NovelToon NovelToon
Cinta & Cappuccino

Cinta & Cappuccino

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Balas Dendam / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: SangMoon88

Kisah cinta dua sejoli, yang kembali terjalin setelah beberapa tahun terpisah, kini diuji kembali. Sosok dari masa lalu yang mencoba menghancurkan hubungan mereka, hingga membuat keduanya berada dalam pilihan yang sulit, bahkan hampir meregang nyawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13

Vas yang dihantamkan Laura cukup kencang, membuat serpihannya menancap ditangan Al, sehingga ia mendapat beberapa jahitan di lengan kirinya, karena lukanya cukup panjang dan dalam.

Raisya merasa Déjà vu dengan kejadian ini, pasalnya yang ia alami kini dengan Al, hampir sama dengan yang di alaminya bersama Vian kala itu, bedanya kala itu Vian menolak untuk di bawa ke RS karena lukanya ringan, sedangkan kini Al mendapat luka yang cukup parah.

Setelah dari RS, Raisya dan Al memutuskan untuk segera ke kantor polisi, selama diperjalanan dari RS menuju kantor Polisi, Raisya hanya diam termenung.

Pertanyaan semakin memenuhi otaknya. "Apakah Alvian adalah Vian? kesamaan mereka begitu banyak, bahkan Al berkali-kali menunjukan sikap seolah ia sudah lama mengenalku." Gumamnya dalam hati. Dia sudah tidak kuat lagi menahan rasa penasaran dalam dirinya.

Akhirnya ia memutuskan untuk langsung menanyakan kepada Al, namun sebelum ia bertanya, Al keburu mengatakan sesuatu padanya.

"Maaf Sya, maafin aku, ini semua salahku, aku gak bisa menjaga kamu dengan baik!!," Al mengucapkannya sambil menangis sesegukan.

Untuk pertama kalinya Al menangis dihadapan Raisya membuatnya mengernyitkan dahi, bukan karena melihat seorang pria menangis sesegukan, melainkan mengingatkannya dengan Vian dari masa lalunya, ia akan menangis jika ia gagal menjaga Raisya, sehingga ia akan membujuknya dengan membelikannya es krim vanilla seperti kesukaannya.

"Hey, jangan menangis, aku masih baik-baik saja bukan??? Sudah-sudah, masa laki-laki cengeng, gimana kalau kita makan es krim, mau??"

Al langsung menghentikan tangisnya kala mengdengar Raisya mengatakan itu, ia pun menjawab dengan anggukan "Huuum."

Fix tepat dugaan Raisya. Pertanyaan yang selama ini berkutat dalam kepalanya sudah hampir terjawab. Kemudian ia turun di kedai es krim, membelikan yang rasa Vanilla dan Strawberry, ia ingin tahu es krim apa yang akan dipilih Al.

Al tidak ikut turun, ia hanya duduk dari dalam mobil sambil memperhatikan Raisya yang sedang membeli es krim. Setelah Raisya kembali ke dalam mobil, maka perjalanan pun dilanjutkan.

"Ini es krimnya" Raisya menyodorkan rasa strawberry, namun Al menolak dengen menggelengkan kepalanya."

"Apa kamu sudah lupa es krim favoritku??," Tanya Al menggerutu sambil mengambil es krim rasa vanilla, lalu memakannya.

Kesunyian terasa didalam mobil itu, Al menyantap dengan lahap es krim favoritnya, sedangkan Raisya, ia melahapnya sedikit-sedikit.

Bukan karena ia tidak menyukai es krim rasa strawberry, melainkan sulit rasanya menelan es krim yang ia sukai sambil menahan sesak didada, juga menahan air mata yang hendak menetes.

Al yang sedang fokus makan es krim, teralihkan dengen suara isak yang Raisya tahan. Kemudian ia pun menghentikan aksinya, memiringkan posisi duduknya agar bisa menghadap Raisya.

"Are you ok??, kenapa menangis?? apa karena es krim vanilla nya aku makan??, bukankah itu es krim favoritmu, rasa strawberry!!!" Tanya Al sambil menunjuk es krim yang ada di tangan Raisya.

