Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Saat menuju mobil Abraham berpapasan dengan bi Inah dan sopirnya.
" den braham, maaf den tadi saya nyari mang Dadang" ucap bi Inah takut Abraham marah.
" bukakan pintu mobil saya" Abraham tidak menjawab ucapan bi Inah.
" ba-baik den" ucap bi Inah tergopoh membukakan pintu mobil lalu bi Inah pun ikut masuk ke dalam mobil.
"ayo dek masuk" ucap bi Inah yang menyuruh ayu ikut masuk mobil.
"tapi bi motor saya gimana?" Tanya ayu bingung.
" nanti bisa di ambil lagi, kamu tolong jelaskan kejadiannya ke majikan kami karena kami tidak tau saat kejadian" ucap bi Inah memohon.
"baik bi kalau gitu saya ikut" ucap ayu pasrah, ntah bagaimana nanti dia akan kembali lagi ke minimarket itu.
Mobil Abraham pun keluar dari parkiran minimarket dan menuju ke rumah. Perjalanan menempuh sekitar 30 menit untuk sampai di rumah. Abraham pun sampai dan langsung turun dari mobil dan membopong ibunya masuk ke kamar. Ayu dan bi Inah hanya terus mengikuti Abraham.
Saat ayu masuk ke dalam rumah ayu begitu takjub dengan kemegahan rumah Abraham.
" waaahhhh ini rumah apa istana ya" gumam ayu berhenti melihat sekeliling rumah Abraham. Sedetik kemudian ayu tersadar dan langsung mengikuti bi Inah dan Abraham masuk ke kamar.
" telpon dokter bi" ucap Abraham menyuruh bi Inah untuk menelpon dokter setelah Abraham membaringkan ibunya di ranjang.
Abraham menatap wajah ibunya yang terlihat pucat, begitu khawatir saat melihat orang yang kita sayangi terbaring lemah." Hufff" Abraham menghembuskan nafasnya dan beranjak dari ranjang ingin keluar dari kamar.
"mmm maaf kak ini tasnya tadi, apa saya boleh pergi ?" Ucap ayu menyodorkan tas Rita.
" looo ayu..." ucap Abraham kaget karena tadi dia tidak terlalu memperhatikan ibunya karena terlalu panik.
"iya kak, tadi saya nggak sengaja juga belanja dan sama-sama ingin mengambil sabun mandi, saat mama kak Abraham sudah mengambil sabun tiba-tiba terhuyung dan saat aku tangkap sudah pingsan kak" ucap ayu menjelaskan.
"apa saya sudah boleh pergi kak? Atau kakak mau mengecek isi dalam tas mama kakak terlebih dahulu nanti ada yang hilang" ucap ayu.
" nggak usah, kamu lagi buru-buru ? Nggak nungguin mamaku sadar dulu ? Nanti dia pasti nyariin siapa yang menolong" ucap Abraham.
"mmm tadi saya hanya bilang ke nenek mau belanja kak, takut nenek nanti nyariin" ucap ayu menjelaskan.
" ya udah biar saya antar kamu kalau gitu" ucap Abraham berjalan keluar dari kamar.
"tapi kak nanti mamanya nyariin gimana? Biar aku naik ojek aja" tolak ayu tidak enak.
" nggak papa cuma di tinggal bentar" ucap Abraham yang terus berjalan keluar. " bi Inah...biiii" panggil Abraham ke asisten rumah tangganya.
Bi Inah yang sedang berada di dapur pun lari tergopoh-gopoh menghampiri Abraham yang ada di ruang tamu. " iya den ada yang bisa bibik bantu?" Tanya bi Inah.
" nanti kalau dokter Sam sudah datang langsung di antar ke kamar mama ya, aku mau ngantar ayu dulu" ucap Abraham.
"oh iya den, makasih ya dek ayu eh non ayu..." ucap bi Inah yang bingung harus memanggil seperti apa.
" iya bi sama-sama. Saya pamit dulu ya bi" ucap ayu lalu menyalimi tangan bi Inah.
"eh jangan non tangan saya kotor" ucap bi Inah tidak enak.
"nggak papa bi, ya udah saya permisi ya" ucap ayu lalu mengikuti Abraham keluar rumah menuju mobilnya.
