Geng motor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayliz_Mavka97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERLIAN TERSEMBUNYI!
..."Jika rivalmu licik maka kau harus cerdik untuk melawannya, dan jika rivalmu pintar maka kita harus genius untuk menghadapinya"...
...~ Aileen Shaenetta Auristella Z. Wulgros ~...
Markas Black Dragon
Pukul 10.00
Saat ini semua anggota keluarga Arzhel, dan Sheina berkumpul di ruangan khusus Black Dragon.
Bahkan saat ini di sana ada keluarga para sahabat Arzhel dan Sheina, mereka mengadakan pertemuan secara mendadak, untuk membahas masalah mafia toderox yang sering mencari masalah pada mereka.
"Lihatlah para tua bangka ini, saat aku yang memintanya untuk berkumpul, mereka selalu mencari seribu macam alasan, dan mengatakan banyak kegiatan untuk bisa hadir," cibir Edgar pada para sahabatnya.
"Saat cucu menantuku yang memanggil mereka kemari, mereka langsung datang, cih!" sinis Edgar.
Cucu menantu?
Blush!
Wajah Sheina seketika merona, saat Edgar memanggilnya cucu menantu, rasanya ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan di perutnya. Sheina menunduk, dan menggigit kecil bibir dalamnya.
Salting brutal!
"Gila! Cucu menantu? Gue diakuin sebagai cucu menantu," ucap Sheina dalam hati.
Saking saltingnya dia bahkan secara tidak sadar mencengkram paha kedua kakaknya.
"Ssss..." Ziofano meringis karna cengkraman sang adik.
Berbeda dengan sang kembaran, Geovano hanya mengerutkan alisnya saat merasakan perih di bagian pahanya.
"Princess kalau lagi salting, jangan jadikan paha Abang korban, dong," bisik Ziofano ditelinga Sheina.
Sheina tersentak mendapat bisikan dari Ziofano, dia segera melihat tangannya yang ada di paha kedua Abangnya, setelah menyadari kesalahannya.
Sheina mengangkat kedua tangannya, "Maaf Bang, Ai nggak sengaja," balasnya berbisik.
"Nggak apa-apa," jawab Geovano mengusap kepala Sheina.
Arzhel mengepalkan kedua tangannya, si cowok ice itu mengalihkan pandangannya melihat kedekatan Sheina dengan kedua Kakaknya.
Cemburu?
Iya Arzhel cemburu, entah kenapa rasanya Arzhel tidak menyukai seseorang menyentuh gadisnya, walaupun itu adalah Kakak kandungnya sendiri.
Wah posesif!
Nathan yang menyadari sikap putranya. "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya," ucapnya dalam hati tersenyum miring.
Karel terkekeh mendengar cibiran dari Edgar. "Aku tidak memiliki alasan untuk menolak, jika yang menghubungiku adalah spek bidadari seperti ini," jawabnya menatap Sheina.
Arzhel yang mendengar hal itu seketika menoleh dan menatap Kakeknya Bryan. "She's mine!" tegasnya menatap tajam Karel.
Semua orang yang ada di sana menoleh ke arah Arzhel.
"Wah, ternyata cucuku posesif juga, memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya," goda Stefan.
Arzhel tidak menjawab, dia berdiri dari tempat duduknya, dia berjalan ke arah sofa tempat duduk Sheina dan kedua Kakaknya.
Ziofano yang paham akan maksud dari calon Adik iparnya itu, dia berdiri dan pindah duduk di sebelah Geovano.
Stefan Harison Javernest, Kakek Arzhel, Kenzo, dan Keyvara.
Karel Delano Anthony, Kakek Bryan. Bryan anak yatim piatu, dia hanya memiliki Kakeknya saja.
"Tenang aja boy, aku masih setia dengan istriku, walaupun dia sudah tidak ada di sini lagi," jawab Karel.
Arzhel tidak menjawab, dia hanya memasang wajah datar dan dingin.
"Jadi bagaimana sekarang?" tanya Edrick.
"Kita serang mereka, sudah lama kita memberi mereka waktu bersenang-senang," ucap Gilbert.
Gilbert Lexux Grayson, Papa Xavier dan Agatha.
"Kau benar, mereka selalu menganggap kita lemah, sekarang saatnya kita membalas mereka semua," ucap Alexander.
Alexander Demon Maxime, Papi Jeslyn.
