bercerita tentang seorang ceo kaya raya dan sukses bernama Sagara, dia mencintai seorang gadis bernama Nayla, yang ternyata gadis itu adalah anak dari pria yang membu*nuh ibu kandung Saga.
Bagaimana kisah selanjutnya apakah dia akan terus mempertahankan cinta atau membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bersiaplah pergi ke neraka
Saga berjalan mendekati ayah dan juga mantan tunangan nya tersebut, dan masih menggendong Nayla yang masih berontak, ketika mereka sudah saling berdekatan Nayla pun melihat kearah tuan Adrian dan juga Priska namun ketika melihat Priska rasa benci yang dia rasakan makin menjadi, dia pun memberontak kembali semakin menjadi.
" jadi perempuan gi la ini yang ingin kamu perjuangkan, kamu rela meninggalkan priska hanya demi perempuan gi la ini " ucap tuan Adrian dengan berang.
" tutup mulut anda, dia tidak gi la, sebaiknya anda menyingkirkan dari hadapan saya, anda menghalangi jalan saya " ucap Saga dingin, lalu dia pun melihat kearah Priska dan menatap tajam.
" saya sudah peringatkan anda untuk tidak macam macam dengan saya, tapi sepertinya anda menganggap bahwa perkataan saya seperti angin lalu, jadi bersiaplah jika angin itu mulai menerpa anda " Priska menelan ludahnya dengan kasar, mendengar kata kata yang diucapkan oleh Saga.
" gawat... apa mungkin dia sudah mengetahui semuanya, bagaimana mungkin?? Bukankah orang yang menembak gadis itu sudah mati, lalu bagaimana dia bisa mengetahui semuanya, atau jangan jangan dia hanya menggertak saja " ucap priska dalam hatinya, mendadak dia menjadi cemas dan tak tenang, dia memang bodoh seharusnya dia tidak mengirim pembunuh bayaran yang tolol untuk melaksanakan tugas ini. Sekarang hidupnya sudah di ujung tanduk, apa boleh buat dia harus bisa mempertahankan diri bahkan jika memungkinkan dia harus bisa melawan Saga, begitulah tekad Priska.
.
.
.
" astaga apa yang dengan putriku " ucap tuan Hermawan dengan cemas saat melihat Nayla yang tertidur di gendong Saga. Sejenak Saga tertegun saat melihat ayahnya Nayla, pria yang dengan sengaja menabrak ibunya saat menyebrang untuk menghampirinya tujuh belas tahun yang lalu. Sementara tuan Hermawan sendiri memang tidak mengetahui sosok Saga maupun tuan Adrian, dia hanya tahu ibunya Saga, karena dia sempat menghadiri pemakaman ibunya Saga yang secara kebetulan dimakamkan tak jauh dari pemakaman ibunya Nayla.
Awalnya dia memang sangat marah dan dendam terhadap Hermawan tapi setelah dia menyelidiki ternyata orang yang menyuruh untuk membunuh ibunya adalah tuan Adrian ayah kandung nya sendiri, membuat dia terpukul dan berubah menjadi membenci ayahnya. Namun dia pun tetap membenci tuan Hermawan hingga saat dia bertemu dengan Nayla, diapun sempat berfikir untuk membalas perbuatan tuan Hermawan melalui Nayla, dia ingin membuat Nayla jatuh cinta pada nya dan setelah itu dia akan menghancurkan hati gadis itu, namun siapa sangka dia malah terjebak dengan permainan nya sendiri, dia malah mencintai gadis itu, ini seperti istilah senjata makan tuan, tapi secara tidak sengaja dia juga sukses menghancurkan hati gadis itu atas pertunangan nya dengan Priska.
" dia ketiduran di mobil, saya tidak tega untuk membangunkan nya " ucap Saga dengan dingin. Tuan Hermawan menggeser tubuh nya dari pintu agar Saga bisa masuk dan meletakan tubuh Nayla untuk berbaring.
" sudah baringkan dia disofa " ucap tuan Hermawan, dia tak mungkin menyuruh Saga untuk membaringkan anak nya di kamar, bagaimana pun kesopanan harus dijaga, tuan Hermawan belum tahu saja kalau Saga bahkan pernah menginap dirumah nya, saat Saga terkena obat perang sang dan Nayla membantu untuk melepaskan diri nya dari pengaruh obat perang sang tersebut.
Saga tidak berbicara apapun lagi, lidah nya masih kelu untuk berbicara dengan tuan Hermawan, walaupun dia sudah memaafkan perbuatan calon ayah mertua nya tersebut, tapi dia masih belum bisa melupakannya, dan memaafkan bukan berarti melupakan.
Setelah membaringkan Nayla di sofa, Saga pergi tanpa pamit pada tuan Hermawan dan berjalan dengan cepat menuju mobil nya.
