DANGEROUS COUPLE

DANGEROUS COUPLE

Menarik

Di dalam sebuah kamar bernuansa Dark, seorang pemuda tampan masih terlelap di atas ranjangnya yang tampak nyaman. Suasana hening, hanya suara pelan detak jam dinding yang menemani pagi itu.

Namun, ketenangan itu terusik oleh sinar matahari yang mulai menyelinap masuk melalui sela-sela tirai jendela, menerangi sudut-sudut kamar yang semula tenggelam dalam bayangan.

"Hm..." gumamnya pelan, dia menggerakkan tubuh seolah enggan meninggalkan kenyamanan tidurnya.

Lelaki itu perlahan bangkit dari tempat tidurnya, mengucek kedua mata sembari mengusir sisa kantuk. Wajah tampannya kini sepenuhnya terlihat, ketampanan yang seolah diwarisi dari para dewa Yunani.

Hidungnya yang mancung sempurna, alisnya tebal membingkai mata hitam pekat yang tajam, serta bibirnya yang bervolume menambah daya tariknya. Rahang yang tegas menjadi pelengkap sempurna dari sosok Arvelio Adalrico Alberto.

Arvelio, namanya selalu menjadi bahan pembicaraan di luar sana. Bukan hanya karena wajahnya yang memikat, tapi juga karena statusnya sebagai putra bungsu keluarga Alberto. Sebuah nama besar yang dikenal di seluruh dunia sebagai "kerajaan bisnis."

Keluarga Alberto menduduki peringkat pertama dalam daftar keluarga terkaya di dunia, dengan kekuasaan yang mencakup berbagai bidang industri.

Tak heran, kalau Arvelio menjadi incaran banyak wanita. Kharisma dan statusnya membuat mereka berlomba-lomba untuk menjadi pendampingnya. Namun, semua itu justru membuatnya risih. Arvelio tidak pernah tertarik dengan perhatian berlebihan dari wanita-wanita itu kecuali dari dua perempuan yang benar-benar ia cintai: Mommy dan Abuelanya.

Namun, di balik wajah tampan sempurnanya, Arvelio menyimpan sisi gelap yang tak banyak diketahui. Ia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, tanpa belas kasih terhadap siapa pun yang jadi musuhnya.

Kemarahannya adalah sesuatu yang harus dihindari, karena saat ia murka, matanya akan berubah merah menyala.

Di dalam tubuh Arvelio, bersemayam sosok iblis tersembunyi yang siap menerkam kapan saja.

Beberapa menit kemudian

Lelaki tampan itu keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya membuat roti sobek 8 kotak miliknya terpampang nyata.

Wah sungguh pemandangan yang sangat indah!

Arvelio berjalan ke arah walk in closet, setelah beberapa menit, ia selesai menggunakan pakainnya.

Tak lama kemudian, ada orang yang mengetuk pintu kamarnya membuat Arvelio mengambil remot dan menekan tombolnya membuat pintu itu terbuka dengan lebar.

Seorang wanita cantik memasuki kamarnya dengan senyuman di bibirnya. "Kamu sudah selesai bersiap, boy?" tanya Krystal_Mommy Arvelio.

"Sudah, Mom." jawab Arvelio dengan singkat.

Dalam keluarganya Arvelio memang dikenal dingin bahkan terhadap keluarganya sendiri, sejak kejadian penculikan dirinya sewaktu kecil membuat Arvelio berubah 360 derajat.

Sikapnya menjadi kutub utara!

Krystal berjalan ke arah Arvelio dan memeluknya. "Jam berapa kamu sampai?" tanyanya.

Arvelio segera membalas pelukan sang Mommy. "Jam 1 malam, Mom." jawabnya.

Krystal melepas pelukannya. "Astaga, itu artinya kamu masih kurang tidur, sebaiknya kamu tidak usah masuk sekolah hari ini." ucapnya.

"Aku harus masuk, Mom. Aku sudah lama libur, tidak perlu khawatir aku baik-baik saja, aku putra Mommy yang kuat." jawab Arvelio memberikan pengertian pada sang Mommy.

Krystal menghela nafas kasar, tentunya dia sangat hafal dengan sifat keras kepala sang putra, jika dia sudah mengatakan A maka akan tetap seperti itu. Tak ada yang mampu membuat keputusan Arvelio berubah kecuali keinginannya sendiri.

"Baiklah." ucap Krystal. "Ingat, kamu jangan banyak kegiatan di sekolah dulu."

