Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah menginjak usia 35 th. Diusianya yang sudah matang, Bratt memilih untuk tidak menikah. Karena trauma melihat kehancuran rumah tangga orangtuanya, membuat Bratt menganggap pernikahan hanya lah tempat untuk menambah masalah hidup.
Meski tidak menikah, Bratt masih bisa menyalurkan hasratnya dengan memakai jasa wanita bayaran.
Hingga akhirnya Bratt bertemu dengan Alea Andara. Rasa ingin memiliki Alea sangat lah besar meski Bratt tahu kalau Alea sudah memiliki suami.
Apakah rasa ingin memiliki itu hanyalah sekedar obsesi Bratt atau karena memang Bratt telah jatuh cinta pada Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 : Rumah Bratt
Alea berlari sekencang mungkin keluar dari dalam klub malam dan berjalan di trotoar jalan tanpa arah sambil menangis. Ingatan-nya tentang pemandangan suami yang ia cintai, ia percayai sedang menunggangi wanita lain masih sangat segar di ingatannya.
"Kau jahat Mas Jonas!! Kau tega Mas!! Aku menjaga diri ku hanya untuk mu, tapi ternyata kau malah..." Ucap Alea sambil menangis.
Byuuur...
Seolah mengerti dengan apa yang Alea rasakan, langit pun menurunkan hujan-nya untuk menemani Alea melepas tangisnya.
Alea pun menangis dengan sangat kencang saat hujan membasahi tubuhnya.
Tiiin... Tiiin.. Tiiin. Suara klakson mobil.
"Alea!! Kau gi*la! Apa kau mau sakit!" Teriak Bratt dalam mobil saat melihat Alea yang membiarkan tubuhnya di guyur air hujan.
Bratt pun turun dari dalam mobil dengan payung di tangannya.
"Ayo, masuk mobil ku!" Ajak Bratt sambil menarik tangan Alea.
Alea langsung menepis tangan Bratt.
"Biarkan aku sendiri Tuan!!" Tolak Alea.
"Jangan bodoh!! Laki-laki seperti suami mu tidak pantas untuk kau tangisi! Ayo naik!" Bentak Bratt.
"Aku tidak mau! Biarkan aku sendiri Tuan!" Balas Alea tak kalah berteriak.
"Haish!!" Geram Bratt.
Bratt yang geram pun menutup payung lalu menggendong Alea ala bridal dengan paksa dan memasukkan Alea masuk ke dalam mobil lalu mengikat Alea dengan seatbelt agar Alea tidak kabur.
Setelah memastikan Alea tidak bisa kabur, cepat-cepat Bratt masuk ke dalam mobil lalu menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya menuju rumahnya.
*
*
*
Tak sampai dua puluh menit mobil yang Bratt kendarai tiba juga di rumahnya.
"Ayo turun." Ajak Bratt setelah mematikan mesin mobil dan melepas sabuk pengaman.
"Ini dimana Tuan?" Tanya Alea melihat rumah mewah yang ada di depannya.
"Rumah ku." Jawab Bratt. Bratt pun turun dari dalam mobil, lalu berjalan menuju pintu mobil sebelahnya dan membukanya.
Bratt membantu Alea membuka sabuk pengaman yang Bratt ikat kencang ke tubuh Alea.
"Ayo turun." Ajak Bratt sekali lagi.
Alea pun turun dari dalam mobil dan mereka pun berjalan beriringan masuk ke dalam rumah Bratt.
Sesampainya di dalam rumah, Alea berhenti di ruang tengah sambil matanya melihat ruang tengah yang begitu besar. Ada bar mini, meja biliar, alat fitnes, serta sofa dan televisi besar yang ada di ruang tengah itu.
"Kenapa berdiri disitu? Ayo cepat bersihkan tubuh mu, nanti kau sakit!" Ucap Bratt.
Dan suara Bratt itu berhasil membuat Alea mengalihkan pandangannya pada Bratt.
"Tuan mau membawa saya kemana?" Tanya Alea.
"Kenapa kau malah bertanya! Yah kekamar ku lah!" Ucap Bratt lalu menarik tangan Alea dan mereka pun menapaki anak tangga menuju kamar Bratt. Hanya ada dua kamar di lantai atas, satu kamar pribadi Bratt dan satu kamar yang sengaja Bratt kosongkan, yang sampai sekarang Bratt juga tidak tahu mau di buat apa kamar itu.
Ceklek. Bratt membuka pintu kamarnya lalu menari Alea masuk ke dalam kamarnya. Lagi dan lagi, mata Alea gagal fokus dengan interior dan ukuran kamar pribadi boss-nya yang sangat besar. Bisa di bilang, ukuran kamar Bratt sama dengan ukuran unit apartemennya.
"Itu kamar mandi-nya, cepatlah mandi agar kau tidak sakit!" Perintah Bratt sambil menunjuk pintu kamar mandi.
Alea diam dan nampak ragu.
"Jangan berpikir yang macam-macam! Tidak ada kamera tersembunyi di dalam kamar mandi!" Kata Bratt saat melihat keraguan dalam diri Alea.
Padahal bukan karena itu Alea diam.
"Bukan itu Tuan, saya hanya merasa tidak pantas jika menggunakan kamar mandi Anda, secara Anda kan adalah boss saya." Ucap Alea mengungkapkan rasa tidak enaknya.
"Hanya kamar mandi ini yang memiliki alat mandi lengkap. Sedangkan kamar mandi di bawah tidak ada apa-apa disana. Karena aku hanya tinggal sendiri dirumah ini." Balas Bratt.
"Sudah lah mandi sana! Kita tidak sedang di kantor, jadi tidak usah membuat jarak diantara kita!" Kata Bratt lagi.
Alea pun menganggukkan kepalanya lalu berjalan perlahan menuju kamar mandi yang ditunjuk Bratt. Sedangkan Bratt, ia berjalan menuju ruang ganti dan mencari pakaian ganti untuk Alea.
*
*
*
Bersambung...
wong situ juga doyan...