"Aku akan membalas kematian istri dan anakku," ucap Karel.
"Aku masih ingat, apa yang mereka lakukan pada mendiang kedua orang tuaku," ujar Kevin.
Kevin Dean Argantara, Papa Reyhan.
"Joshua pelaku kebakaran yang menyebabkan, aku kehilangan keluargaku di depan mataku saat umurku masih 10 tahun," ucap Nicholas.
Nicholas Chaves Leuis, Papa Zayden.
"Aku ingin melihat Joshua, dan para pengikutnya hancur sehancurnya, dia membuatku kehilangan kedua orang tuaku sekaligus membuat gadis kecilku jadi yatim piatu," ujar William menatap Laura.
William James Smith, Papa Evelyn dan Laura. Laura adalah anak yatim piatu, Laura yang mendengar hal itu mengepalkan tangannya saat mendengar Uncle sekaligus Papa angkatnya membahas kematian kedua orang tuanya.
"Kita memang harus memusnahkan orang-orang serakah itu dari muka bumi ini, aku tidak akan hidup tenang sebelum membalas kematian istri dan anakku, cucuku harus kehilangan kedua orang tuanya karna ulah Joshua," tambah Marvel menatap Jennifer.
Marvel Jerico Rider, Kakek Jennifer. Jenifer juga yatim piatu.
"Jadi apa yang akan kita lakukan untuk membalas mereka? Rasanya darahku selalu mendidih setiap kali mendengar nama Joshua," lanjut Keenan.
Keenan Ravindran Zorion, Ayah Daren.
Arzhel yang mendengar ungkapan mereka semua, mimik wajahnya semakin datar, tatapan matanya semakin tajam, bahkan tangannya sudah terkepal erat.
Bukan cuman Arzhel, tapi para sahabatnya juga sama, begitu pun dengan sahabat Sheina.
Aura dalam ruangan tersebut sangat mencekam, orang-orang yang ada di sana dipenuhi kemarahan terhadap Joshua sang ketua mafia toderox.
Mafia Toderox, adalah salah satu kelompok mafia yang ada di Itali, mereka terkenal dengan kelicikan, kesombongan, dan keserakahannya.
"Sebaiknya kita serang markas toderox malam ini," ucap Daren.
"Tidak, jangan terburu-buru," jawab Sheina dingin.
Semua orang menatap ke arah Sheina.
"Kita memang harus menyerang mereka nak, jika tidak, mereka akan semakin berulah," ujar Stefan.
Sheina menghela nafas kasar mendengar hal itu.
Arzhel menatap Sheina. "Apa kamu memiliki rencana?" tanyanya.
"Kita ikuti permainan mereka, untuk sekarang kita cukup awasi pergerakan mereka saja," jawab Sheina.
"Lo yang benar aja dong, kalau kita diam saja yang ada mereka semakin keterlaluan," celetuk Bryan.
Sheina tersenyum misterius, senyuman yang membuat semua orang yang ada di sana merasakan aura yang berbeda dari gadis cantik itu.
DEG!
Semua orang tersentak kaget saat melihat warna bola mata Sheina berubah warna menjadi warna amber, kecuali keluarga Shiena, dan keempat gadis cantik sahabat Sheina yang memang tau soal hal itu.
Berbeda dengan orang-orang yang ada di sana yang kaget melihat Sheina, justru Arzhel menatap kagum dan terpesona dengan perubahan warna bola mata Sheina.
"Akhirnya setelah 12 tahun lamanya, aku bisa lihat, perubahan warna bola mata kamu lagi Ai. Masih cantik seperti dulu," ucap Arzhel dalam hati.
Arzhel tau?
Arzhel mengetahui soal keistimewaan yang dimiliki oleh gadisnya, saat pertemuan Arzhel dan Sheina waktu mereka kecil, saat itu mata Sheina juga berubah seperti sekarang.
Karana Hal itu juga yang membuat Arzhel jatuh hati dan mengklaim Sheina jadi miliknya saat dia masih kecil.
Dark side Sheina mode on!
"Jadi kita akan menyerang mereka malam ini? Atau tidak?" tanya Daren.
"Tidak!" tegas Arzhel dingin.
"Terus kapan kita akan nyerang mereka Zhel?" tanya Xavier.
"Terlalu tergesa-gesa dalam bertindak juga tidak baik, tidak semua masalah harus kita selesaikan dengan sesegera mungkin dengan kekerasan," jawab Sheina.