Saat Abraham naik ke mobil ayu bingung harus duduk di mana, dia pun masuk begitu saja dan duduk di samping kemudi. Abraham pun menjalankan mobilnya meninggalkan rumah.
Di perjalanan Abraham bingung harus memulai ngobrol tentang apa,ayu pun sama dia juga merasa bingung.
"Ehem..." Abraham pun berdehem untuk menetralkan jantungnya yang tiba-tiba berpacu kencang saat melihat wajah ayu dari samping. Begitu pahatan yang sempurna hidung yang tidak terlalu mancung, bibir tipis, pipi agak tembem.
"kok kamu udah pulang yu?"Tanya Abraham memecah keheningan.
" oh tadi gurunya ada rapat kak jadi di pulangin pagi" jawap ayu dengan melihat wajah Abraham sebentar lalu menunduk.
Sungguh jantungnya tidak aman saat melihat rahang Abraham yang tegas dan mulus itu. " tampan sekali"ucap ayu dalam hati".
Tidak lama mobil Abraham pun
sampai di minimarket. Ayu pun
melepas sabuk pengamannya dan
ingin turun dari mobil namun sebelum
itu dia mengucapkan terimakasih.
" makasih ya kak sudah nganterin" ucap ayu dengan menunduk karena tidak mau jantungnya berdebar-debar.
" iya sama-sama, aku juga makasih karena kamu sudah menolong mamaku. Hati-hati di jalan ya" ucap Abraham dengan tersenyum melihat ayu yang hanya menunduk terus.
" iya kak, kalau begitu saya permisi" ucap ayu yang membuka pintu mobilnya dan turun dari mobil, namun saat ayu ingin menutup pintu mobil Abraham memanggilnya.
" ayu boleh aku minta nomer telpon kamu?" Tanya Abraham dengan menyodorkan ponselnya ke ayu.
" oh iya boleh kak..." ayu pun mengambil ponsel dari tangan Abraham dan menuliskan nomernya. " ini kak..." ayu mengangsurkan ponsel Abraham kembali.
" makasih ya...ucap Abraham dengan tersenyum manis.
" iya kak..." ucap ayu yang melihat wajah Abraham dan melihat senyuman Abraham yang begitu manis, jantung ayu berdebar-debar kembali. Ayu pun buru-buru menutup pintunya dan berjalan masuk ke minimarket untuk melanjutkan belanjanya karena tadi sempat tertunda.
Abraham yang melihat kepergian ayu pun tersenyum lalu menyimpan nomer ayu dan menjalankan mobilnya kembali pulang.
***
Di rumah Rita pun sadar sesudah di periksa dokter.
" aduh kepalaku pusing banget" ucap Rita saat ingin bangun.
" akhirnya nyonya sadar juga" ucap bi Inah yang kebetulan berada di situ mengantarkan minum dan makanan.
" kok aku bisa di rumah bi, siapa yang bawa pulang? Terus anak perempuan tadi mana?" Tanya Rita beruntut.
" yang bawa pulang den Abraham nya...anak perempuan tadi di antar den braham kembali ke minimarket karena motornya masih di sana" jelas bi Inah.
" ini nya minum dulu, setelah itu makan dan minum obat" ucap bi Inah menyodorkan segelas air putih.
" makasih bi" ucap Rita menerima gelasnya dan meminum air sampai setengahnya.
Deru mobil pun terdengar memasuki halaman rumah Abraham. Ternyata Abraham sudah sampai rumah. Abraham langsung menuju ke kamar mamanya dan membuka pintu kamar itu dengan perlahan.
Namun ternyata mamanya sudah siuman dan duduk bersandar di kepala ranjang.
" Mama..." panggil Abraham dengan lembut menghampiri ibunya.
Rita hanya tersenyum dan membuka kedua tangannya agar Abraham mendekat dan memeluknya.
"mama kenapa sampai bisa pingsan ? Mama tau nggak aku khawatir".
" kata dokter nyonya kecapek'an dan tidak makan dengan teratur den" jelas bi Inah yang seperti itu penjelasannya.
" kenapa mama nggak makan sih, kalau gitu sini aku suapin" ucap Abraham yang mengambil mangkok yang ada di meja dekat lampu tidur.
***
:::::>>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt