NovelToon NovelToon
Kaisar Yang Terbakar

Kaisar Yang Terbakar

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Khairatin Khair

Di dunia yang dikendalikan oleh faksi-faksi politik korup, seorang mantan prajurit elit yang dipenjara karena pengkhianatan berusaha balas dendam terhadap kekaisaran yang telah menghancurkan hidupnya. Bersama dengan para pemberontak yang tersembunyi di bawah tanah kota, ia harus mengungkap konspirasi besar yang melibatkan para bangsawan dan militer. Keadilan tidak lagi menjadi hak istimewa para penguasa, tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan dengan darah dan api.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairatin Khair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

Di aula besar Valyria, cahaya lilin yang berkedip-kedip memantulkan bayangan di dinding batu. Liora, Varren, dan Seira duduk di sekitar meja besar, wajah mereka tegang dengan beratnya situasi. Ruangan yang biasanya menjadi tempat untuk pertemuan formal kini terasa lebih seperti ruang pengadilan, di mana keputusan yang diambil akan menentukan nasib seluruh kekaisaran.

Varren berbicara lebih dulu, suaranya terdengar kasar karena kelelahan. "Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Liora. Pasukan Timur akan sampai di perbatasan kita dalam dua hari, dan meskipun sekutu dari Barat sudah bergerak, jumlah mereka tidak cukup untuk menahan serangan penuh Kalros dan Kekaisaran Timur."

Liora menghela napas dalam-dalam, merasakan beban keputusan yang semakin berat. "Aku tahu, Varren," jawabnya dengan suara tenang, meskipun di dalam hatinya, dia merasa terguncang. "Tapi aku masih belum yakin menggunakan artefak ini adalah jawabannya. Kekuatan yang terkandung di dalamnya... aku tidak tahu apakah Valyria akan selamat jika aku menggunakannya."

Seira, yang duduk di sisi lain meja, menatap Liora dengan tatapan serius. "Liora, kita telah melalui banyak hal bersama. Kita tahu kau selalu mengutamakan keseimbangan. Tapi saat ini, keseimbangan itu sudah di ambang kehancuran. Jika kita tidak bertindak cepat, Valyria akan hancur, dengan atau tanpa artefak itu."

Kata-kata Seira menusuk, dan Liora merasakan sesuatu yang mirip dengan ketakutan merayap di dalam dirinya. Selama ini, dia berusaha menjaga agar keputusan-keputusannya tetap adil dan seimbang, tetapi ancaman dari Timur tidak lagi bisa dihadapi dengan cara yang sama.

"Seira," Liora akhirnya berkata, suaranya sedikit bergetar. "Aku tidak takut pada kekuatan ini. Aku takut apa yang akan terjadi pada Valyria jika aku menggunakan kekuatan yang sebesar ini. Aku sudah melihat apa yang terjadi pada Ragnar. Kekuasaan tanpa batas bisa menghancurkan siapa pun, bahkan yang paling kuat sekalipun."

Seira menatap Liora dengan mata yang penuh empati, tetapi juga tekad. "Aku mengerti ketakutanmu, Liora. Tapi aku mengenalmu jauh lebih baik daripada Ragnar. Kau bukan dia. Kau tahu batasanmu, dan itulah yang membedakanmu. Jika ada yang bisa menggunakan kekuatan ini dengan bijak, itu adalah kau."

Varren menimpali, suaranya lebih tegas daripada sebelumnya. "Aku setuju dengan Seira. Aku tidak pernah meragukan kemampuanmu untuk memimpin. Tapi kali ini, situasinya berbeda. Kita menghadapi ancaman yang lebih besar dari yang pernah kita hadapi sebelumnya. Kekuatan besar membutuhkan tindakan besar."

Liora merasa seperti dikepung dari semua sisi. Di satu sisi, ada naluri dalam dirinya yang menolak menggunakan kekuatan besar ini. Tapi di sisi lain, dia tidak bisa mengabaikan nasihat Varren dan Seira, dua orang yang selama ini setia mendampinginya dalam semua pertempuran.

"Kalian tidak mengerti," kata Liora tiba-tiba, suaranya sedikit meninggi. "Kalian tidak merasakan apa yang aku rasakan setiap kali aku memegang artefak ini. Kekuatan ini tidak seperti yang kalian bayangkan. Ini bukan hanya alat untuk menang. Ini lebih dari itu. Ini bisa merusak segala yang kita bangun, segala yang kita perjuangkan."