Raisya hanya menggelengkan kepalanya, tangisnya semakin pecah. Al yang bingung kemudian mengambil tisu yang ada dibelakang jok supir. Lalu mengelap tetesan air mata itu dari wajah Raisya.

"Sudah kamu jangan menangis lagi, aku minta maaf bila aku ada salah." Jawab Al menjadi panik melihat Raisya yang semakin menangis.

"Kenapa kala itu kamu menghilang Vian?? Kamu tau berapa lama aku menunggu?? Aku khawatir padamu!!!" tanya Raisya sambil terus meneteskan air matanya.

Al yang mendengar itu hanya terdiam, ia pun menyadari sepertinya Raisya sudah mengenali siapa dirinya. Al bingung harus mulai menjelaskannya dari mana. Mobil pun tiba didepan kantor polisi.

"Kita akan bahas ini nanti ok!!!, sekarang kita selesaikan soal Laura dulu ya!!!." Bujuk Al sambil mengelap air mata yang masih membasahi wajah Raisya.

"Hu'um." Jawab Raisya sambil mengangguk.

Mereka pun turun dari dalam mobil, Al yang turun lebih dulu, menunggu Raisya. Mereka berjalan memasuki kantor Polisi, dan ketika masuk kesana, sudah menunggu papi dan Pak Gunawan, juga Reza dan Anton, sedang mengobrol dengan Laura yang menjadi tersangka.

Al mendekati papinya. Papi terkejut mendapati lengan Al yang diperban.

"Apa lukanya parah son??," Tanya papi sambil memeriksa keadaan anaknya.

"Nggak kok pi, hanya beberapa jahitan saja, karena ada pecahan vas yang menancap jadi lukanya cukup dalam." Terang Al menjelaskan agar papinya tidak khawatir.

"Mengapa bisa begini??"

"Coba papi tanyakan padanya, mengapa ia bisa melakukan ini di kantor!!!" Jawab Al sambil menunjuk Laura yang sedang menunduk karena merasa bersalah.

"Pak Gunawan, ini sudah tidak bisa di tolerir lagi, kelakuan putri bapak sudah keterlaluan!!!". Ucap papi yang kecewa karena kelakuan Laura.

"Saya minta maaf Pak. Saya tidak menyangka bahwa Laura bisa melakukan hal senekad ini!!!." Jawab pak Gunawan yang terlihat syok juga dengan kelakuan putri nya itu.

"Lalu bagaimana??, apa kamu tetap ingin melanjutkan laporan ini son??"

"Iya pi, aku sudah memberi nya kesempatan untuk tetap berada di perusahaan, setelah perbuatannya yang melukai Raisya, tetapi ia justru melakukan hal yang lebih gila lagi.!!!" Jawab Al sembari menggandeng tangan Raisya yang berada tepat disampingnya.

"Sebentar tolong jelaskan pelan-pelan, bagaimana kronologinya!!!." Tanya papi yang bingung.

Al pun menceritakan kronologinya dari awal kepada papi dan Pak Gunawan. Mereka berdua terkejut bukan main. Kemudian pak Gunawan bertanya kepada Laura, apakah yang disampaikan Al itu benar adanya, tetapi Laura tidak menjawab. Ia hanya menunduk sambil terisak. Matanya mencari kesana kemari, entah mencari apa.

Sampai kemudian, Braaaaaaak, Laura mengamuk dan membantingkan kursi kayu yang ada disampingnya.

"Ini semua karena wanita sialan itu pa, aku membenci dia, aku benci melihatnya berpegangan tangan dengan Al, dan aku benci karena Al memanggilnya sayang. Harusnya aku yang bersama Al pa, aku yang harusnya mendapat semua perlakuan manis itu. Akuuuuuu!!!" Teriak Laura seperti orang gila.

"Jika Al tidak menghalangi, harusnya dia yang terluka, atau baiknya aku bunuh saja dia sekarang!!!" Laura bergerak berjalan menuju sudut ruangan. Ia mengambil gunting rumput yang tergeletak di samping lemari arsip yang berada di kantor polisi tersebut.

