“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-
Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.
“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32.
Sepeninggal Kevin dan Gadisya, Dio dan Rendra nampak termenung, "aku gak salah lihat kan tadi, apa kamu perhatikan tatapan mata Kevin pada Gadisya?"
"Iya, aku memperhatikannya, sejak kamu berjumpa di supermarket sekitar 2 minggu lalu, tatapan Kevin memang sudah berubah, semoga dia bisa mencintai istrinya, dia itu seseorang yang tak pernah menceritakan masalah nya, tapi tatapan matanya tak pernah bisa berbohong," ujar Dio sendu. "Beberapa hari yang lalu, aku dan Andre bertukar pesan,aku bilang bahwa aku bertemu Kevin dan istrinya di supermarket, tebak apa yang Andre ceritakan?"
Rendra menggeleng kuat, karena ia sama sekali tak tahu menahu apa yang terjadi sebelum pernikahan Kevin.
"Kevin menikah karena kepergok warga, tengah pingsan di rumah Gadisya,"
uhuk uhuk uhuk … Rendra yang sedang mengunyah emping, mendadak tersedak mendengar penuturan Dio.
"Serius??" Tanya nya tak percaya.
"Mereka dipaksa menikah, disangka melakukan perbuatan asusila, jika tidak mau menikah, mereka akan dibawa ke kantor polisi dengan tuduhan perzinahan."
"Waaaahhh ternyata, di jaman sekarang masih ada yang berpikiran kolot seperti itu." Rendra berdecak tak percaya.
"Dan kamu tahu yang lebih amazing?"
"Apa?"
"Gadisya adalah, putri dari wanita yang dahulu menjadi kekasih om Alex, jadi ibu dari Gadisya adalah penyebab kepergian Mommy Stella, karena itulah Kevin sangat membenci Gadisya, terutama ibunya," Dio menjeda kalimat nya, sementara Rendra Membungkam mulut nya dengan telapak tangan, karena tak mempercayai apa yang baru saja ia dengar.
"Itu sebab nya, Andre meminta kita melakukan pekerjaan aneh."
Dio menjeda kalimatnya, karena kini meja yang tadinya di tempati Gadisya dan Kevin kini tengah dibersihkan.
"Jadi, karena itu Kita diminta Andre untuk mencampur obat pe******ng kedalam minuman Kevin, mungkinkah agar Kevin tak memikirkan untuk berpisah dari istrinya?" Sambung Rendra, yang di balas anggukan oleh Dio.
"Dan kamu tahu, apa yang kini mengganjal di pikiranku, hanya saja aku belum menceritakannya pada Andre,"
"Apa?"
"Aku sangat takut, Kevin menuduh istrinya memanfaatkan situasinya saat sedang di bawah pengaruh obat,"
"Tapi dari yang aku lihat tadi, sepertinya kita boleh berharap itu tidak akan terjadi, aku melihat cinta di mata Kevin, dia menatap istrinya dengan pandangan berbeda, sungguh jauh jika dibandingkan ketika dia menatap kita beberapa saat yang lalu."
Dio menganggukkan kepalanya, "yah semoga saja itu tidak terjadi, kasihan sekali Gadisya jika itu sampai terjadi."
Di sudut meja sebelah, seseorang sedang tertawa licik mendengar pembicaraan Dio dan Rendra, sudah lama sekali ia ingin menumpahkan rasa iri dengkinya pada Gadisya, namun tak pernah ada kesempatan, karena Gadisya selalu beruntung jika dibandingkan dengan dirinya.
🌻🌻🌻
Perjalanan pulang terasa lebih cepat, padahal sebelumnya Kevin berangan mereka akan jalan kaki dulu ke taman kota atau mencari jajanan lain di pinggir jalan, sebelum kembali ke apartemen, namun Kevin benar benar serius memikirkan perkataan Rendra.
Jadilah perjalanan pulang mereka di warnai kebisuan, hingga akhirnya Gadisya tertidur sepanjang perjalanan, padahal perjalanan mereka hanya 20 menit, namun ketika akhirnya mobil berhenti, kevin melihat Gadisya benar benar tidur lelap, hingga tak menyadari sudah 30 menit Kevin menatap wajah Ayu istrinya.
"Haruskah aku membeli cincin untuk kita? Agar aku bisa mengikatmu selamanya di sisiku? Sejujurnya aku mulai nyaman berada di dekatmu, aku bahkan tak rela kau membagi senyumanmu untuk pria lain, bahkan sakit kepalaku hilang seketika setelah aku menciummu, maaf jika aku tak pernah mengucap kata maaf kepadamu, aku terlalu egois untuk melakukannya," Kevin terus berbicara lirih, sangat pelan hingga mustahil untuk didengar Gadisya. "Bolehkah jika aku berharap sebagian dari diriku sudah bersemayam di sana?" Dengan sentuhan lembut dan perlahan Kevin mengusap perut Gadisya yang masih rata.