"Iya, Mommyku cantik!" jawab Arvelio, dia kembali memeluk Krystal, dengan senang hati sang Mommy membalas pelukan putra bungsunya karena sangat jarang baginya melihat Arvelio manja seperti itu.

"Khmmm..."

Seseorang berdehem dan bersandar di pintu masuk kamar Arvelio dengan melipat ke dua tangannya di dada.

"Wah, berani-beraninya kamu memeluk istriku saat aku tidak ada, boy!" ucap Nathan_Daddy Arvelio.

Arvelio melepas pelukannya, dan menatap ke arah pintu, dia menatap sang Daddy dengan tatapan datar.

"Ck, dasar posesif. Dia putraku!" ucap Krystal kesal, dia terkadang jengah dengan sikap posesif sang suami bahkan pada ketiga putranya sendiri.

"Aku tidak peduli, tetap saja dia pria." ucap Nathan, menarik pelan lengan sang istri dan memeluk pinggangnya.

Arvelio hanya memutar bola mata malas, dia sudah biasa melihat pemandangan seperti itu.

***

"Na na na..." terdengar senandung riang dari kamar seorang gadis. Ia tengah bersiap-siap untuk hari pertamanya di sekolah baru.

Gadis tersebut begitu memikat, dengan mata heterochromia yang unik. Mata kiri memiliki warna cokelat kekuningan. Dan mata kanannya memiliki warna biru cerah dengan sedikit lingkaran cokelat di tengah. Keunikan itu, alih-alih menjadi aneh, justru menambah pesona kecantikannya.

Dengan semangat yang meluap-luap, ia menatap cermin, memantapkan hatinya untuk menghadapi hari yang penuh misteri dan kemungkinan baru.

Gadis cantik yang memiliki alter ego, ketika dirinya marah matanya akan berubah warna menjadi merah dan biru.

Aileen Sheilanna Varisha Waverly adalah seorang gadis cantik yang memiliki kecantikan bak boneka Barbie. Ia memiliki hidung yang mancung, alis yang tebal, serta bibir yang sensual, membuatnya tampak begitu memikat.

Sheila terlihat sangat bahagia akhirnya dia bisa masuk sekolah umum seperti para sahabatnya, selama ini Sheila hanya homeschooling karena sang Daddy yang melarangnya untuk bersekolah di tempat umum.

Saat umurnya 5 tahun dirinya pernah diculik, hal itu membuat sang Daddy memberikan penjagaan yang sangat ketat pada sang putri.

Tok Tok Tok!

Ketukan pintu kamar membuat gadis itu segera menghentikan aktivitasnya dan berjalan ke arah pintu kamar.

Ceklek!

"Mom, Dad!" sapa Sheila dengan senyuman manis, saat melihat kedua orang tuanya.

Alexa membalas senyuman Sheila, dan mengusap rambut gadis itu. "Good morning, baby!" sapanya.

"Ish...Mom, aku bukan bayi lagi tauuu." ucap Sheila dengan cemberut.

Leonard terkekeh melihat putrinya. "Kamu tetap bayi kecil Daddy, sayang! Itu tak akan pernah berubah sampai kapan pun." ucapnya dengan nada tegas.

Sheila hanya menghela nafas pasrah mendengar ucapan sang Daddy yang posesifnya melampaui batas.

Sheila adalah anak gadis satu-satunya di keluarga Waverly membuat Leonard menjaganya dengan sangat ekstra.

Apalagi jika ada yang mengetahui soal keberadaan Sheila sebagai putri kesayangan dari keluarga yang menduduki posisi ke-2 orang terkaya di dunia.

Selama ini identitas Sheila selalu disembunyikan karena Leonard takut jika para musuhnya mengincar sang putri.

"Kamu sudah siap, Princess?" tanya Maira_Granny Sheila yang baru saja datang.

"Aku siap 100%!" jawab Sheila dengan semangat.

Semua orang yang ada di sana terkekeh melihat hal itu, Leonard mendekat dan memeluk sang putri.

"Maaf ya, selama ini Daddy selalu membatasi semua kegiatan kamu, bahkan Daddy tidak mengijinkan kamu untuk sekolah umum." ucap Leonard, merasa bersalah.

Sheila membalas pelukan sang Daddy, dan berkata. "It's okey, Dad. Aku paham!" jawabnya.

