SEQUEL BURN WITH YOU
Declan Antony Zinov dituduh membunuh keluarga angkatnya yang kaya raya demi sebuah warisan. Tapi semua itu tidak terbukti sehingga pria itu menjalankan bisnis keluarganya dan menjadikan Declan pria kaya raya dan juga ditakuti karena sikapnya yang kejam.
Lucyanna Queen Nikolai merupakan cucu seorang mafia yang sudah lama menaruh hati pada Declan karena telah menyelamatkan nyawanya saat kecil. Ia sering mencari tahu berita tentang pria pujaannya itu dan berniat melamar kerja di perusahaan milik Declan.
Setelah bertahun-tahun lamanya, Declan dipertemukan kembali dengan gadis yang pernah ia selamatkan. Tapi melihat bagaimana wanita itu terang-terangan menyukainya membuat Declan bersikap kasar agar Lucy tidak lagi mendekatinya.
Tapi, ketika Lucy tertembak karena berusaha melindunginya. Barulah Declan menyadari betapa berartinya Lucy di kehidupannya selama ini.
#Cerita ini lanjutan dari cerita Burn With You dimana masa kecil mereka ada di Bab akhir. Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athaya Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9
Rumah keluarga Bennington terang benderang dan juga sangat luas. Ia bisa melihat pohon pohon liar tumbuh disepanjang jalan masuk menuju gerbang utama. Ia memiliki janji dengan Uncle Louise yang merupakan anak tertua keluarga Bennington. Dan pria itu memintanya datang untuk makan malam bersama dirumahnya.
Declan tidak bisa menolak undangan pria itu, karena dialah satu-satunya yang bisa membantunya dalam memulai bisnis di negara ini. Dan paling utama adalah karena Uncle Louise adalah pria yang cerdas dan juga dihormati oleh banyak petinggi di wilayahnya.
"Rumah anda sangat indah, Sir." Declan berkata sembari menjabat tangan pria paruh baya dan juga wanita disampingnya yang merupakan istri dari pria itu.
"Terima kasih, Declan. Ini semua berkat istriku." Jawab pria itu, kemudian membawanya masuk ke dalam ruangan. "Landon dan Lean sedang tidak berada disini, tapi aku sudah mengatakan pada mereka untuk menemuimu dan menemanimu selama kau berada disini."
Julia tampak membawakan mereka minuman dan juga cemilan. "Aku membuat cemilan kesukaanmu dan juga Lucy. Aku berharap kalian bisa datang bersama-sama, karena wanita itu menghubungiku semalam."
"Dia sangat dijaga ketat oleh keluarganya dan kami dilarang bertemu. Sejak kejadian itu, aku dan Lucy memutuskan untuk berpisah." Jawab Declan dengan sikap tenangnya.
"Maafkan aku, kejadian itu sudah sangat lama. Aku mengira semua akan kembali baik-baik saja antara kalian berdua. Kalian pasti punya sesuatu untuk dibicarakan, aku akan menyiapkan makan malam." kata Julia kemudian meninggalkan mereka berdua.
"Apakah memulai bisnis disini ada sangkut-pautnya dengan ponakanku Lucy?" Tanya Louise ketika mengetahui raut wajah pria itu ketika berbicara mengenai Lucy masih tersimpan rasa cinta yang begitu besar.
Declan tersenyum ketika perasaannya tidak bisa ia sembunyikan. "Apakah terlihat jelas di wajahku?"
"Aku juga pernah jatuh cinta dan aku bisa tahu dengan jelas tujuanmu. Meski begitu aku ingin memberi saran sebagai paman dari Lucy. Keluarga mereka tidak akan pernah bisa dipisahkan dari dunia gelap, karena kakek Lucy dulu adalah orang yang paling ditakuti dan sebagai mafia yang juga menggerakkan politik. Aku tidak ingin menakut-nakuti dirimu, Declan. Aku hanya ingin kau bersiap-siap jika memang kau ingin bersama Lucy." Ujar Louise sembari menyesap minumannya dan memperhatikan wajah Declan.
"Sebagai anak yang mewarisi bisnis keluarganya, ia sering memintaku untuk mengambil alih bisnis mereka. Aku ingin membawanya jauh dan menetap disini, untuk itu aku ingin memulai semua bisnisku di negara ini. Apakah menurut uncle, dia akan ikut bersamaku untuk hidup bersama disini?" tanya Declan yang merasa tidak percaya diri untuk melakukannya.
Louise tertawa dan menyandarkan tubuhnya dengan santai. "Lucy sangat mencintai keluarganya. Ia bahkan bisa bertahan untuk tidak menemuimu selama lima tahun sesuai janjinya. Apa kau tidak menyadari bagaimana wanita itu lebih mendengarkan keluarganya daripada tetap bersamamu."
