekali kak."
"Supaya cepat selesai urusan Cha. Kamu kuliah jam berapa?" tanya Ifah.
"Masuk jam 9 aku kak." jawabnya dengan wajah bantal baru bangun.
"Kamu baru bangun jam segini Cha?" tanya Ifah sambil geleng² kepala. "Gadis itu harus rajin bangun subuh Cha." nasihat Ifah lalu berangkat.
"Haid aku kak jadi malas." ucapnya santai.
Setibanya di kampus Ifah langsung mendaftar.
"Kak mau daftar Seminar Hasil kak. Ini berkasku kak." ucap Ifah seraya menyodorkan berkasnya dengan Tesisnya.
"Bundel antero tesisnya de. Ini lembar yang harus diisi." ucap Kak Sandra.
"Ok. Ku bundel pale dulu kak. Makasih." lalu Ifah pergi membundel Tesisnya di rumah ayah Budi.
"Permisi. Pak mau bundel Tesis lama kah?" tanya Ifah ketika sampai ditempat bundel.
"Ifah, tunggu sebentar!" jawab pak Mahfud. Usai menyelesaikan pekerjaannya lalu nyamperin Ifah. "Kenapa?" tanyanya.
"Ini pak mau dibundel. Kapan jadi ya pak?" tanya Ifah serius.
"Besok kapang, karena masih ada pekerjaanku ini." tunjuknya pada Tesis lain yang harus dibundelnya.
"Baiklah pak. Besok ku ambil." jawab Ifah lesu. "Berapa semuanya pak?" tanyanya lagi.
"Ini tujuh kah yang mau di bundel?" tanya pak Mahfud.
"Enam saja pak. Berapa ya? Nanti aslinya untuk saya pak." jawab Ifah.
"Enam kali lima belas ribu Fah, semua tujuh puluh lima ribu." jawabnya setelah menghitung menggunakan kalkulator. Ifah mengeluarkan uang 100rb lalu dia berikan pada pak Mahfud.
"Ini pak, saya bayar memang ya supaya besok tinggal ambil. Jam berapa pak bisa saya ambil Tesisnya?"
"Jam delapan bisa." jawabnya dan Ifah hanya menggut².
"Makasih pak." ucapnya lalu salam dan pergi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading!