Cinta itu bukan seperti matematika yang hasilnya pasti sama persis dengan apa yang kita perhitungkan. Terkadang Allah menjodohkan seseorang dengan orang yang berbanding terbalik dengan seseorang itu. Tujuannya biar saling melengkapi.
Seperti yang dialami Andhini Maharani atau biasa disapa Rani. Tipe Idamannya: nggak boros, makai kacamata tipis, smart, bersih dari jerawat, berpakaian rapi, setia, sabar, bijaksana dan paling penting sayang sama adiknya. Ia justru jatuh cinta sama Raditya Saunders. Cowok yang super duper boros, hobinya traveling dan menghamburkan-hamburkan uang papanya. Untuk menyatukan dua hati yang saling mencintai ke ikatan suci pernikahan tentu bukan hal yang mudah. Rani dan Radith dihadapkan pada ujian yang dahsyat. Ujiannya adalah Andhina Rosalia, yang berstatus sebagai adik kandung Rani justru mencintai Radith juga.
Rani berada di sebuah persimpangan, ia bingung memilih jalan yang mana. Jalan antara merelakan Radith untuk Andhina atau mempertahankan Radith?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariny NH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Menyatukan Cinta
Sudah jam 12 malam, Adelia masih saja terjaga. Ia terjaga karena otaknya sibuk memikirkan Rani, Andhina dan Radith. Sudah tiga hari Radith berusaha melawak untuk membuat Andhina tertawa namun hasilnya belum kelihatan, Andhina sama sekali belum bisa tertawa.
Adelia benar-benar bingung harus dengan cara apalagi agar Andhina bisa tertawa. Waktu Radith bekerja di rumah Rani tinggal empat hari. Jika dalam waktu empat hari Radith tetap tak bisa membuat Andhina tertawa itu artinya ia harus siap kena omelan Rani dan siap disuruh cari badut yang lain.
Tiba-tiba ia teringat satu kata sederhana namun begitu digilai oleh semua orang. Cinta. Adelia muncul ide ingin membuat Rani dan Radith saling jatuh cinta. Ya, karena jika Rani jatuh cinta dengan Radith maka nanti ia tetap mempekerjakan Radith di rumahnya walaupun Andhina belum sembuh. Begitu pula dengan Radith, jika dirinya jatuh cinta dengan Rani ia tak mungkin mau jauh dari Rani.
Adelia mengambil buku diary dan pulpen yang ada di bawah bantal. Ntah mengapa ia ingin sekali menulis kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri Radith dan Rani. Siapa tahu dengan menulis kekurangan mereka, ia bisa menemukan cara untuk membuat mereka saling jatuh cinta.
Kekurangan Radith :
Takut Kodok
Takut Tempat gelap
Takut Rumah sakit
Takut Hantu
Boros
Punya penyakit asma
Kekurangan Rani :
Takut tikus
Takut Kecoa
Suka ngorok
Suka kentut sembarangan
Pelit minta ampun
Pelupa
Suka marah nggak jelas
Punya penyakit maag
Adelia melihat apa yang ia tulis. Jika dipikir-pikir lebih banyak kekurangan Rani daripada kekurangan Radith.
Tiba-tiba bola lampu di otaknya menyala pertanda ide cemerlang muncul. Pikirannya tertuju pada FACEBOOK. “Aha, pasti bisa menjawab kegalauan gue,” batin Adelia kegirangan.
Adelia melepas pulpen yang ia pegang. Tangannya kini beralih menyentuh laptop kesayangannya yang sudah lama tidak terjamah. Ketika laptop menyala, ia langsung log-in facebook.
Untung jaringan modem lagi bagus, hanya dalam waktu satu menit dirinya sudah berada di beranda facebook. Adelia menulis sesuatu di kolom “Apa yang anda pikirkan?”
Gue lagi galau. Gue bingung menyatukan 2 teman yang bermusuhan dari SD menjadi saling mencintai. Yang tau caranya please komen ya!
Adelia mengklik tombol bagikan. Barang sedetik, apa yang ia tulis barusan terpampang manis di beranda facebooknya.
Baru beberapa detik, statusnya sudah dipenuhi like dan ada 5 orang yang mengomentari statusnya. Ia penasaran dengan komentar mereka. Ia pun klik tulisan Melly, Waty, Ririen Narsisabiz Pashaholic, Virra Mygeisha, Jay Wijayanti, dan Fitri Yuliasari.
Ririen Narsisabiz Pashaholic
Kalau gue mah tetap milih ayang Pasha tercinta wkwkwk
Fitri Yuliasari, Vira Mygeisha, dan Jay Wijayanti hanya promo buku di statusnya. Adelia hanya geleng-geleng kepala membaca komentar dari mereka. Di sana gunung, di situ gunung Adelia pun ikut bingung. Statusnya isi apa eh komentarnya seperti apa. Tak nyambung.com.
Tiba-tiba matanya tertuju sama sebuah komentar dari Melly Waty. Komentarnya bijak banget dan sesuai dengan apa yang ia harapkan..