" hei... anak muda terima kasih sudah mengantarkan Nayla dengan selamat.. " pekik tuan Hermawan, Saga sempat berhenti sebentar dan menoleh kearah tuan Hermawan sekilas lalu dia pun berjalan kembali ke mobilnya tanpa mengatakan hal apapun.
.
.
.
" apa ini... apa yang terjadi kenapa perusahaan bisa tiba tiba kolaps " ucap tuan Yambudila ayah dari Priska. Dia panik dan ketakutan jika perusahaan akan bangkrut, sejak beberapa bulan kemarin memang perusahaan yang dipimpin oleh tuan Yambudila mengalami penurunan, sehingga dia membutuhkan suntikan dana yang sangat besar, karena perjanjian antara Saga dan Priska maka perusahaan itu bisa terselamatkan, Saga menanam investasi hampir enam puluh persen, sehingga bisa dikatakan ketika sewaktu waktu mengambil perusahaan itu akan sangat mudah baginya.
Kabar tentang kolaps dan diambang kebangkrutan perusahan tuan Yambudila pun sudah menyebar dikalangan para pembisnis, banyak diantara mereka yang ikut menanam saham modal ingin mencabut penanaman modal tersebut, tentunya mereka juga tidak mau rugi.
Tuan Yambudila benar benar stres, dia terduduk dikursi kebesarannya, lalu tiba tiba pintu ruangan pimpinan tersebut terbuka, Priska masuk dan merasa cemas dan prihatin atas keadaan ayahnya saat ini, walaupun Priska tidak tertarik dengan dunia bisnis namun melihat perusahaan ayahnya yang diambang kehancuran tentu saja membuat dia sedih.
" ayah... tenanglah ayah jangan cemas, semua pasti ada solusi nya " ucap Priska mencoba menenangkan ayahnya.
" kita hancur Priska, perusahaan ini akan hancur, jika kita tidak segera mendapatkan investor dengan segera "
" kamu pergilah pada tuan Saga mintalah dia untuk jangan mencabut investasi nya, agar masalah perusahaan kita terselesaikan, hanya itu jalan satu satu nya nak " ucap tuan Yambudila dengan memelas.
Priska terdiam dia baru menyadari jika semua ini adalah akibat dari perbuatannya, jika memang seperti itu maka dia harus segera menemui Saga dan meminta maaf atas perbuatannya.
Dia sungguh tak tega melihat ayahnya yang terpuruk, Priska sempat berfikir Saga akan menuruti permintaan nya, apalagi dia pernah membantunya, dan lagipula Nayla juga selamat dari peristiwa penembakan tersebut, walaupun sebenarnya dia menyayangkan akan hal itu, dia berharap jika Nayla mati pada saat itu, dan setelah nya dia akan mendekati Saga dan mendapatkannya. Sebenarnya Priska bukan termasuk wanita yang gi la harta, dia memang benar benar menyukai Saga, selama ini dia selalu melihat pria lemah, dan dia inginkan adalah sosok pria kuat, yang bisa melindunginya, dan Saga adalah tipe kriteria pria idaman versi Priska.
Priska menemui Saga ditempat yang sudah dijanjikan dengan rasa percaya diri tinggi Priska berjalan ketempat tujuan. Mereka bertemu disebuah restoran mewah, yang sudah Saga siapkan sebelum nya, restoran itu nampak ramai banyak pengunjung yang datang dijam tersebut.
Seorang pelayan menghampiri Priska dan mengantar Priska menuju ruangan dimana Saga berada, pintu demi pintu pelayan dan juga Priska lalui, Priska pun mulai merasa janggal dan sedikit cemas, hingga akhirnya mereka tiba di pintu terakhir dimana sebuah ruangan yang sedikit gelap dan tak begitu luas, diruangan tersebut ada sebuah sofa singel dimana Saga tengah duduk dengan menopang kaki kanan diatas kaki kiri, ditangannya dia memegang sebuah gelas yang berisikan sampanye.
Disisi kiri ada Juna dan disebelah kanan Edo yang kedua nya berdiri dan bersiaga, mereka adalah pengawal pribadi yang sudah dipercaya dan selalu menemani Saga kemanapun.
Atmosfer diruangan tersebut begitu mencekam, membuat orang yang pertama kali datang Ketempat tersebut harus menelan ludahnya beberapa kali, begitu pun dengan Priska dia tahu bahwa dalam beberapa menit kedepan akan ada pertumpahan darah, dan mungkin saja kali ini dia tidak akan selamat.
" satu alasan kenapa?? " ucap Saga mengawali, walaupun hanya tiga kata saja tapi terdengar sangat menekan.
" cinta " jawab Priska tanpa ragu sedikitpun.
" cinta... huft.... " cicit Saga mendengus kemudian senyum smirk dari bibirnya yang memberikan kesan seperti iblis yang tertutup dibalik wajah tampan nya.