Laura lantas hendak menyerang Raisya dengan gunting rumput yang sudah berada ditangan kanannya, hendak menancapkan kepada tubuh Raisya, namun para petugas yang ada disana langsung sigap menghentikannya. Menangkap tubuhnya, dan merebut paksa gunting itu dari tangannya.

Laura yang terus berontak kala tubuhnya ditahan oleh 3 orang petugas itu langsung berhenti ketika sang papa menamparnya.

Plaaaaaak.. " Cukup Laura!!! Hentikan!! Kamu benar-benar keterlaluan!!! Tolong masukan ia kedalam sel tahanan pak!!!." Pak Gunawan yang tak tahan terlihat sangat emosi melihat kelakuan putrinya.

"Enggak, pa!!! Pa!!! Jangan lakuin ini sama Laura pa, lepasin Laura, Laura harus membunuh wanita itu, dia sudah merebut Alvian dari Laura pa!!!," Berontak Laura sambil terus berusaha melepaskan diri.

"Pak polisi lepasin saya pak, saya harus menghukum wanita itu pak, dia pelakor, tolong lepasin saya pak."  Para petugas kemudian membawa paksa Laura ke dalam sel.

Laura yang tak terima, terus meronta-ronta, sambil berteriak, karena papanya mengacuhkannya. "Paaaaa lepasin Laura paaaaaa, tolong!!!". Suaranya terdengar semakin menjauh.

Petugas yang lain membereskan kekacauan yang tadi dibuat oleh Laura, Pak Gunawan tak henti-hentinya meminta maaf kepada semua, terutama kepada Raisya yang hampir menjadi korban lagi.

**************

POV LAURA

Setelah laura mengetahui bahwa Al sudah kembali ke Indonesia, dan akan menggantikan posisi papinya meneruskan perusahaan, ia menjadi gelisah.

Ia yang mengetahui kisah antara Al dan Raisya sejak dulu, khawatir jika kisah cinta mereka akan terjalin kembali, pasalnya walaupun Al sudah melakukan operasi pada wajahnya karena kejadian itu, ia tahu betul bahwa Al masih sangat mencintai Raisya.

Diam-diam ia selalu mengawasi Raisya. Sampai pada hari pertama Al bertemu Raisya, dan kejadian didepan lift kala itu, membuat Laura geram, namun ia mencoba menahannya, karena ia masih menganggap jika Raisya belum mengetahui bahwa Alvian adalah Vian.

Sampai hari dimana ia melihat Al dan Raisya di cafe terlihat sangat mesra, ia mengira bahwa Raisya sudah mengetahui soal Al, dan ia memutuskan untuk menjalin kasih kembali dengannya.

Sebenarnya papi dan Pak Gunawan sudah merencanakan untuk menjodohkan anak-anak mereka. Awalnya papi berencana menjodohkan Andrew dengan Laura, namun Laura menolak, ia hanya akan dijodohkan bila dengan Al. Kemudian kedua bapak-bapak itupun sepakat, hanya saja tragedi itu terjadi sehingga perjodohan itu diundur dalam waktu yang begitu lama.

Sampai akhirnya Al kembali ke Indonesia. Pak Gunawan membahas lagi soal perjodohan itu, papi yang mulai pelupa, belum sempat menceritakannya kepada Alvian.

Laura yang sudah menganggap bahwa Al adalah miliknya, tidak terima jika ia harus kehilangannya lagi seperti dulu, saat dia berpura-pura menjadi teman curhat untuknya.

Ya Laura berpura-pura menjadi sahabat Al, walaupun mereka tidak terlalu intens kala itu. Al sering menceritakan tentang gadis yang ia sukai bernama Raisya, bahkan Al sempat memperlihatkan fotonya kepada gadis itu. Laura yang dalam hatinya cemburu, harus memendam rasa itu dalam hatinya. Karena baginya yang terpenting saat itu ialah bisa dekat dengan Al walau hanya bisa menjadi sahabatnya saja.

Satu hal yang keluarganya Al tidak ketahui ialah sifat Laura yang memiliki kelainan Borderline Personality Disorder (BPD).

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!