Melly Waty
Yang bisa membuat 2 orang bermusuhan menjadi saling jatuh cinta dengan kekurangan. Kekurangan yang nantinya bikin mereka saling melengkapi.
Adelia mengerutkan dahi sebab tak mengerti apa yang dimaksud oleh Melly Waty. Otaknya berpikir keras menerjemahkan apa yang dikatakan Melly Waty. Sambil berpikir, matanya melirik ke arah buku diary yang bertuliskan kekurangan Rani dan Radith.
Ia melonjak kegirangan, pasalnya kini ia mengerti maksud komentar yang ditulis oleh Melly Wati. Tanpa banyak buang waktu, ia meraih HP. Begitu HP di tangannya, jari-jari manisnya mulai menari lincah mengetik sebuah SMS.
Besok lo datang ke sebuah gudang yang ada di rumah sakit Kasih Bunda Hospital jam 5 sore. Ada sesuatu yang pengen gue bicarain penting, ini tentang kesembuhan Andhina.
Send to Rani dan Radith.
Lega rasanya hati Adelia sebab dirinya telah menemukan cara untuk menyatukan Rani dan Radith agar mereka saling jatuh cinta. Adelia melirik jam yang menempel di dinding kamarnya. Mata Adelia melotot ketika melihat Jarum jam yang telah menunjukkan pukul 2 dini hari.
“Astaga, sudah jam 2,” decak Adelia.
Buru-buru Adelia mematikan laptop, setelah laptopnya mati ia pun merebahkan tubuh di pulau kapuk tercinta. Tak lama kemudian ia telah terlelap dalam lautan mimpi.
***
Rani sekarang berada di depan gudang yang ada di Kasih Bunda Hospital. Ia tak habis pikir, dari sekian banyak tempat yang ada di Jakarta entah mengapa sahabatnya itu memilih gudang ini untuk dijadikan tempat diskusi mengenai kesembuhan Andhina.
“Sorry, gue telat datang. Tadi gue ketiduran.” Rani mendengar suara cowok di sebelahnya. Dari suaranya sudah tak asing lagi di telinga Rani. Sepertinya pemilik suara itu tak lain dan tak bukan adalah Radith. Ia pun menoleh ke samping. Dan ternyata dugaannya benar.
“Dith, lo ngapain ke sini?”
“Gue ke sini disuruh Adel, katanya dia ada yang mau dibicarain ke gue tentang kesembuhan Andhina.”
Rani mendengus kesal. Lagi-lagi ia harus berhadapan dengan Radith. “Gue heran ma Adel, udah tau gue benci setengah mampus sama Radith eh sekarang dia ngundang Radith juga. Apa sih yang bakal diomongin Adel?”
“Sekarang Adelnya mana?” tanya Radith.
“Nah, gue sendiri juga nggak tau dimana keberadaan Adel. Soalnya dari tadi gue nggak liat batang hidungnya sama sekali.”
Untuk memastikan dimana keberadaan Adelia, Rani mengambil HP dari dalam tas. Ia pun mengetik sebuah SMS.
Del, lo ada di mana? Gue sama Radith sudah ada di depan gudang yang ada di Kasih Bunda Hospital nih!
“Apa Adel sudah ada di dalam gudang ini untuk menunggu kedatangan kita ya?” tanya Radith lagi.
“Hmmm … Bisa jadi sih. Coba lo buka pintu gudangnya!”
Radith membuka knop pintu gudang. Lalu dirinya melangkah maju memasuki gudang. Tak lama kemudian Rani mengikuti langkah Radith memasuki gudang ini, “Del, lo ada di dalam kan? Gue sama Radith dah datang nih,” ucap Rani.
Hening, sama sekali tak ada jawaban dari Adelia. “Aneh, Adelia ke mana sih? Dia yang minta gue datang ke sini, masa sekarang dia nggak ada di tempat? Atau jangan-jangan Adel pingsan di gudang ini makanya dia nggak bisa menjawab pertanyaannya.”
Pikiran buruk mulai bersarang di otak Rani. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu Rani terus melangkah maju, mencari keberadaan Adelia. Di sebelah Rani ada Radith yang mendampinginya mencari Adelia. Namun tiba-tiba…
Brak!
Pintu gudang tertutup dengan sendirinya. Rani dan Radith berlari menghampiri pintu gudang, lalu tangan mereka menggedor-gedor pintu gudang. “Woy, siapa di luar? Iseng banget sih ngunciin gue di gudang! Cepetan bukain dong!” teriak Radith.
“Iya nih. Siapa pun yang ada di luar tolong bukain pintunya dong! Gue takut gelap nih!” Rani juga ikut berteriak.
Lima belas menit mereka teriak minta tolong, namun hasilnya nihil. Pintu gudang tetap tak terbuka. Air mata di pelupuk mata Rani mulai mengucur deras. Sepanjang hidupnya hari ini merupakan hari paling menyeramkan.