(Tahap Revisi)
Hani tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya, yakni menjadi pelayan di sebuah Villa mewah. Namun nasib naas malah menimpanya di villa mewah itu.
"Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?" seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.
"Laki-laki yang burungnya mati suri" Hani mengatakannya dengan judesnya di depan semua orang.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Dihamili Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Aku tidak bisa. Aku tidak ada waktu buat keluyuran di luar. Lagian kenapa kamu tidak berangkat kerja, jangan sampai mama dan kakekmu marah karena kamu hanya bersembunyi di rumah peyok ku" ucap Hani dengan ketusnya, membuat Hans tersenyum tipis mendengar ucapannya.
"Hani, aku sengaja meluangkan waktuku untuk membawamu jalan-jalan. Karena selama kita menikah, aku belum pernah membawamu jalan-jalan ke suatu tempat" ucap Hans menjelaskan dan sebisa mungkin tak ingin membuat mood istrinya buruk pagi ini.
"Dan aku tidak tertarik jalan-jalan berduaan sama kamu atau berkencan seperti yang kamu katakan barusan!" ucap Hani dengan nada penekanan diakhir kalimat.
"Wah mbak Hani mau berkencan ya?" ucap dua ibu-ibu kepo yang merupakan tetangga sebelah yang sedari tadi penasaran untuk menemui Hani.
Makanya mereka langsung saja masuk ke dalam rumah karena sedari tadi mengetuk pintu, namun tidak ada sahutan dari si penghuni rumah dan momennya sangat pas karena mereka tak sengaja mendengar suara obrolan dari arah dapur.
"Bu Fatma, Bu Wati" ucap Hani terlonjat kaget melihat mereka dan sangat dikenalinya, maklum mereka adalah tetangganya.
"Hehehe, maaf ya mbak Hani kami langsung masuk, soalnya dari tadi kami panggil-panggil mbak Hani di teras taunya ada di dapur." ucap Bu Fatma tersenyum.
"Tidak apa-apa Bu" ucap Hani merasa kikuk melihat mereka.
"Pantas saja mbak Hani jarang keluar, soalnya mas Hans ada di rumah toh" ucap Bu Fatma disertai candaannya. Bahkan sang primadona kompleks menjadi bahan gosip mereka setiap harinya.
"Biasalah Bu Fatma, mbak Hani kan pengantin baru dan masih anget-angetnya, beda ama kita yang sudah tua. Bahkan masih pagi mbak Hani sudah keramas" ucap Bu Wati menggodanya dan memang sifatnya ceplas-ceplos.
Hani hanya mampu menunduk dengan wajah bersemu merah. Baru pagi-pagi dia sudah digoda oleh ibu-ibu rempong. Sementara Hans tersenyum tipis mendengar ucapan mereka. Sepertinya dia akan memanfaatkan keadaan.
"Jadi bagaimana sayang, apa kamu setuju untuk berkencan?" tanya Hans sengaja memperdengarkan kedua ibu-ibu itu alias tetangga yang mau diajak berkolaborasi.
"Eeh... itu...ya udah deh, aku setuju berkencan denganmu" jawab Hani dengan terpaksa, apalagi ada Bu Fatma dan Bu Wati ditengah-tengah mereka.
"Walahh mbak Hani mau diajak berkencan tooh. Pokoknya setuju saja mbak Hani. Kapan lagi berduaan terus sama suami" timpal Bu Wati mengomporinya.
"Betul mbak Hani, banyak loh pasangan muda terlalu ugal-ugalan waktu pacaran, kencan kesana kemari, namun setelah menikah mereka jarang lagi bermesraan. Apalagi belum lama menikah kebanyakan juga pasangan ujung-ujungnya pisah, sepertinya mereka sudah bosan dengan hubungan pernikahannya. Ditambah sudah ada orang ketiga memasuki rumah tangga mereka, sudah pasti rumah tangganya tak bisa diselamatkan lagi" ucap Bu Fatma panjang lebar memberikan fenomena pasangan suami istri yang lagi marak terjadi.
"Benar mbak Hani, pelakor sekarang merajalela. Bahkan kita ibu-ibu yang sudah tua saja masih tetap waspada dan selalu menjaga suami. Takutnya suami malah selingkuh atau jajan di luar. Pokoknya yang terpenting layani suami dengan baik terutama urusan ranjang, jangan lupa layani nya harus plus-plus biar suami puas dan makin cinta sama istri. Pokoknya mbak Hani harus wajib melayani mas Hans dengan baik, apalagi mas Hans orangnya ganteng, baik, kaya raya lagi, siapa coba yang tidak mau menjadi istrinya. Bahkan para anak gadis tetangga kompleks siap mengantri menjadi istri kedua mas Hans" ucap Bu Wati dengan hebohnya.
Hani hanya mampu tertawa kecil sambil mengepalkan tangannya di bawah meja. Sepertinya Hans bajingan sedang tebar pesona di kompleksnya, setelah mendengar langsung ucapan dari kedua ibu-ibu tersebut.
