Sebuah kesalahan di satu malam membuat Ocean tidak sengaja menghamili sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Cean menjadi labil dan berusaha menolak takdirnya yang akan menjadi Ayah di usia yang masih sangat muda.
"Aku hamil, Ce." (Nadlyn)
"Perjalanan kita masih panjang, Nad. Kita baru saja akan mengejar impian kita masing masing, aku harus ke London mengejar studyku disana." (Ocean)
"Lalu aku?" (Nadlyn)
Cean menatap dalam mata Nadlyn, "Gugurkan kandunganmu, Nad."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Setelah tiga hari, Nadlyn akhirnya keluar dari rumah sakit. Dirga tidak bisa menjemput lantaran tengah ada Quis di kampusnya dan baik Nadlyn juga Robi, memaklumi hal itu.
Namun Nadlyn dan Robi sama sama terkejut saat melihat Nanda dan Pras tengah berada di rumahnya dan sama sama terlihat terkejut.
"Nadlyn..." Nanda berdiri dari duduknya saat melihat Nadlyn menggendong seorang bayi mungil.
"Kak Robi, jelaskan ini padaku, mengapa Kak Robi tak mengabariku jika Nadlyn melahirkan? Dan mengapa Nadlyn tidak melahirkan di rumah sakit Mas Pras?"
"Nanda, maafkan kami. Bukan maksud kami untuk menyembunyikannya darimu, tapi kejadiannya spontan dan aku panik lalu membawa Nadlyn ke rumah sakit terdekat." Jawab Robi yang sudah menyiapkan jawaban jika Nanda mengintrogasinya seperti saat ini.
"Jangan berbohong, Pa... Jangan selalu merasa tak enak pada siapapun." Ucapan Nadlyn sontak membuat Robi, Nanda juga Pras melihat ke arahnya.
"Maafkan aku Mom, Dad. Ini bukan salah Papa." Ucap Nadlyn kemudian duduk dengan tenang, masih dengan Sam di dalam dekapannya.
"Aku yang meminta Papa membawaku ke rumah sakit lain, aku tidak ingin baik Mommy dan Daddy nantinya mengambil Sam dariku." Ucap Nadlyn begitu posessif tetapi sangat dingin.
"Nadlyn..." Lirih Nanda.
"Nad.. Kenapa kamu mempunyai pikiran seperti itu. Kami tidak akan mengambil putramu." Kini Pras menjawab dengan hati hati.
Pras sangat tau luka hati Nadlyn dan kini apa yang di rasakan dan di lakukan oleh Nadlyn adalah bentuk proteksi pada dirinya sendiri.
"Nad.. Tidak apa jika tidak melahirkan di tempat Daddy. Asal kamu dan bayimu sehat dan selamat, Daddy sudah merasa senang." Kata Pras lagi mencoba mengerti sikap Nadlyn.
Perlahan Pras ingin mendekat pada Nadlyn namun Nadlyn berdiri dan seolah ingin menghindar.
"Nad.. Daddy hanya ingin melihat putramu."
"Dengan satu syarat!!" Kata Nadlyn dengan cepat.
"Apa, Sayang? Syarat apa yang ingin kau berikan pada Mommy dan Daddy." Nanda merasa sangat bersalah pada Nadlyn.
"Jangan pernah beri tahu Cean. Jangan pernah memberi kabar ke Cean baik itu tentangku maupun tentang Sam."
Pras dan Nanda saling bersitatap kemudian Pras mengangguk tanda setuju.
"Mommy akan mengikuti semua permintaanmu. Tapi Mommy mohon, tolong jangan menjaga jarak dengan kami, Nad. Jangan jauhkan putramu dari kami. Mommy mohon sekali, Nad." Kini Nanda menangis sambil memohon pada Nadlyn dan Pras merangkulnya.
Nadlyn yang tidak tega pun mengangguk kemudian berjalan mendekat pada Nanda namun masih menjaga jaraknya. "Maafkan aku Mommy, jangan menangis. Aku tidak bermaksud menjauhkan Mommy dari Sam. Aku hanya takut Sam tersakiti karena akan di tolak oleh Daddy nya sendiri. Karena itu aku memberi batasan pada siapapun yang ingin mendekati Sam."
"Kami mengerti, Nadlyn. Percayalah pada kami." Sahut Pras meyakinkan.
Nadlyn diam, perlahan Pras dan Nanda mendekati Nadlyn. "Siapa namanya, Nad? Apakah namanya Sam?" Tanya Nanda.
Nadlyn mengangguk. "Aku memberinya nama Sky Samudra Albiru."
"Nama yang bagus, sangat bagus." Kata Nanda dengan tatapan mata berbinar saat menatap wajah damai Sam.
"Mommy mau menggendongnya?" Tanya Nadlyn yang menawarkan pada Nanda.
"Bolehkah, Nad?"
Nadlyn mengangguk. "Tapi jangan ambil, Sam. Jangan pernah menceritakan soal apapun tentang Cean pada Sam nanti."