"Adakalanya kita harus menyusun rencana secara strategis sebelum bertindak, karna terkadang ada sesuatu yang perlu diselesaikan dengan otak bukan otot," tambah Sheina dingin.
"Jika rivalmu licik maka kau harus cerdik untuk melawannya, dan jika rivalmu pintar maka kita harus genius untuk menghadapinya," jelas Sheina.
Semua orang terdiam mendengar perkataan Sheina.
Edgar mengangguk dan menatap kagum Sheina. "Jadi apa yang harus kita lakukan Princess?" tanyanya.
"Hal pertama, yang harus kita lakukan sebelum menyerang Joshua, kita kumpulkan semua pilar yang dia miliki," jawab Sheina dingin dengan wajah serius.
"Bukankah, jauh lebih menyenangkan jika kita bisa merobohkan semua pilarnya secara bersamaan?" tanya Sheina menatap mereka satu per satu.
"Akan jauh lebih bagus, jika pilar itu roboh saat peperangan nanti," tambah Sheina.
Arzhel tersenyum smirk saat dia paham maksud gadisnya.
"Selama ini Joshua selalu bisa bangkit setelah mendapat penyerangan dari kalian, itu karna dia masih memiliki pilar untuk bisa bangkit lagi," lanjut Sheina.
"Pilar?" tanya Edgar.
Sheina mengangguk. "Iya pilar, sama seperti sebuah bangunan yang membutuhkan tiang penyangga, agar bangunan itu berdiri dengan kokoh. Manusia juga memiliki pilar kehidupan untuk membuatnya merasa kuat," jawab Sheina.
"Pilar yang aku maksud adalah karier, uang, cinta, tujuan, dan antusiasme. Joshua memiliki kekuasaan di dunia bawah, dia memiliki bantuan dari beberapa kelompok mafia yang lain, hal itu yang membuatnya menjadi kuat dan tetap bertahan sampai hari ini," tambah Sheina.
"Tapi, kalau kita tetap diam saja, Joshua pasti akan merasa menang dan menganggap kita lemah". Kata Reyhan.
Sheina tersenyum smirk. "Listen, diam bukan berarti lemah, lambat bertindak bukan berarti kalah," jawabnya.
"Justru bagus kalau si Joshua jelek itu merasa menang, biarkan saja dia terbang tinggi kalau perlu sampai ke langit tujuh sekalian," tambah Sheina.
"Maksud lo?" tanya Zayden bingung.
"Joshua sangat suka dengan kemenangan, jika dia merasa menang terus menerus itu akan membuat si jelek itu merasa berbangga diri, right?" tanya Sheina.
Arzhel mengangguk. "Iya," jawabnya.
Sheina tersenyum misterius. "Biarkan saja Joshua terbang setinggi mungkin seperti yang dia inginkan dan merasa selalu menang," ucapnya.
"Saat dia sampai di puncaknya, wushh..." tambah Shiena mengangkat satu tangannya dan mencontoh pesawat jatuh.
"Boom! Kita patahkan semua sayap-sayap yang dia miliki, buat dia jatuh sejatuhnya sampai dia tidak bisa terbang lagi, jangankan untuk terbang, bahkan untuk mengangkat kepala ke atas saja dia enggan," sambung Sheina.
"Berikan dia kejutan bombastis yang tidak pernah dia bayangkan, hancurkan semua kepercayaan diri, kesombongan, keserakahan, beserta semua pilarnya dan juga semua bekingan yang dia miliki dalam waktu yang bersamaan," jelas Sheina.
"Those are the rules of the game!" tegas Sheina dengan tatapan tajam nan mengintimidasi.
(Itulah aturan mainnya)
Damn!
Wow!
Mereka semua menatap sheina dengan tatapan kagum, dengan cara balas dendam versi gadis ini.
Pelan tapi menyakitkan!
Seseorang yang selalu membanggakan kekuasaan, kekayaan, kesombongan, dengan karier, uang, cinta, tujuan, dan antusiasme yang dia miliki.
Hilang dalam sekejap, maka hidupnya akan jauh lebih hancur dibanding tertembak oleh senjata, karna mereka akan merasa kehilangan semua semangat hidupnya.
Joshua adalah orang yang haus akan kekuasaan, makanya dia selalu mengusik semua keluarga konglomerat itu untuk mengambil alih kekuasaan yang mereka miliki.
