Nandini, adalah wanita kampung yang di nikahi oleh pria tampan dan kaya. Orang-orang mengira jika Nandini bak Cinderella di dunia nyata, yang mana gadis miskin yang di persunting oleh Pangeran..
Namun, semua orang tidak tau bahwa Nandini tersiksa di rumah megah bak istana itu... ia tak ayal layaknya pembantu yang berstatuskan istri dari seorang pengusaha di salah satu kota ternama.
Pernikahan tahun kelima, membuat Nandini lelah dan memberontak. Dimana sang suami membawa wanita baru kedalam rumah, yang mana membuat Nandini memiliki pikiran licik untuk membalaskan dendam atas pengabdian yang mereka sia-siakan.
Apa yang akan Andini lakukan?
Sedangkan di sisi lain, Pangeran yang asli tengah menunggu kehadiran dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 : ADU MULUT.
''Sayang ... lihatlah, bukannya itu mantan istrimu.'' tunjuk Siska ke arah danau, dimana Nandini dan Adam sedang mengobrol dan sesekali tertawa.
Seno yang sedang mengemudi mengikuti arah telunjuk istrinya, ia langsung memincingkan kedua matanya ... Yaaa dia melihat istrinya, no. Relat, mantan istrinya itu sedang tertawa dengan seorang laki-laki.
Entah kenapa dadanya langsung bergemuruh melihat Nandini tertawa dengan pria lain. Ia tidak suka Nandini tertawa lepas pada orang lain selain dirinya.
Gigi Seno mengeletup lalu dengan kasar memarkirkan mobilnya sembarangan, ia turun dengan rasa kesal dan tergesah-gesah.
''Oh ... seperti ini kelakuan mu!'' Sentak Seno, yang mana membuat Nandini dan Adam menoleh secara bersamaan.
"Ngapain sih ini orang! Ganggu aja." dumel Nandini dalam hati.
Siska melipat kedua tanganya didada sambil tersenyum mengejek. "Rasain ... kena damprat lagi kamu."
Nandini menghela nafasnya, lalu berdiri menghadap mantan suaminya. Begitu pun Adam yang langsung sigap berdiri di samping Nandini.
''Kenapa memangnya, ada yang salah?'' Tanya Nandini yang sudah tidak merasa takut atau pun mau menghormati pria di depannya ini, karna Seno bukan siapa-siapa lagi baginya.
''Tentu saja salah! Kau ini istriku. Berani sekali berduaan dengan pria lain.'' Bentak Seno, yang membuat Nandini diam beberapa detik dan langsung tertawa.
Ketiganya menatap pada Nandini dengan kerutan di kening mereka masing-masing.
''Ha ha ha ha ... ya ampun! Siska, kau dengar itu.'' Nandini mengejek Siska lalu berkata, '' Suami mu itu tiba-tiba hilang ingatan atau nggak tau diri, masih mengklaim aku ini istrinya? Perlu aku ingatkan atau gimana?''
''MAS!'' Bentak Siska yang baru menyadari perkataan suaminya.
Sedangkan Seno menelan ludahnya sendiri, ia baru ingat jika tadi pagi sudah menalak dan mengusir Nandini dari rumahnya.
"Sial!" gerutu Seno dalam hati.
Sementara Adam diam mendengarkan, walau dalam benaknya dipenuhi pertanyaan pertanyaan namun sebisa mungkin ia diam terlebih dahulu agar tau situasi.
''Aku ingatkan sekali lagi mas. Kau sudah menalak dan mengusirku tadi pagi! Jadi sekarang kita bukan siapa siapa lagi. Terserah aku dong, mau berduaan sama siapa aja. Itu urusanku!
Lagian ya Mas, aku ini nemenin kamu sudah lima tahun! Lima tahun. Tapi sepeserpun aku nggak dapat apa-apa! Dasar dajjal rasa piraun.''
''Nandini kau!'' Tujunk Seno, yang langsung di tepis oleh Adam.