Nanda merasakan sakit hati yang dirasakan oleh Nadlyn. Sebagai sesama wanita, Nanda sangat tau rasa sakit itu.
Dan Nanda pun berjanji pada dirinya sendiri, tidak akan pernah menceritakan hal apapun pada Cean soal Nadlyn ataupun Sam. Nanda akan menghukum Cean dan berharap Cean menyesali perbuatannya.
Nanda menggendong Sam, hatinya berdesir ketika melihat Sam yang lahir tanpa seorang Ayah meski Sam memilikinya. "Sam harus jadi anak yang kuat untuk menjaga Mommy." Ucapnya lirih sambil menelusuri wajah tampan Sam yang setampan Cean.
**
Semenjak mimpi tidak mengenakan itu, Cean menjadi lebih banyak diam. Jika dalam prediksi hitungannya, harusnya Nadlyn akan melahirkan di bulan ini. Namun Cean tak mendapati kabar apapun dari Mommynya.
Setiap Nanda menelponnya hanya menanyakan kabarnya tanpa memberi tahu bagaimana kondisi Nadlyn dan anak mereka yang mungkin akan lahir, atau mungkin sudah lahir.
Cean membereskan perlengkapan gym nya di pusat kebugaran dan bersiap untuk pulang. Namun saat di pintu masuk, ia bertabrakan dengan seseorang.
"Cean.." Panggil seorang wanita.
Cean menyipitkan matanya, ia sangat mengenali wanita itu. Wanita yang ia putuskan tepat di hari kelulusan saat di SMA.
"Rena."
Rena tersenyum penuh arti, ia tak menyangka jika bisa bertemu Cean di London.
"Kau disini. Ce?"
Cean mengangguk, "Aku kuliah disini. Kau sedang apa disini?"
"Aku? Tentu saja aku sedang melebarkan sayapku. Aku model di salah satu agency disini. Walapun masih dalah tahap pelatihan, tapi aku sudah beberapa kali menerima job disini." Jawabnya bangga.
"Kalau begitu senang bertemu denganmu, aku permisi dulu." Kata Cean.
"Cean tunggu!!" Seru Rena.
Rena tidak ingin hilang kesempatan untuk dekat kembali dengan Cean, terlebih kini mereka berada di negara yang sama.
"Ada apa?" Tanya Cean.
"Boleh minta nomer ponselmu? Aku belum banyak memiliki teman disini. Aku takut salah pergaulan disini." Kata Rena mencoba kembali menjerat Cean dengan tipu daya penuh kepalsuan.
Bagai tersihir, Cean yang sudah tidak pernah lagi bermain wanita semenjak Regan mengadukannya pada sang Mommy yang membuat Cean menjadi tertutup dan kini Cean bertemu kembali dengan mantan kekasihnya dulu, membuat Cean pun ingin memanfaatkan situasi ini. Setidaknya Rena dulu mengetahui hubungannya dengan Nadlyn yang hanya sebatas sahabat, dan Rena pasti akan menjadi orang yang paling mengerti Cean mengingat dulu Cean sering berselingkuh dan Rena slalu memaafkannya berulang kali.
"Bagaimana jika kita makan malam bersama." Ajak Cean dan membuat hati Rena bersorak gembira.
**
Nadlyn tengah menggendong Sam yang sedari tadi terus menangis, meski sudah di susui, Sam tidak juga tidur dan malah terus menangis.
"Sam mau apa? Mommy harus apa agar Sam bisa tenang?" Kata Nadlyn yang mulai panik.
"Apa Sam ingat dengan Daddy? Disana Daddy tidak ingat Sam, Sam tidak boleh mengingatnya ya." Kata Nadlyn sambil menimang Samudra.
"Biar aku gendong." Tiba tiba saja suara Dirga membuat Nadlyn menoleh kearahnya.
"Sam nangis terus, Ga." Adu Nadlyn pada Dirga.
"Biar aku yang gendong, ya. Kamu istirahat saja." Kata Dirga membuat Nadlyn sedikit tenang.
Dirga mengambil alih Samudra dan mulai menimangnya. "Hai anak Papi, kenapa menangis? Rindu ya sama Papi? Maafkan Papi, hari ini tugas kuliah Papi banyak sekali, dan Papi telat menemuimu." Kata Dirga dan benar saja, Sam mulai tenang dalam timangan Dirga.
"Anak Papi memang pintar, Papi janji besok akan membawakan mainan untuk Sam jika Sam tidak rewel dan menurut sama Mommy. Sam tidak boleh rewel, Sam boleh bangun hanya untuk mimi susu saja ya, tidak boleh membuat Mommy bergadang apa lagi sampai bersedih. Okey boy?"
Dilihatnya Sam yang kini mulai tertidur dengan Tenang. Nadlyn pun melihat keajaiban itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kayaknya author ya nulis nya Nggak pakai outline.Karena kadang diawal gimana ,sampai bab selanjutnya kontra . Andai runut tiap Bab nya novel ini bagus banget karena ceritanya kuat ,bahasa nya asik ,ceritanya juga clear ,plot nya seru .