"Bang … kita sudah sampai yah?"
"Iya," Jawab Kevin.
"Kenapa tidak membangunkan ku?"
"Mobil baru saja berhenti, dan aku juga baru akan membangunkan mu." Jawab Kevin beralasan. "Ayo turun, sepertinya kamu sudah tak bisa lagi membuka mata."
Gadisya mengangguk, "iya … tadi siang emergency room ramai sekali, banyak pasien kecelakaan."
Kevin pun turun lebih dulu, ia berjalan ke pintu Gadisya kemudian membukakan pintu untuk istrinya. "Mau aku gendong?"
Gadisya mendengarnya, dan sungguh bahagia berbunga bunga, tapi ia tak ingin manja, "tidak, aku masih bisa jalan sendiri," ujarnya yang langsung mendekap tubuh Kevin, hingga mereka pun berjalan sambil terus saling memeluk.
Hingga pintu apartemen mereka menutup kembali, barulah pelukan terlepas.
Gadisya segera berjalan ke kamar, tujuannya adalah kamar mandi, dan bersih bersih sebelum tidur, tak lupa berganti dengan lingerie yang biasa ia kenakan saat tidur.
Ia bahkan tak lagi peduli jika di ruangan itu ada Kevin yang masih terpaku di depan pintu, segera setelah keluar dari kamar mandi, ia masuk kedalam selimut dan kembali terlelap, tak tahu bahwa sejak tadi Kevin menatap setiap gerak geriknya.
Kevin pun melakukan hal yang sama seperti Gadisya, sebelum akhirnya merebahkan tubuhnya di belakang Gadisya, karena Gadisya kini tengah memunggunginya.
Kevin terdiam menatap leher hingga punggung Gadisya yang tak tertutup selimut, diam diam Kevin mencium belakang kepala Gadisya, menikmati aroma wangi yang berasal dari sana, aroma yang kini mulai ia suka.
Entah dapat dorongan dari mana, ia memeluk Gadisya dari belakang, dari balik selimut, lagi lagi telapak tangannya mengusap perut Gadisya, 'semoga kamu sudah hadir di sini nak, papa menginginkan kehadiranmu'.
Seakan merasa nyaman, Gadisya merubah posisi tidurnya, kini ia menenggelamkan wajahnya di pelukan Kevin, seolah itu adalah tempat ternyaman untuk tidur.
Hingga seperti itu sepanjang malam, tanpa sadar mereka berbagi pelukan hangat ketika tidur.
Dini hari Gadisya terbangun, karena tepat jam 4 pagi alarm alami di kepala nya selalu membangunkan dirinya dari mimpi indah, ia sungguh terkejut, manakala menyadari posisi tidur mereka yang saling berpelukan.
Seharusnya ia segera bangun dan memulai aktivitas paginya sebelum ke rumah sakit, tapi wajah tampan suaminya seperti menahan gerak tubuhnya, hingga ia hanya bisa diam menikmati wajah tampan tersebut.
"Ternyata suamiku memang benar benar tampan, pantas saja dulu teman teman sekelasku selalu histeris saat berpapasan denganmu." Ujar Gadisya lirih.
"Lalu kenapa kamu tak ikut histeris ketika berpapasan denganku, apa dalam pandanganmu aku kurang tampan?" Tiba tiba Kevin bersuara, membuat Gadisya terkejut hingga hampir jatuh dari tempat tidur, namun dengan sigap Kevin menahan punggung Gadisya dan menariknya kembali ke pelukannya.
Gadisya sungguh malu, wajahnya memerah, 'sejak kapan ia terbangun, dia pasti menganggapku aneh karena berbicara seorang diri'. Gadisya bermonolog.
Tapi keterkejutan nya tak berlangsung lama, ketika kemudian Kevin dengan rakus melahap bibirnya, kemudian menyusupkan lidahnya ke rongga mulut istrinya, kedua lengannya memeluk erat tubuh Gadisya, hingga Gadisya tak bisa menolak ketika Kevin terus melancarkan aksinya.
.
.
.
.
Hayooo tebak, lanjut atau nanggung? 🤭😁
.
.
.
jangan lupa, amunisi dan bekal othor semedi yah 🧘
.
.
.
.
sampai jumpa esok di jam kunti 👻👻👻
𝐦𝐚𝐦𝐩𝐨𝐬 𝐰 𝐯𝐢𝐧 🤣🤣🤣
𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐇𝐢𝐥𝐝𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐫𝐢 😍😍😍