"Satu lagi, kebanyakan suami selingkuh pada saat istrinya sedang hamil. Banyak loh kasus yang terjadi di lingkungan kita dan begitu marak, baru-baru ini anak pak RT yang menjadi korban perselingkuhan suaminya, padahal kehamilannya masih lima bulan loh. Jadi mbak Hani harus ekstra waspada dan jangan pernah lengah" ungkap Bu Wati menyampaikan gosip terbaru di kompleks Perumahan permadani.
Deg!
Seketika Hani menghentikan tawanya dan mendadak tidak nyaman mendengar ucapan kedua ibu-ibu itu. Ingin rasanya dia mengusirnya dari rumah, namun tidak pantas dia lakukan kepada tetangganya itu. Karena sudah memberikan tips dan trik dalam berumah tangga.
"Semoga mbak Hani dan mas Hans dijauhkan hal seperti itu dan bahagia selamanya" ucap Bu Fatma tersenyum.
"Aamiin" ucap Hani dan Hans secara bersamaan membuat Bu Fatma dan Bu Wati langsung terang-terangan menggoda mereka atas kekompakannya mengaminkan ucapannya.
Sudah puas kalian menceramahi ku dan menggodaku, jadi sebaiknya kalian pergi. Batin Hani dengan gemesnya kepada tetangganya itu.
"Oh iya, kami hampir lupa menanyakannya. Siapa ya tiga orang asing yang membersihkan pekarangan rumah mbak Hani?" ucap Bu Wati dengan penasarannya.
"Mereka itu para pekerja di rumah suamiku" ucap Hani dengan senyum dipaksakan.
"Oalah apa aku bilang, kamu nya sih yang tidak mau percaya" timpal Bu Fatma sambil menepuk pundak rekan gosipnya.
"Kalau begitu kami permisi dulu mbak Hani, mas Hans" ucap keduanya berpamitan lalu bergegas keluar dari rumah Hani.
Sementara Hani mau tak mau terpaksa menuruti keinginan Hans yang ingin mengajaknya berkencan. Tampak Hani begitu cantik dan elegan dengan gaun pemberian Hans.
Walaupun Hani hanya memakai bedak tipis dan pewarna bibir namun tetap saja cantik mempesona sampai-sampai Hans terpesona menatapnya tanpa berkedip.
"Ayo, malu tau dilihatin tetangga" ucap Hani sambil mencubit perut Hans untuk menyadarkannya, membuat Hans tersenyum tipis lalu menggenggam tangannya.
"Ciee ciee, yang mau berkencan" goda Bu Wati bersama ibu-ibu lainnya.
Hani hanya mampu tersipu malu lalu bergegas masuk ke dalam mobil setelah Hans membukakan pintu mobil untuknya. Sedangkan Hans tersenyum ramah sambil melambaikan tangannya kearah ibu-ibu yang merupakan fansnya. Setelah itu barulah dia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.
"Hobi sekali kamu tebar pesona pada ibu-ibu tugos" kesal Hani dengan raut wajah cemberut.
"Aku hanya mencoba bersikap akrab pada tetanggamu, tidak salah kan" ucap Hans membela diri.
"Kelakuanmu itu sangat salah, karena aku tidak suka kamu sok akrab dengan para tetanggaku" timpal Hani sambil menunjuk wajah Hans.
"Tapi kamu sendiri begitu akrab sama bapak-bapak tua, bahkan beberapa dari mereka terus menanyakan mu yang jarang keluar rumah. Kalau tidak salah mereka memanggilmu Hani sweet" ucap Hans tidak mau kalah.
"Ya, sedari dulu bapak-bapak dan kaum anak muda memujaku dan mengidolakan ku karena akulah primadona kompleks" ucap Hani berbangga diri.
Ciitttt
Hans menghentikan laju mobilnya secara mendadak membuat Hani langsung mengumpat kesal.
"Hei apa kamu tidak bisa berkendara hah!"
"Hani Handoko, mulai sekarang tidak ada pria lain yang boleh memuja dan mengidolakanmu, karena aku tidak suka. Cukup aku seorang yang memujamu dan mengidolakanmu" ucap Hans serius menatap tajam kearah Hani dan terlihat bersungguh-sungguh.
"Suka-suka mereka dong, kamu tidak usah....."
"Tidak bisa! Karena kamu adalah milikku dan selamanya pun akan menjadi milikku" ucap Hans sambil menunjuk dada Hani.
"Ralat kembali ucapan mu karena sebentar lagi kita akan ber...... Emmppp"
Hani tidak melanjutkan ucapannya, karena bibirnya langsung dibungkam habis oleh bibir Hans.
Diluar dugaan nyonya Miranda yang mengikuti mobil mereka dari belakang hanya mampu mengepalkan tangannya saat tak sengaja melihat putranya berciuman di dalam mobil.
"Keterlaluan, wanita berandalan itu benar-benar mempelet putraku. Awas saja! saingan beratnya akan muncul. Tidak akan ku biarkan dia terus mencuci otak putraku" ucap nyonya Miranda sambil mengepalkan tangannya.
"Evelyn, segera temui Hans. Pokoknya buat dia kembali kepadamu" ucap Nyonya Miranda diujung telepon yang langsung menghubungi sosok wanita yang akan membantunya.
"Baik Tante" ucap suara lembut seseorang yang tidak lain adalah Evelyn.
Bersambung. ...