" aku tahu cinta yang aku rasakan tidak mungkin akan terbalaskan olehmu, tapi jika aku tidak bisa memilikimu maka orang lain pun tidak boleh termasuk gadis itu "
" dibandingkan dengan gadis itu, aku lah yang lebih pantas untuk mendampingimu Saga, apalagi keadaan gadis itu sekarang seperti orang gila "
" jaga mulut mu.. !!! Kamu tidak berhak mengatakan seperti itu, semua ini adalah akibat ulahmu, jangan kamu kira karena kamu sudah membunuh orang suruhanmu maka aku tidak akan mengetahui semua nya, kamu salah besar.. " Saga bangun dari tempat duduk nya dan dia berjalan perlahan mendekati Priska dengan tatapan tajam yang seakan siap untuk menguliti Priska.
Priska berjalan mundur perlahan, dulu ketika dia menjadi pembunuh bayaran dia tidak pernah takut apapun, karena dia selalu yakin akan menang pada akhirnya, tapi sekarang entah kenapa saat berhadapan dengan Saga keberanian itu hilang entah kemana.
Ujung mata Priska memperhatikan sekeliling dia melihat keadaan sekitar dan mencoba mencari cari jalan keluar jika seandai nya terjadi sesuatu, atau jika dia harus melawan maka dia harus mencari senjata untuk melindunginya, biasa nya Priska selalu membawa pisau belati yang sudah dibubuhi racun, dan dia selipkan diantara paha nya, namun seperti nya kali ini dia benar benar lupa.
" seorang lelaki sejati tidak akan menyerang seorang wanita, apalagi jika wanita itu sendirian dan tidak memegang senjata " ucap Priska dengan sedikit gugup dan mencoba mengalihkan perhatian Saga.
" ya.. seharusnya lelaki sejati tidak akan menyerang wanita, tapi... terkecuali dirimu. Sudah aku katakan berapa kali pada siapapun termasuk dirimu, jangan pernah mengusik wanita ku, apalagi sampai mencelakai nya, dan kesalahan mu sangat fatal sekali. " Priska menelan ludahnya dengan kasar, setidaknya sebelum mati dia harus bisa melawan Saga, walaupun tahu akhirnya akan kalah.
" oh... ya kalau begitu aku ingin lihat seberapa berani kamu menghukum ku "
Tanpa banyak kata lagi Priska langsung menyerang Saga secara membabi buta, pukulan tendangan dia layangkan pada Saga, namun dengan cepat dan lincah Saga bisa menghindarinya, bahkan untuk beberapa kali Priska sempat terkena pukulan Saga dibagian perut dan juga rahangnya..
Bugh.. bugh.. bugh... saga sempat terkena pukulan oleh Priska dibagian bahu dan perut nya. Namun tak lama kemudian pukulan tersebut dibalas oleh Saga dibagian tulang pipi dan juga telinga Priska, sehingga membuat telinga Priska mengeluarkan darah.
Juna dan juga Edo adalah bodyguard langsung Saga, mereka hanya menyaksikan pertarungan antara bos nya dan wanita mantan pembunuh bayaran sekaligus mantan tunangan Saga. Mereka berdua mengawasi dari jarak yang aman dan tidak menghalangi jalan nya pertarungan tersebut.
Bugh... Saga memukul rahang Priska dengan keras kemudian dia menendang perut Priska hingga gadis itu terjatuh dan tersungkur di lantai dengan posisi telungkup, Saga mendekati gadis itu dan langsung menarik baju bagian punggungnya sehingga gadis itu pun berdiri dengan keadaan lemas.
Bugh... bugh.. saga memukul perut gadis itu lagi dan mendorong nya hingga Priska tersungkur kembali.
Saga mengangkat tangan dan membuka telapak tangannya, lalu Juna pun menghampiri Saga dan memberikannya sebuah pistol yang sudah dipakaikan alat peredam suara.
Priska melihat kearah Saga, walaupun mata nya sudah tidak bisa terbuka dengan sempurna namun dia bisa melihat pistol yang dipegang Saga mengarah padanya.
Hidupnya di ujung tanduk, diapun sudah pasrah jika harus mati saat ini, hanya saja dia masih teringat dengan ayahnya yang sedang frustrasi karena keadaan perusahaan yang menuju kebangkrutan.
" tunggu Saga.. tunggu dulu.. sebelum aku mati aku ada permintaan padamu, tolong bantu ayahku saat ini dia sedang kesulitan dan aku tahu kalau semua ini adalah ulahmu, jadi aku mohon lepaskan ayahku, dan kembalikan perusahaan itu padanya " ucap Priska dengan memohon dan terengah rengah.
Saga hanya tersenyum smirk mendengarnya, dia tidak ingin menjawab atau membalas permintaan Priska, dia hanya mengingat bagaimana wajah Nayla yang memprihatinkan saat dia menemukan Nayla untuk pertama kali nya.
Klik... Saga menarik pelatuk pistol tersebut " bersiaplah untuk pergi ke neraka "
Dor.. dor..
aminn