"Cara genius tapi lebih menyakitkan dari bom nuklir," ucap Edgar bertepuk tangan kagum mendengar penjelasan Sheina.
"Kamu sudah tau semua pilar-pilar yang dimiliki oleh Joshua?" tanya Nathan.
Sheina tidak menjawab, matanya terus menatap ke arah jendela, dan...
Dor!
Dor!
Dor!
Sheina dengan lincah menembak ke arah jendela ruangan itu.
"Aarrgghh...." jeritan dari orang yang ditembak Sheina.
Semua orang dalam ruangan itu mematung, mereka shock dengan tindakan Sheina tiba-tiba.
Arzhel langsung berdiri dari tempat duduknya, dia keluar jendela dan melihat orang yang terkapar di sana karna ulah gadisnya.
Sheina datang dan berdiri di samping Arzhel, dia mendorong orang itu dengan kakinya.
"Dia nggak mati, kan?" tanya Sheina polos menatap Arzhel.
Arzhel menoleh melihat tatapan polos gadisnya, "Aiiiiii...." gemasnya dengan sikap Sheina.
"Hm? Apa?" tanya Sheina dengan mengerjapkan mata beberapa kali.
Arzhel hanya menghela nafas melihat sikap gadis cantik itu.
"Ken, ini pistol lo, thanks," ucap Sheina memberikan pistol pada Kenzo yang baru saja datang.
Kenzo memeriksa pistolnya. "Kapan lo ambil pistol gue?" tanyanya bingung, dia baru menyadari kalau pistol di saku jaketnya sudah tidak ada.
"Tadi, saat lo lewat di belakang gue," jawab Sheina santai.
Kenzo melotot mendengar jawaban Sheina. "Waktu gue ambil minum?" tanyanya lagi.
Sheina mengangguk.
"Gila! Kok bisa? perasaan gue juga ada di sana, tapi kok gue nggak sadar ya, lo ambil pistol, Ken," pekik Daren.
"Gimana caranya lo ambil, Shei?" tanya Xavier.
Sheina mengangkat bahu acuh. "Cek cctv dapur, gue malas harus menjelaskan," jawabnya.
Sheina berjalan masuk, meninggalkan para sahabat Arzhel yang masih bertanya-tanya bagaimana cara gadis cantik itu mengambil pistol dari saku Kenzo.
"Lo nggak sadar Ken? Shei, ambil pistol lo?" tanya Reyhan.
"Nggak," jawab Kenzo.
"Itu hal biasa bro, Princess itu seperti macan tutul dia memiliki kombinasi kekuatan, kelincahan, dan kemampuan sembunyi-sembunyi luar biasa. Gue aja sebagai Letnan Tentara kadang kalah cepat dan tanggap sama dia," jelas Ziofano kagum dengan kemampuan sang adik.
Semua orang yang ada di sana menatap ke arah Sheina yang sudah duduk sambil memangku toples kue, dia makan dengan menggoyangkan kepala ke kiri kanan seperti anak kecil.
"Berlian yang tersembunyi," puji Stefan.
"Kau benar, dia berlian keluarga kami," jawab Edrick.
Arzhel menatap kekasihnya dengan tatapan dalam, "Makasih Ai, udah milih aku jadi pendamping kamu, aku beruntung bisa jadi orang yang berhasil meruntuhkan tembok kamu," ucap Arzhel dalam hati.
***
Malam hari
Setelah mereka makan malam para tetua keluarga menyuruh mereka istirahat.
Mereka semua sudah membicarakan rencana yang akan dilakukan untuk membalas kejahatan Joshua, Arzhel dan Sheina sudah menjelaskan strategi yag akan mereka gunakan.
Arzhel dan Sheina juga menggabungkan program canggih yang mereka miliki untuk mencari siapa saja orang yang menjadi pilar Joshua.
Kamar Arzhel
Sheina sudah mandi dan berganti pakaian, dia menggunakan baju kaos kebesaran milik Arzhel, dengan hotpants, Sheina mencepol rambutnya membuat leher jenjang miliknya terlihat dengan jelas, saat ini dia sedang duduk di sofa dalam kamar Arzhel.
Dia mendengarkan musik, sambil membuat senjata, meracik racun, dan bahan eksperimen lainnya.
Ceklek!
Arzhel keluar kamar mandi, dia sudah mandi dan berganti pakaian, Arzhel hanya memakai celana kain tidur, tanpa atasan.