Leonard melepas pelukannya, dia mencium kening sang putri. "Ingat, jika ada masalah yang terjadi di sekolah barumu segera lapor pada Daddy, paham!" ucapnya.

"Siap komandan! Daddy tenang saja, jika ada yang macam-macam padaku, langsung banting saja." jawab Sheila tersenyum smirk.

"Itu baru kesayanganku!" sahut Edrick_Grandpa Sheila. "Jika ada yang berani mengusik cucuku, aku akan mengirimkan bom nuklir pada orang itu." tambahnya.

Semua orang mendelik mendengar hal itu, Edrick memang dikenal sebagai sosok yang kejam, dan tak kenal ampun bagi siapa saja yang berani mengusik keluarganya.Meskipun dirinya sudah pensiun dari militer, tapi sosok Edrick tidak bisa dianggap enteng.

***

"Aku pamit!" ucap Arvelio.

"Hati-hati, boy!" jawab Arcilla_Abuela Arvelio.

Arvelio hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu dia mengambil tasnya dan berjalan keluar rumah.

Di tempat yang berbeda. "Dad, what this?" tanyanya, saat melihat beberapa bodyguard di hadapannya.

"Bodyguard kamu, baby!" jawab Leonard dengan santai.

Sheila menganga tak percaya melihat ada sekitar 6 bodyguard di depannya.

Yang benar saja? Jika ia berangkat bersama mereka yang ada dirinya akan menjadi pusat perhatian, dan Sheila tak suka hal itu.

"Aku mau berangkat sendiri, Dad." ucapnya protes. Lalu Sheila menatap Grandpanya seolah meminta pertolongan.

"Kamu..." sebelum Leonard melanjutkan ucapannya, Edrick lebih dulu berkata. "Kamu berangkat sendiri saja, tak usah dengar ucapan Daddymu."

Leonard ingin protes, namun dia mendapat tatapan tajam dari Alexa dan Maira membuatnya tidak jadi bersuara.

Sheila tersenyum sangat lebar mendengar hal itu, lalu Sheila berpamitan, dan berjalan ke arah motor kesayangannya.

Sebelum Sheila berangkat, dia menoleh sebentar menatap sang Daddy. "Dad, aku tidak mau ada yang mengawasiku. Jika Daddy menyuruh mereka semua mengikutiku, aku akan kabur dari rumah, dan tidak akan kembali ke sini lagi!" ucapnya dengan nada mengancam.

Sheila sangat hafal dengan sifat posesif sang Daddy, tidak mungkin dirinya akan dibiarkan berkeliaran di luar sana tanpa adanya pengawasan, namun hal itu membuat Sheila risih.

Leonard menghela nafas kasar, dan mengangguk menyetujui hal itu, dia sangat tau sifat sang putri yang tidak pernah main-main dengan ucapannya.

Sheila mengangkat jempolnya, kemudian dirinya menjalankan motornya meninggalkan mansion mewah itu.

Melihat motor sang putri sudah melewati pagar, Leo memberi kode pada bodyguard untuk segera menyusul Sheila, namun pergerakan mereka terhenti.

"Jangan macam-macam! Ingat ucapan Ai, kamu mau dia kabur dari rumah, hah!" sarkas Alexa menatap tajam Leonard.

"Kalian kembali ke tempat masing-masing, jangan ada yang berani mengikuti cucuku, jika kalian berani melakukan hal itu, aku akan memasukkan kalian ke kandang, Drako!" ucap Maira mengancam, menatap tajam para bodyguard.

Para bodyguard yang ada di sana segera kembali ke paviliun mereka, rasanya bulu kuduk mereka semua merinding mendengar ancaman Maira.

Siapa yang berani masuk ke kandang Drako?

Mereka akan menjadi santapan singa kesayangan Sheila itu, Drako adalah singa yang tak pernah jinak kecuali pawangnya yaitu Sheila.

***

"Eh, kok mati?" ucap Sheila dengan lirih.

Saat Sheila berusaha menyalakan motornya, dia melihat ternyata bensinnya habis.

"Sh*t! Kenapa harus habis sekarang, sih!" gerutu Sheila kesal.

Gadis itu turun dari motornya, Sheila melihat ke kanan kiri untuk mencari pom bensin.

Sheila menghela nafas kasar. "Kenapa tidak ada yang membangun pom bensin di sekitar sini? Masa, hari pertama masuk sudah telat, sih!" ucapnya.