''Bung, sepertinya kau salah sangka.'' ujar Adam menengahi, sebenarnya ia terlalu malas membuat keributan. Tapi untuk wanita masa depannya ia siap menjadi cengil.
''Aku dan ...'' Adam menggantung perkataannya dan melirik Nandini dengan ekor matanya, membuat Nandini langsung menimpali.
''Mantan istri!''
''Oh, iyaaa ... Aku dan mantan istrimu tidak sengaja bertemu, dan mantan istrimu ini sudah menolongku tadi. Mantan yaa, oh mantan.'' ejek Adam di akhir kalimatnya, sambil menahan senyum.
Seno terlihat kesal, karna ia merasa jika pria di depannya sedang mengejek dirinya soal status mantan permantanan. Ia tidak bisa berkutik, karna talak sudah ia ucapkan. Apalagi, pernikahan mereka ada di bawah tangan yang membuat Seno tidak bisa membawa Nandini kembali.
"Ayo kita rujuk." celetuk Seno, tidak tau malu. Yang mana membuat raut wajah Nandini seperti menahan jijik.
"Ih ... najis! Rujuk sama kamu adalah hal yang terbodoh dari segela yang terbodoh di muka bumi ini. Denger ya mas Seno yang terhormat! Walau aku melarat dan nggak punya uang sekali pun, aku nggak akan mau masuk kelubang yang sama." tegas Nandini, yang membuat seseorang di sampingnya tersenyum.
''Aku juga ingin ganti suami, ingin ganti size yang lebih besar di bandingkan punya mu! Aku juga butuh di puaskan, bukan cuma kamu aja yang cuma bisa bertahan dua menit.'' ejek Nandini yang membuat pipi Seno memerah.
Sedangkan Adam merapatkan bibirnya sambil menahan senyum, ia tidak menyangka jika Nandini bisa se-prontal itu.
Sedangkan Siska, ia terus saja terpesona oleh Adam yang tampan keturunan arab. Siska berapa kali curi pandang dan tidak memperdulikan perdebatan suaminya.
Emang dasar jelalatan matanya.
Seno mengepalkan kedua tangannya dengan geram, ia tidak menyangka jika Nandini yang sekarang begitu sombong dan berani padanya. Dimana Nandini yang lemah lembut serta penurut?
"Dini, kamu pikir hidup di kota itu gampang? kamu disini nggak punya siapa-siapa selain aku! Kamu pikir hidup di kota itu nggak perlu uang, hah? Siapa laki-laki yang mau sama perempuan kampung sepertimu."
Nandini menyunggingkan bibirnya, "Dan kamu pikir kamu adalah tuhan yang bisa menentukan garis hidupku, Mas? Aku ini cantik, tinggi, kulit putih mulus tanpa noda seperti jalan tol. Aku bisa saja mendapatkan pria tampan gagah dan lebih kaya dari pada kamu, Mas. Terlebih lagi nggak pelit sepertimu.''
''Memangnya mantan kamu ini pelit?'' Tanya Adam penasaran, sambil menunjuk Seno.
''Iya! Dia bukan hanya pelit, tapi dia pelit bin bekhil. Masa aku di kasih lima ratus ribu sebulan.'' Ucap Nandini menggebu-gebu.
Adam melotot tidak percaya, lalu melihat Seno dari atas sampai bawah. Lalu melihat Nandini dari atas sampai bawah. ''Pakaian mu bermerek semua Bung, masa nafkahin istri aja nggak becus sih? Diketawain kucing emak gue tuh dirumah.'' ejek Adam, yang membuat Seno kehilangan muka.
Seno mengepalkan tangannya lalu melengos pergi dengan hati dongkol setengah modar. Bagaimana ia bisa kalah talak dengan perdebatan ini.
Sedangkan Nandini tersenyum senang, karna ia bisa menang dari suami dajjal rasa piraun itu.
•••
💯💯💯💯💯❤❤❤❤❤❤Adammmmmm💕💕💕