Tap!
Tap!
Arzhel berjalan mendekati Sheina, dia duduk di sebelah gadisnya yang terlihat sangat serius dengan kegiatannya.
Arzhel mengusap kepala Sheina, membuat Sheina menoleh menatap Arzhel.
"Kenapa?" tanya Sheina lembut.
Arzhel tersenyum mendengar suara lembut dari gadisnya. "Nggak apa-apa, kamu ngapain? Hm?" tanyanya balik.
"Aku buat senjata, racun, dan beberapa eksperimen," jawab Sheina.
Melihat rambut Arzhel masih basah, Sheina berdiri mengambil hair dryer.
Sheina duduk di sofa kembali. "Sini," panggilnya.
Arzhel berdiri dan duduk di hadapan gadisnya.
Sheina mengeringkan rambut Arzhel, dia juga memberikan pijatan-pijatan kecil untuk membuat Arzhel rileks.
Arzhel menikmati hal itu, dia memejamkan matanya merasakan pijatan dari tangan mungil kekasihnya tersebut.
Beberapa menit kemudian, Sheina sudah selesai mengeringkan rambut Arzhel.
"Sudah?" tanya Arzhel.
"Iya," jawab Sheina.
Arzhel kembali duduk di sofa, Sheina membereskan peralatan miliknya.
"Loh, udah selesai Ai?" tanya Arzhel heran.
"Belum, masih ada beberapa yang belum aku racik," Jawab Sheina.
"Kenapa kamu bereskan alatnya?" tanya Arzhel.
"Hehehe... Aku mau nonton drakor, sebentar lagi waktu tayang drakor kesukaan aku," jawab Sheina tersenyum lebar.
Arzhel yang mendengar hal itu geleng-geleng kepala dengan tingkah kekasih hatinya.
Sheina selesai membereskan alat-alatnya. "Ar, aku boleh ambil cemilan nggak?" tanyanya.
Arzhel menoleh. "Ambil aja honey, itu memang buat kamu," jawabnya lembut.
Sheina tersenyum. "Makasih Mas pacar," ucapnya.
Blush!
Salting!
Pipi Arzhel merona, dia salting saat mendengar ucapan Sheina memanggilnya Mas pacar, rasanya jantung Arzhel akan berpindah ke ginjal hanya karna panggilan sederhana itu, tapi mampu membuat sang iceboy itu salting brutal.
Arzhel menekan pipi dalamnya dengan lidah, dia mengalihkan pandangannya.
"Mas pacar! Sial! Kenapa rasanya jantungku mau lepas ya, karna panggilan itu," ucap Arzhel dalam hati.
Arzhel menoleh, dia melihat Sheina sibuk mencari cemilan di lemari kecil yang ada di dalam kamar itu.
"Bisa-bisanya dia bersikap santai seperti itu, setelah membuatku salting brutal kayak gini, huh!" ucap Arzhel dalam hati.
Sheina tidak melihat pipi Arzhel merona, karna dia langsung berdiri dari tempat duduknya setelah mengucapkan terima kasih.
Sheina kembali duduk di sofa, dengan membawa beberapa macam cemilan. Dia mengambil laptop miliknya.
"Nonton di tv aja, Ai!" titah Arzhel lembut.
"Boleh?" tanya Sheina.
"Boleh sayang," jawab Arzhel lembut.
Blush!
Pipi Sheina seketika merona mendengar Arzhel memanggilnya sayang, dengan nada bicara lembut, dan tatapan dalam.
"Ekhm..." Sheina berdehem. "Remotnya mana?" tanyanya.
Arzhel memberikan remot tv pada Sheina.
Sheina sudah menemukan drakor kesukaannya, dia begitu fokus menonton drama dengan memakan cemilan.
Arzhel memeriksa beberapa berkas yang dikirim David, saat dia ingin mengambil minum di meja. Dia tertegun saat melihat paha mulus kekasihnya.
Glek!
Arzhel meneguk ludah kasar, saat dia melihat paha mulus milik Sheina untuk pertama kalinya, dia baru menyadari kalau gadisnya hanya menggunakan kaos kebesaran miliknya dengan celana pendek.
Arzhel mengalihkan pandangan sebentar. "Ar, jangan macam-macam, jangan buat Ai jadi risih sama lo," ucap Arzhel dalam hati pada dirinya sendiri.