"Lucy yang pertama kali menemuiku setelah lima tahun. Dan aku tetap tidak bisa mengabulkan keinginannya. Aku tahu Uncle mengetahui alasanku menolaknya." Kata Declan.
Louise menuangkan minuman ke dalam gelas mereka yang sudah kosong. "Aku tahu kalian berdua memiliki trauma masa kecil. Aku bisa mengerti mengapa kau membenci komplotan mafia, tapi Lucy hanya merasa aman ketika berada disekitar keluarganya. Mungkin dengan dirimu dia mendapatkan rasa aman itu, tapi dia tidak akan bisa meninggalkan keluarganya hanya demi dirimu."
Declan merasakan sentuhan dipundaknya, dan melihat senyuman Aunty Julia yang begitu lembut dan penuh kasih sayang. "Aunty."
"Jangan terlalu dipikirkan apa yang dikatakan suamiku. Aunty sangat yakin kalian akan bersama nantinya. Tetaplah pada tujuanmu. Sekarang lebih baik kita makan malam," ucap Julia sembari menarik lengan Declan menuju meja makan.
...****************...
"Sialan kau Lucy, mengapa kau meminta bantuan ku untuk menjemputmu?" Sahut Landon ketika mereka akhirnya keluar dari bandara dengan penyamaran.
Lucy melepas rambut palsunya dan juga kacamata tebalnya. "Diamlah, atau aku akan melaporkanmu pada Uncle Louise untuk kejadian memalukan yang kau buat saat kau berada di Paris.
"Kau selalu mengancamku menggunakan hal itu, kau tahu Leander juga terlibat dan mengapa kau tidak meminta bantuannya? Sahut Landon lagi dengan wajah kesal.
"Leander sangat sulit untuk diajak melakukan aksi gila seperti ini. Kau sudah terbiasa karena kenakalanmu yang sangat luar biasa. Aunty Julia akan mendapat serangan jantung jika aku mengajak Leander, berbeda denganmu." Balas Lucy yang sudah mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih santai.
Lucy kemudian membuka jendela mobil dan merasakan angin menerpa wajahnya. Suasana kota ini masih sama seperti terakhir kali ia datang berkunjung saat pernikahan Lion dan Angela. Ia suka suasana disini, tapi ia lebih suka berada bersama keluarganya.
Ia selalu suka ketika sarapan bersama kakek dan ayahnya yang sama-sama memiliki sikap yang dingin, tapi penuh kasih sayang yang selalu mereka tunjukkan padanya dan Serena. Ia sangat menyukai masakan ibunya yang tidak bisa ia dapatkan dimanapun. Dan ia tidak akan meninggalkan mereka apapun yang terjadi. Ia akan tinggal dekat adiknya Rena dan juga dengan mereka.
"Aku sudah memesankan hotel yang kau inginkan, tapi kenapa harus kamar nomor 74? Apakah kau sedang melakukan transaksi ilegal dengan seseorang, Lucy?" tanya Landon kemudian merasakan pukulan wanita itu di punggungnya.
Lucy menatap marah pada sepupunya itu dengan memukul punggung pria itu berulangkali. "Kau ingin ku tinju hingga hidungmu itu patah kembali?"
"Sialan, Lucy. Aku masih ingat bagaimana rasanya saat kau mematahkan hidungku." Leander meringis sembari memegang hidungnya.
Mereka akhirnya tiba dihotel yang sudah Landon pesankan untuknya. Ketika akan masuk, Lucy melihat Declan tengah berbicara dengan wanita yang menggunakan seragam hotel dan sedang tertawa karena lelucon yang dikatakan wanita itu.
"Hei, kau ingin aku membawa barang-barangmu ini sendirian?" sahut Landon dan terkejut ketika Lucy menutup mulutnya.
"Diamlah, Landon. Kau akan membuat pria itu tahu aku sedang berada disini. Tinggalkan semua barang-barang itu disini, dan kau boleh pergi." Lucy berkata dengan masih menatap kearah Declan.
"Apa kau sedang memata-matai kekasihmu hingga datang kesini? Wah, Lucy. Kau benar-benar tidak terduga. Jangan pernah menyebut namaku saat Uncle Darren memarahimu." Ucap Landon tidak percaya dengan kelakuan sepupunya itu.
Lucy mendorong tubuh Landon agar tidak terlihat oleh Declan yang sedang berjalan kearah lift untuk naik keatas. "Kau benar-benar tidak bisa diam rupanya. Pulanglah, Landon. Aku akan menghubungimu jika terjadi sesuatu padaku."
Landon terlihat kesal dan meletakkan semua barang milik Lucy di lobby dan pergi meninggalkan wanita itu sendirian. "Dia mengusirku seolah aku ini hanya pelayannya." batin Landon dan tidak peduli lagi tentang urusan sepupunya itu. Ia memiliki urusan yang lebih penting.