Oswald Steinwech, pria misterius yang selalu menjadi buronan aparat kepolisian karena kasus-kasus pembunuhan brutal yang di tuduhkan terhadap dirinya, membuat Oswald harus berpindah-pindah tempat tinggal!
Beberapa bisnis ilegal yang ia kelola bahkan terancam tumbang karena pengkhianatan dari rekan kerja juga sahabat dekat, pria berwajah pucat itu bahkan tak lagi mampu mempercayai orang-orang yang semula menjadi kaki tangan baginya!
Menghilang sementara waktu merupakan cara terbaik bagi Oswald untuk bisa kembali menata kehidupannya yang selalu berantakan! hingga akhirnya seorang gadis muncul dalam kehidupan Oswald!
Keceriaan serta ketegaran dari diri Reyna dalam menapaki alur kehidupan seorang diri justru membuat Oswald mengubah pandangan perihal kehidupan yang ia lalui! Reyna yang awalnya tampak menyebalkan di mata Oswald, kini justru menjadi gadis istimewa yang mampu mendobrak kebekuan hati Oswald,
Akankah Oswald menemukan kedamaian hidup bersama Reyna????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasta Saus Bolognese!
Oswald tampak cekatan, pria itu kembali beranjak dan menjauh dari Reyna yang hanya mampu melayangkan pandangan kesana-kemari,
Apa yang harus kulakukan sekarang?? bagaimana caraku meminta tolong padanya?
"T-tuan!!"
"Diam lah disana!! akan segera ku siapkan makan malam untuk mu!"
Apa??? makan malam??? aku memang lapar! tapi ini sudah hampir pukul 23.00! tidak bisakah dia mengantar ku pulang saja secepatnya?? aku tak mungkin bisa tidur jika harus menginap di tempat asing seperti ini! Tuhan!!! aku harus bagaimana???
Reyna lagi-lagi tertunduk lemah tanpa mampu menyuarakan isi hatinya yang terus memberontak!
Tak lebih dari lima belas menit,
Oswald kembali muncul dengan memegang hidangan di atas piring pada tangan kanan juga kiri.
"Makanlah! kau pasti belum makan malam bukan?"
"Mmmmmm-,"
"What's wrong??"
Melihat Reyna yang justru hening sembari memperhatikan pinggan di atas pangkuan seketika membuat Oswald menyambar hidangan.
Ada apa dengannya?? apa dia menaruh curiga padaku??
"Lihatlah!!!"
"A-apa??"
"Sama sekali tak ada racun disini!" Oswald berucap sinis sembari mengunyah pasta saus bolognese juga ham buatan tangannya.
"T-tuan!! aku sama sekali tak berpikiran bahwa Anda memiliki niat untuk mencelakai saya! tapi-," Reyna berucap gagap sembari menggaruk kepala.
Apa?? apa benar dia sama sekali tak mencurigai ku?
Oswald memicingkan mata sembari terus memperhatikan Reyna yang kini tak kunjung mengangkat dagu.
"Katakan lah!"
"Saya ingin pulang, Tuan!"
"Kenapa?? apa kau takut padaku?" raut wajah Oswald seketika tampak datar saat Reyna mengutarakan isi hatinya.
"Takut?? untuk apa saya takut? Anda bukan pria mesum bukan?"
Reyna berucap lirih, gadis itu juga akhirnya menampakkan wajah dan beradu pandang dengan Oswald.
"Apa kelihatannya seperti itu?"
"Entahlah! tapi Anda bersedia menolong saya dari lelaki hidung belang itu, jadi saya pikir -, Anda lebih memiliki hati daripada Daniel!"
Memiliki hati?? apa maksudmu Rey?
"Jadi kau tak ingin makan?"
"Maaf -, saya akan memakannya!"
Astaga!!! dia tersenyum??? ada apa dengan gadis ini? kenapa sikapnya sungguh sulit ditebak?
Oswald kembali membeku saat Reyna menampilkan senyum dan merebut pasta saus bolognese dari telapak tangannya.
"Apa Tuan tinggal seorang diri??"
"A-apa itu penting bagimu?" Oswald berucap ketus saat telinganya kembali menangkap suara lembut dari lisan Reyna.
"Sebenarnya tidak!! saya pikir -, kita memiliki sedikit kesamaan!"
"Kesamaan??"
Reyna mengangguk, ia kembali mengunyah hidangan dalam mulut sebelum akhirnya membuka suara.
"Tinggal sebatang kara-, itu adalah hal yang menyedihkan! setidaknya itulah yang saya rasakan!"
"Sebatang kara?? lalu pria mana yang sempat meminta izin untuk menginap di apartemen mu beberapa waktu lalu?" Oswald berucap ketus dengan tatapan yang tak beralih dari paras manis Reyna.
"Pria??"
"Jangan berpura-pura lupa seperti ini! kau sempat mencari udara segar dan keluar tengah malam saat kita kembali bertemu malam itu!! katakan!! dengan siapa kau tidur malam itu?" telunjuk Oswald seketika menyentil dahi Reyna hingga gadis itu mendesis pelan.
