Almira Sadika, terpaksa harus memenuhi permintaan kakak perempuannya untuk menjadi madunya, istri kedua untuk suaminya karena satu alasan yang tak bisa Almira untuk menolaknya.
Bagaimana perjalanan kisah Rumah tangga yang akan dijalani Almira kedepannya? Yuk, ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Emm... Al," panggil Ditto setelah sekian lama keduanya hanya terdiam sedari mobil mulai bergerak membelah jalanan ibukota.
Almira yang mendengar panggilan dari Ditto, hanya menatapnya saja, tanpa ada niatan untuk menyela.
"Emm... Bagaimana jika untuk sementara waktu kau tinggallah bersamaku?" ucapnya lagi dengan perasaan tak enak namun berharap Almira akan mengatakan 'iya'.
Almira tertawa mendengar tawaran Ditto. Bukan niat mengejek, tapi lebih ke seperti sebuah lelucon bagi Almira. "Kau yang benar saja!" ujarnya.
"Tidak maksudku__"
"Ditto, aku tahu niat mu baik kepadaku.. Tapi, tinggal bersama denganmu?? Heh. Kau jangan mengada-ada! Jangan membuat lelucon di siang bolong. Apa kata orang nantinya, jika pria dan wanita tinggal bersama tapi tanpa adanya ikatan maupun status?! Kau ini, ada-ada saja," sela Almira sebelum Ditto menyelesaikan ucapannya.
"Tidak, bukan begitu maksudku, Almira."
"Lalu??!" ucap Almira seraya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Maksudku kau tinggal bersamaku... Tapi bukan hanya kita berdua saja, tapi juga orang tua ku," jelas Ditto.
"Astaga... Kau yang benar saja Dokter Ditto, yang terhormat! Aku? Tinggal bersama mu, dan orang tua mu??"
"Iya," jawab Ditto cepat sembari memamerkan sederetan gigi rapinya.
Membuat Almira menatap pria yang saat ini di hadapannya dengan tatapan tak percaya dengan apa yang ada dalam pikirannya.
"Tidak!" tolak Almira. "Itu bukanlah ide yang bagus, Dokter. Jadi, segeralah buang jauh-jauh usulan mu itu!" lanjutnya.
"Ta...." Ditto menelan kembali kata-katanya dan kemudian menghela nafas. "Baiklah, terserah padamu saja," yang awalnya dirinya akan mengeluarkan kata paksaan, akhirnya yang keluar hanya kata pasrah.
"Bantu aku mencari tempat penginapan," setelah terdiam beberapa saat, kata itulah yang terucap dan memecah keheningan, sebuah kalimat yang keluar dari mulut Almira.
"Kau inginkan penginapan yang seperti apa?" tanya Ditto dengan tak bersemangat.
"Penginapan yang.... Emm... Pokoknya yang murah, tapi nyaman untuk ditempati," ujar Almira. "Kau tahu tempatnya??"
"Kita lihat saja satu persatu. Jika ada yang cocok denganmu, kita ambil saja."
"Kita??"
"Ah, maksudku, kau!! Ya, kau.." ralat Ditto seraya tertawa canggung.
***
"Haaa... Sebaiknya kita makan dulu, aku dan bayi ku sangat kelaparan," ujar Almira setelah lelah berputar-putar dan keluar masuk mobil hanya untuk mencari sebuah penginapan yang diinginkannya.
"Kau benar, aku juga merasa lapar," setuju Ditto. "Apa kau ada rekomendasi?? Jika tak ada, aku ada rekomendasi tempat makan yang murah tapi lezat," lanjutnya. "Menurutku.. Entah jika di lidah mu," koreksinya.
"Aku terserah saja, yang penting bisa kenyang. Aku tidak pilih-pilih tempat maupun makanan, yang terpenting kenyang, rasa lapar ku terpuaskan. Sudah, itu saja. Dan aku tak ada rekomend sama sekali, aku ikut saja," ucap Almira.
"Tapi tempatnya pinggir jalan, apa tak apa?"
"Tak apa, asal tempatnya bersih saja," jawab Almira.
"Baiklah, aku yang tentukan, ya!" ujar Ditto yang langsung disetujui oleh Almira.
***
"Kau benar untuk satu hal ini! Makanan di sini sangat lezat..!!" seru Almira setelah menyantap makanan di tempat makan yang direkomendasikan oleh Ditto.
"Tentu saja! Aku tak mungkin menipumu!" ujar Ditto bangga.
Keduanya pun kembali menyantap makanan tersebut dengan lahap.
Ditengah-tengah keduanya yang tengah menyantap makanan, tak sengaja pendengaran Almira menangkap suara perbincangan dua orang yang berada tepat di belakangnya. Bukan niat menguping... Tapi perbincangan dua orang itu telah menarik perhatian Almira, membuat Almira menghentikan sejenak acara makannya hanya untuk sekedar ingin mendengar lebih jelas perbincangan itu.
"Sungguh?"
"Iya, masa aku akan berbohong sih?! Memang sih.. Tempatnya tak begitu luas, tapi menurutku itu sangat nyaman. Selain nyaman karena tempatnya yang bersih dan terlihat asri.. Di sana hanya khusus wanita saja. Jadi kita aman dengan privasi kita para wanita tanpa takut akan ada pria mesum tak bertanggung jawab."