Gadis itu dengan cemberut membawa motornya, saat Sheila berjalan tiba-tiba ada mobil yang lewat, membuat baju Sheila terkena cipratan air yang ada di sana.

"Shib*l!" umpat Sheila kesal, lalu dia mengeluarkan pistol kesayangannya dan menembak ke arah ban mobil tersebut.

Sheila tersenyum smirk. "Tepat sasaran!" ucapnya.

"Sh*t!" umpat Arvelio, dia melihat ke kaca spion.

"Berani sekali dia mencari masalah denganku!" kesalnya, Arvelio memukul setir mobil miliknya karena geram.

Arvelio turun dari mobil, dia berjalan dengan gagah ke arah Sheila, lelaki itu memasukkan tangannya di saku celana, ditambah kacamata yang bertengger di hidung mancung Arvelio membuat lelaki itu terlihat sangat tampan.

Andai para fans Arvelio melihat hal itu, mungkin saat ini di sana akan ribut akibat teriakan mereka melihat penampilan sang idola.

Di posisi Sheila berdiri, gadis itu mengangkat alisnya saat melihat Arvelio berjalan ke arahnya, dia terlihat sangat santai, bahkan saat ini wajahnya terlihat lebih datar dibanding sebelumnya, disertai tatapan mata yang tajam.

Arvelio berdiri di hadapan Sheila. "Apa maksudmu menembak ban mobilku?" tanyanya dengan nada dingin.

"Balas dendam!" jawab Sheila, tak kalah dingin. "Kau lihat penampilanku jadi seperti ini karena ulahmu, so anggap saja kita impas sekarang!" tambahnya.

Arvelio membuka kacamatanya, hal itu membuat Sheila tertegun melihat wajah tampan Arzhel.

"Cantik!" "Tampan!" batin Arvelio dan Sheila, secara bersamaan memuji penampilan masing-masing.

Arvelio terus menatap Sheila, jujur dirinya terpesona dengan kecantikan gadis di hadapannya saat ini.

Apalagi mata Sheila membuat lelaki tampan kutub itu enggan mengalihkan pandangannya, rasanya Arvelio ingin terus menatap mata indah nan langka itu.

Bukan cuma Arvelio, namun Sheila juga merasakan hal yang sama. Sepertinya, Sheila telah jatuh dalam pesona seorang Arvelio, nyatanya saat ini dia terus menatap wajah Arvelio dengan tatapan memuja.

Kejadian saat ini adalah yang pertama bagi Arvelio dan Sheila, menatap seseorang lebih dari 10 detik, posisi mereka masih sama saling berhadapan, dan saling tatap satu sama lain.

Keduanya tersentak kaget saat mendengar deringan ponsel Arvelio, lelaki itu berdehem, dia mengalihkan pandangannya sebentar, lalu mengambil ponselnya.

"Kau di mana?" tanya seseorang di seberang telfon.

"Jalan!" jawab Arvelio singkat. "Jemput aku di jalan Lenovo, sekarang! Pakai mobil!" titahnya, lalu dia mematikan sambungan telfon tanpa mendengar jawaban dari orang itu.

"Motormu mogok?" tanya Arvelio.

Sheila mengangkat alisnya. "Kau bertanya padaku?" ucapnya, menunjuk diri sendiri.

Arvelio mendengus kesal mendengar respon dari gadis cantik yang ada di hadapannya. "Ck, apa ada orang lain di sini? Selain kita?" sahutnya, masih nada dingin dan datar.

Melihat kesekelilingnya. "Maybe!" jawab Sheila cuek, datar, dan acuh.

Tersenyum smirk. "Menarik!" batin Arvelio melihat respon cuek gadis yang ada di hadapannya, baru kali ini ada gadis yang bersikap seperti itu padanya.

Biasanya Arvelio selalu menjadi pusat perhatian, terutama para gadis. Mereka pasti akan berlomba agar bisa bertukar dialog dengannya, tapi Sheila berbeda.

Gadis cantik itu tetap bersikap datar, cuek, dan acuh padanya.

Benar-benar sesuatu yang langka! Menurutnya.

Hal itu membuat Arvelio merasa ingin mengenal Sheila lebih jauh lagi.

"Arvelio." ucap Arvelio mengulurkan tangannya.

Shelia menatap tangan Arvelio. "Kau mengajakku berkenalan?" tanyanya dengan polos.