Keduanya terdiam, merenungi kata-kata Liora. Seira menunduk sejenak, kemudian berkata pelan, "Liora, kita tidak mengerti kekuatan itu sebaik kau. Tapi satu hal yang kami tahu pasti—tanpa bertindak sekarang, tidak akan ada lagi Valyria untuk diselamatkan."

Varren menambahkan, suaranya kali ini lebih lembut. "Kami mempercayaimu, Liora. Kami selalu mempercayaimu. Jika kau memutuskan untuk tidak menggunakan artefak itu, kami akan mendukungmu. Tapi jika kau memilih untuk melakukannya, kami juga akan mendukung keputusan itu. Ini adalah keputusan yang hanya bisa kau buat."

Liora terdiam lama, menatap peta yang terbentang di atas meja. Pikirannya berputar-putar, memikirkan segala kemungkinan. Suara Ares, yang pernah begitu kuat dalam benaknya, kini terasa semakin jauh. Dia tahu bahwa Ares ingin dia menjaga keseimbangan, tetapi kali ini, keseimbangan itu tampak seperti ilusi yang sulit digapai.

"Kalian berdua sudah bersamaku sejak awal," kata Liora akhirnya, suaranya terdengar lebih tenang. "Aku tidak bisa meminta rekan yang lebih setia daripada kalian. Tapi apa pun yang terjadi setelah ini, aku hanya bisa berharap kita semua siap menerima akibatnya."

Varren menatap Liora dengan tatapan penuh pengertian. "Apa pun keputusanmu, Liora, kami ada di sini bersamamu. Kami akan melindungi Valyria dengan segala yang kami miliki."

Seira mengangguk setuju. "Kita semua sudah terlalu jauh untuk mundur sekarang."

---

Hari berikutnya, persiapan di Valyria dilakukan dengan cepat. Pasukan bersiap untuk menghadapi serangan yang tidak bisa dielakkan. Rakyat mulai dikumpulkan di tempat perlindungan, sementara para prajurit bersiap siaga di perbatasan. Kabar tentang kekuatan Timur yang mendekat menyebar seperti api, menciptakan suasana panik di beberapa wilayah.

Liora berdiri di atas menara tertinggi, memandang ke arah Timur, di mana pasukan musuh berkumpul. Dari kejauhan, dia bisa melihat gerakan tentara yang sedang bersiap. Bendera-bendera merah dengan simbol naga hitam berkibar, tanda bahwa Kalros dan pasukannya siap untuk menyerang.

Dia merasakan artefak perak di tangannya berdenyut, seperti merespons ancaman yang semakin dekat. Kekuatan di dalamnya seperti ingin dilepaskan, ingin menghancurkan segalanya dalam sekali pukul.

Saat itulah Seira dan Varren mendekatinya. "Mereka hampir sampai," kata Seira, nadanya tegas.

Varren berdiri di samping Liora, memandang horizon yang sama. "Ini adalah pertempuran terbesar yang akan kita hadapi. Valyria sudah bersiap, tapi apa pun yang kau putuskan, kau harus melakukannya sekarang."

Liora memegang artefak itu lebih erat, merasakan kekuatan yang begitu kuat di dalamnya. Dia tahu bahwa apa pun yang dia putuskan dalam beberapa jam ke depan akan menentukan nasib Valyria—dan mungkin nasibnya sendiri.

"Satu pilihan," pikir Liora. "Satu langkah, dan semua bisa berubah."

Dia berbalik, menatap kedua orang yang paling ia percayai. "Ini adalah akhir dari perjalanan kita," katanya dengan suara yang tak tergoyahkan. "Kita akan bertempur, bukan hanya untuk Valyria, tapi untuk semua yang kita perjuangkan. Apapun yang terjadi, kita akan bertahan. Jika ini harus berakhir, kita akan berakhir sebagai pemenang."

Sorakan prajurit terdengar dari bawah menara, menyebar ke seluruh pasukan Valyria. Liora melihat ke langit, matahari mulai terbit dari balik pegunungan, memberi harapan terakhir sebelum pertempuran besar dimulai.

Dan saat itu, dia tahu bahwa apa pun yang terjadi, Valyria akan bertahan—dengan atau tanpa kekuatan artefak.

---

1
Delita bae
mampir 😁 bagus cerita nya😊😇🙏
Apin Zen
Penjelasannya enak dibaca😍
Khairatin: terima kasih🤩
total 1 replies
Yurika23
Jendral Ragnar jadi inget Ragnar Lothbrok di Viking...keren...
cerita othor keren nih...
Yurika23
keren Thor...bahasanya enak dibaca
Delita bae: semangat untuk karya baru nya😁💪
Khairatin: makasiih..
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!