"Aaaaw-wwh!!! Anda ini sungguh salah paham Tuan!! apa Anda pikir saya ini jalang murahan??"
Gadis ini-, dia bisa menampilkan wajah menggemaskan rupanya??
Sudut bibir Oswald seketika tertarik ke atas tanpa ia sadari tatkala Reyna mengerucutkan bibir.
"Apa bukan seperti itu?? lalu-, siapa yang menginap di apartemen milik mu?"
"Dia-, hanya seorang sahabat!" Reyna tampak menggigit bibir dengan jemari yang kembali lentik menautkan pasta pada garpu yang ia genggam.
"Sahabat?? tunggu-, apa dia gadis yang mencium bibirmu di taman sungai Orion???"
"Astaga!!! apa Anda melihatnya?? jadi Anda membuntuti saya??"
"Mana mungkin aku membuntuti mu? sungguh kurang kerjaan sekali!"
"Lalu-,"
"Diam!!!" Oswald kembali menghardik Reyna, telunjuknya yang kini berada tepat pada bibir Reyna seketika membuat gadis itu bungkam dengan mata membulat.
"Katakan padaku, Reyna!! apa kau ini wanita normal??"
"Apa maksud Anda, Tuan???!! apa Anda berpikir saya ini tidak normal???" Reyna menampik pergelangan tangan Oswald, ia juga tampak menampilkan amarah atas kalimat yang terlontar dari lisan sang pria.
"Setidaknya-, begitulah kenyataan yang terlihat!"
Astaga, Tuhan!!! orang-orang akan semakin salah paham jika diriku diam saja atas perlakuan Vema!! apa yang harus kulakukan sekarang??
"Hey!!!! do you hear me?!"
"Mmmmm-, iya! maaf -,"
"Jadi kalian benar-benar memiliki hubungan terlarang?" Oswald kembali melanjutkan kalimat, pria itu justru terdorong untuk bisa mengetahui banyak hal dari diri Reyna.
"Tidak Tuan!!!! sebenarnya-, kami hanya bersahabat! Vema-, entah sejak kapan dia memandang saya sebagai kekasihnya! Astaga!! saya sendiri bahkan tak percaya atas hal ini!" Reyna tertunduk lesu, ia akhirnya memilih untuk meletakkan pinggan dan meraih botol air mineral.
"Dia menyukai mu??"
"Sahabat saya-, dia memiliki trauma terhadap sosok pria! mungkin itulah sebabnya!"
Ternyata benar! sahabatnya yang memiliki kelakuan menyimpang! dia gadis yang normal!
Oswald tampak mengangguk sebelum akhirnya beranjak dan mengembalikan pinggan ke arah dapur.
"Tuan asing!!!!"
"Hmmmm???"
"Apa Anda tak akan mengantar saya kembali pulang?" Reyna mencondongkan tubuh demi bisa menatap Oswald yang kini sibuk bermain cairan sabun pencuci piring.
"Tinggal lah disini untuk sementara! diriku juga hidup sebatang kara! terlebih lagi ini sudah terlalu malam! terlalu beresiko jika kita keluar berdua malam-malam!"
"Tapi Tuan-,"
"Apa kau tak lihat berita yang beredar di media??" suara Oswald terdengar lembut, pria itu juga memutar tubuh demi bisa melihat ekspresi dari Reyna.
"Berita???"
"Kasus pembunuhan yang terjadi sebelumnya -,"
"Pembunuh itu mengincar harta korbannya, Tuan! lagipula kita tak memiliki apa-apa bukan?"
"Apa kau yakin???"
"Begitulah!!!"
"Bagaimana jika dia menginginkan mu??"
"Gadis seperti saya? orang gila mana yang menginginkan gadis aneh dan tak berpendidikan seperti diri saya??" Reyna berucap lemah dengan tatapan yang kembali menerawang pada kaca jendela.
Tapi diriku -, sepertinya diriku tertarik untuk menjadikan mu mainan sweetie!!
"Tunggu-, siapa namamu, Tuan??? Anda sama sekali tak menyebutkan nama semenjak kita bertemu bukan??"
"Nama??"
"Eehemmm!!!! siapa nama Anda?? bisakah saya tahu?" Reyna yang tiba-tiba berdiri di samping tubuhnya seketika membuat Oswald kebingungan.
"Bagaimana bisa kau berdiri dan tiba-tiba berjalan kemari??"
"Kaki saya-, jauh lebih baik setelah Anda membalut nya dengan kain ini!" Reyna berbicara sembari mengusap lutut.
"Benarkah??"
"Terima kasih!!!"
Dia tersenyum?? lagi??
"Kenapa?? maksud -, ku!! kenapa kau bersikap aneh seperti ini??"
"Bersikap aneh?? mengucapkan kalimat terima kasih karena seseorang telah membantu kita-, apa itu hal yang aneh menurut Anda??"
Oswald justru tertunduk diam! ia tak mampu menanggapi pertanyaan Reyna kini turut kebingungan karena perubahan raut wajahnya.
Tak ada yang mengucapkan kalimat terima kasih padaku selama ini! apapun yang ku perbuat, di mata keluarga daddy-, diriku tetap lah seorang sampah yang tak pantas untuk dihargai!