Sheila mengerjapkan mata beberapa kali, karena tindakan Sheila membuat Arvelio menekan pipi dalamnya dengan lidah menahan gemas dengan tingkah gadis cantik itu.

Arvelio mengambil satu langkah lebih dekat dengan Sheila, jarak mereka saat ini hanya beberapa centi saja, Arvelio bahkan bisa menghirup aroma vanila dari tubuh Sheila.

Sheila mendongak, bersamaan Arvelio menunduk, pandangan mata mereka bertemu.

Deg! Deg! Deg!

Detak jantung keduanya berdetak sangat cepat seirama, Sheila ingin mundur namun dengan gesit Arvelio melingkarkan tanganya di pinggang gadis itu, membuat Sheila tersentak.

"Lepas!" Sheila menatap Arvelio dengan tajam.

Apa-apaan pria ini? Berani sekali dia menyentuhnya dengan seenaknya seperti itu.

"Your name? Baru aku lepas!" ucap Arvelio, menarik tubuh Sheila lebih dekat dengannya, bahkan Arvelio semakin memeluk erat pinggang gadis itu.

"Sheilanna." Jawab Sheila datar. "Sekarang lepas!" tambahnya berusaha melepaskan diri, tapi usahanya sia-sia karena tenaga Arvelio cukup kuat.

Arvelio masih stay memeluk pinggang Sheila, gadis itu terus berontak, tapi semakin dia berontak, Arvelio juga semakin mengeratkan pelukannya.

"Kau!" geram Sheila menatap Arvelio dengan tajam.

Arvelio tersenyum manis, Sheila cukup tertegun melihat hal itu.

Sungguh! Senyuman Arvelio sangatlah manis bak permen lollipop, senyuman yang sangat langka di perlihatkan oleh seorang Arvelio.

Untuk pertama kalinya dia tersenyum manis pada gadis yang baru saja Arvelio temui beberapa saat lalu.

Wah, sepertinya Sheila harus diberikan penghargaan khusus karena berhasil membuat lelaki kutub utara itu mencair seketika.

Sheila kembali bersuara saat wajah Arvelio ingin mendekat pada wajahnya, dia menahan dada lelaki itu dan berkata. "Lepas sialan!" menatap tajam Arvel.

Bukannya marah mendapat umpatan dari Sheila, Arvelio justru tersenyum smirk.

Dia mendekatkan bibirnya tepat di samping telinga gadis itu. "Kalau aku tidak mau, bagaimana?" bisik Arvelio, lelaki itu memejamkan mata menghirup aroma tubuh Sheila.

Entah apa yang merasuki diri lelaki tampan itu, dia sangat enggan untuk melepas gadis cantik dalam pelukannya saat ini.

Rasanya Arvelio ingin terus memeluk gadis itu!

Sheila mematung saat merasakan hembusan nafas Arvelio tepat di sebelah telinga, dan lehernya.

Saat Arvelio masih menikmati aroma tubuh Sheila, terdengar suara deruman mobil dari arah belakang mereka.

Hal itu membuat Arvelio menegakkan tubuhnya lagi, namun belum melepaskan pegangan di pinggang Sheila.

Arvelio menoleh sebentar melihat mobil sepupu dan para sahabatnya, lalu dia menatap Sheila.

"Ikutlah bersamaku!" ucap Arvelio.

"...." belum juga Sheila bersuara.

Arvelio kembali berkata. "Ini perintah! Aku tidak menerima penolakan!"

Sheila menatap Arvelio dengan sangat tajam, namun hal itu tidak membuat leader mafia dan geng motor itu takut.

Justru...

Grep!

Arvelio dengan gerakan cepat menggendong Shiela ala bridal style.

"Kyaaa...!" Sheila berteriak atas tindakan Arvelio yang tiba-tiba menggendongnya.

"Yaaakkk! Lepas! Kau mau membawaku ke mana, hah!" teriak Sheila berusaha melepaskan diri.

"Jika kau terus berontak, aku akan menjatuhkanmu!" ancam Arvelio.

"...." Sheila menatap Arvelio dengan tatapan sangat tajam, wajahnya saat ini sudah memerah karena marah.

"Menurut lah! Aku tidak suka dibantah!" Arvelio melangkah ke arah mobil.

"Buka pintunya!" titah Arvelio.

***

Terpopuler

Comments

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

mantap

2024-12-09

0

전정국😕😐💜

전정국😕😐💜

Lanjut Thor 👍🙂
Semangat 💪🙂
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏

2024-09-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!