Arzhel mengambil minuman di meja, dia meneguk habis minuman itu.
Glek! Glek! Glek!
Arzhel meminum minumannya sambil melirik paha Sheina, sungguh! Arzhel tidak bisa mengalihkan pandangannya.
"Astaga, Zhel sadar bego!" umpat Arzhel dalam hati.
Arzhel kembali fokus melihat layar laptop miliknya, tapi itu hanya sebentar, karna dia kembali melirik paha mulus Sheina.
"Apa paha aku, jauh lebih menarik dari laptop kamu Tuan Muda Arzhelio?" tanya Sheina tiba-tiba.
Sheina memiliki insting yang sangat tajam jadi dia tau kalau Arzhel sedang melirik dirinya.
Arzhel tersentak saat mendengar suara Sheina.
"Paha kamu lebih menarik!" jawab Arzhel dengan jujur.
Puk!
"Mesum!" cibir Sheina memukul dada Arzhel.
Arzhel terkekeh kecil.
Sheina meraup wajah Arzhel "Fokus," ucapnya.
"Iya, ini aku lagi fokus," jawab Arzhel melirik paha Sheina.
Mata Sheina melotot. "Fokus sama kerjaan kamu, bukan paha aku, Mr. Mesum!" tekan Sheina.
"Gimana mau fokus, kalau paha kamu jauh lebih menarik dari berkas yang ada di laptop ini," jawab Arzhel santai.
Sheina melirik sinis Arzhel, lalu dia mengambil bantalan kursi dan menutup pahanya.
"Jangan bilang, kamu kayak gini juga, kalau liat cewek yang pamer paha di luar sana," ujar Sheina memicingkan mata curiga pada Arzhel.
"Nggak ya Ai, aku nggak tertarik sama cewek di luaran sana, cuma kamu," jawab Arzhel.
Sheina hanya melirik Arzhel, dia kembali fokus ke layar tv.
Arzhel mendengus saat melihat bantalan yang menutupi pemandangan indah baginya, dia menarik bantal sofa itu dan melemparnya kesembarang arah.
"Kenapa kamu lempar bantalnya?" protes Sheina.
"Menghalangi," jawab Arzhel santai.
Sheina mendelik mendengar jawaban santai Arzhel, saat Sheina ingin berbicara, tiba-tiba...
CUP!
Arzhel dan Shiena sama-sama mematung saat adegan kissing di drama muncul. Arzhel melirik Sheina yang terlihat gugup.
"Ai," panggil Arzhel.
"Hm?" Sheina.
Arzhel menyimpan laptopnya, dia mengangkat tubuh Sheina ke pangkuannya.
Grep!
Sheina masih tertegun dengan gerakan Arzhel yang mengangkat tubuhnya ke pangkuan cowok tampan itu secepat kilat.
"Ai, boleh?" tanya Arzhel mengusap lembut bibir Sheina.
Sheina rasanya terhipnotis oleh tatapan dalam dan suara lembut plus sexy Arzhel.
Sheina reflek menganggukkan kepala, Arzhel yang sudah mendapat lampu hijau dari Sheina tersenyum bahagia.
CUP!
Arzhel mencium bibir Sheina dengan lembut, Sheina membalas dan membuka mulutnya.
Arzhel merasakan mulut Sheina terbuka segera meloloskan lidahnya masuk ke mulut gadisnya.
"Emh..." desah Sheina tertahan saat tangan Arzhel meremas pelan pahanya.
"Shit! Mulus banget!" umpat Arzhel dalam hati.
Ciuman keduanya terus berlanjut, tangan Arzhel juga terus memberikan usapan lembut di paha Sheina.
Beberapa menit kemudian, Sheina menepuk dada Arzhel, Arzhel paham maksud gadisnya segera melepas taunan bibir mereka.
Hosh ... Hosh ... Hosh ...
Nafas keduanya terengah-engah, Arzhel menatap dalam Sheina, Sheina membalas tatapan Arzhel dengan tatapan yang sama.
"I Love You More Tuan Muda Arzhelio," ungkap Sheina.
Arzhel tersenyum bahagia. "I Love You Even More Honey," balasnya.
*
*
*
To Be Continued
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Minggu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Selasa 🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂✨🙏😇
Selamat hari jum'at ❤️❤️😊
Thanks 🙏🏻🙏🏻❤️❤️😊😊
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Juma't Thor 👍🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Kamis🙂🙏👍
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