Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
Naira berjalan ke meja makan saat melihat dari jauh semua sudah berkumpul menunggu diri nya.
"Pagi ma, Pa."Sapa Naira.
"Pagi sayang."
"Papa dan Mama kapan kembali nya?, kok bisa berbarengan dengan Mas Bagas?." Tanya Naira. karena itu yang di pikirkan Naira sejak ia masuk ke kamar mandi.
"Iya sayang, kami bertemu di luar kota, jadi kami pulang bersama."Balas Bu Citra.
"Oh."
"Mas Bagas, tidak bisa di hubungi beberapa hari ini."Ucap Naira.
"Benarkah?." Bu Citra melihat Bagas yang diam, ia mengelengkan kepala nya.
"Mama lupa memberitahu mu sayang kalau Mama sedang bersama Bagas, jadi kan kamu bisa telefon Mama k"Ucap Bu Citra.
"Gak apa-apa Ma, Aku senang mas Bagas baik-baik saja."Balas Naira.
Setelah selesai makan, Naira mengobrol dengan Bu Citra, kedua nya bersenda gurau. Bagas yang mendengar suara tawa Naira pun tersenyum.
•••
Malam Hari nya.
Naira masuk ke kamar dan melihat Bagas sudah memejamkan mata nya, Wajah yang beberapa hari tidak ia lihat, sangat ia rindukan, Entah dia merindukan ku atau tidak, Seperti nya tidak. Gumam Naira, Gumam an terakhir nya membuat ia pun cemberut kalau-kalau Memang Bagas tidak merindukan nya sama sekali.
Naira lalu duduk di tempat tidur agar keras, tanpa sadar goyangan pada tempat tidur itu telah membangunkan Bagas yang baru akan tidur.
Naira lalu membaringkan tubuh nya di tempat tidur, membaringkan tubuh nya membelakangi Bagas.
Pikiran nya tentang Bagas tak merindukan nya, dan Bagas yang tidak menelepon nya membuat ia merasa kesal sendiri. Bagas hanya diam dan kembali menutup mata nya.
Keesokan hari nya.
Naira terbangun dan seperti biasa, ia sudah tak mendapati lelaki itu ada di kamar, Ia membuang nafas sesak, karena ia kalah pagi dari suami nya itu.
•••
Di meja makan.
Naira berjalan ke meja makan dan melihat Bagas dan Kedua orang tua nya sudah duduk untuk sarapan bersama.
"Selamat pagi sayang." Sapa Bu Citra.
"Pagi Ma, Pa."Sapa balik Naira.
"Ayo duduk, Mama bikinkan kamu makanan spesial."Ucap Citra.
Naira bisa melihat kalau Ibu mertua nya begitu senang dan Semangat pada nya. Ia pun ragu-ragu duduk di kursi bersampingan dengan suami yang selalu dengan Ekpresi datar nya.
"Ini sayuran mama masakan spesial untuk kamu sendiri sayang, makan lah yang banyak."
"Oh ya, Untuk ma?."Tanya Naira heran. kenapa ia sungguhi sayuran.
"Biar bisa cepat hamil." Ucap Bu Citra tertawa kecil.
Bagas yang mendengar langsung tersedak dan batuk-batuk. Naira dengan cepat memberikan gelas minuman pada Bagas. Naira tersenyum ragu membalas ucapan ibu mertua nya. Namun ia tetap memakan makanan itu tanpa mengatakan apa pun.
•••
"Bayi?, Ha ha ha, Ibu mertua mu sungguh berharap kau akan segera hamil, Dia tidak tahu saja kalau Putra nya tidak ingin menyentuh mu." Ucap Erika.
"Tapi itu bukan hal yang lucu Rik, Semua orang tua jelas menginginkan Cucu setelah anak mereka menikah." Ucap Nana.
"Iya aku tahu, Tapi kau tahu sendiri seperti apa mas Bagas nya itu kan." Balas Erika lagi.
Naira yang mendengar kedua pembicaraan itu hanya diam saja. "Aku bahkan belum sempat membayangkan seperti apa nanti ia melakukan nya pada ku, tapi kini aku sudah di paksa membayangkan memiliki seorang bayi." Ucap Naira, Ia merasa sangat Aneh akan hal ini.
Lumayan lama sudah ia menikah, bahkan belum terlintas di benak nya kalau-kalau Bagas mulai lulus dan menyentuh nya, Ia berfikir seperti apa reaksi nya saat itu ketika Suami nya mengajak nya melakukan nya.
"Oh astaga aku tak mampu membayangkan nya." Ucap Naira Lagi.
Erika dan Nana jelas saja lansung tertawa melihat Naira begitu tertekan memikirkan Malam pertama nanti jika ia dan Bagas melakukan nya.
"Kau hanya perlu rileks dan diam saat dia menyentuh mu Nai, pasrah saja, itu sudah kewajiban mu." Ucap Erika mengoda Naira.
"Diam seperti patung, kau gila." Ucap Nana.
"Iya, lalu harus bagaimana, harus menggeliat seperti cacing kepanasan?."
Percakapan yang semakin ngaco membuat Naira membuang nafas Berat, karena harus memaklumi mereka semua belum memiliki Pengalaman ini.
bukan pak Cipto