Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Setelah memastikan jika luka Rere tidak akan mengeluarkan darah lagi maka Galih langsung mengambil hansaplast yang kebetulan ada di lemari dapur miliknya. Memasangkan jari telunjuk Rere dengan hansaplast tersebut hingga luka kecil itu tertutupi secara sempurna.
“Sudah, besok juga akan sembuh..” Ucap Galih, ia tertawa kecil melihat ekspresi lucu dari Rere.
“Mengapa kau tertawa?” Tanya Rere dengan sangat sinis, ia seperti bodoh sekali sekarang. “Aku bisa memasak kalau pisau tadi tidak tajam, tau!”
“Iya tau, Nona Rere Anita. Aku selalu yakin dengan kemampuan yang kau miliki, tapi izinkan aku untuk melayani dirimu pagi ini.” Ujar Galih, ia dengan mudahnya mengangkat tubuh Rere untuk duduk di meja dapur.
Sampai Rere sedikit terkejut karena Galih sungguh sangat perkasa bisa mengangkat tubuhnya dengan sangat mudah. “Kau mengangkat tubuhku seperti angin saja,” Ucap Rere dengan sedikit cemberut.
Galih yang baru saja memegang kentang seketika perhatiannya teralihkan pada Rere yang duduk manis memperhatikan dirinya. “Hahaha, sepertinya kau harus banyak makan agar aku tidak mudah menggendong mu nanti.” Balas Galih disertai tawa.
Rere tersenyum simpul, ia terus memperhatikan cara Galih berkutat dengan bahan-bahan masakan tersebut. Terlihat seperti sudah terbiasa menciptakan menu masakan yang enak. Terlalu asik memperhatikan Galih memasak sampai tangan Rere terus bertepuk tangan.
Karena Rere kagum disaat Galih menggunakan spatula, terlihat seperti chef terhandal di Hotel berbintang. “Wah, kau hebat!” Puji Rere disaat sudah tersaji menu masakan simple ala Galih itu.
Aromanya semakin membuat perut Rere berbunyi, cacing didalam perutnya seolah terus memberontak meminta makan. Perlahan Rere turun dari meja makan, ia mengikuti Galih untuk duduk di kursi. Tapi, secara tiba-tiba kaki Galih mendorong kursi tersebut sampai membuat Rere terkejut.
“Jangan duduk dikursi disaat ada aku,” Ucapnya, tatapan mata Galih sangat tajam padanya.
Sebenarnya Rere tidak mengerti, ia bingung dengan maksud perkataan Galih barusan. Tangan Galih menepuk area paha miliknya, seperti mengatakan agar Rere duduk di pangkuannya untuk makan bersama.
“A-ak-aku duduk dipangkuan mu?” Tanya Rere untuk memastikan.
“Iya, sayang. Duduk disini,” Galih menyakinkan, ia sudah sangat siap menyambut Rere untuk duduk di pangkuannya.
Padahal mereka sudah melakukan hal yang lebih dari sekedar pangkuan saja, tapi kali ini jika diminta secara langsung seperti ini benar-benar membuat Rere gugup. Tapi, ia tetap mengikuti kemauan Galih untuk duduk dipangkuannya.
“Bagaimana bisa makan dengan posisi seperti ini? Astaga..” Gumam Rere didalam hati disaat ia merasakan dagu Galih mendarat pada pundaknya.
Herpaan napas hangat dari Galih membuat Rere merinding bercampur geli. Ia melirik kearah Galih yang sedang meniup piring nasi untuk makan mereka tersebut.
“Buruan, aku sudah lapar..” Kata Rere, ia mengatakan semua itu murni karena sudah tidak tahan dengan posisi tersebut.
“Santai aja, Rere. Kita masih memiliki banyak waktu, aku juga tidak akan kelelahan kalau hanya untuk memangku dirimu saja.” Balasnya, ayolah Rere sampai tidak bisa berkata-kata lagi agar segera turun dari pangkuan maut Galih lagi.
Pada akhirnya Galih tetap memangku Rere sampai makanan tersebut habis tidak tersisa. Meskipun makan dalam keadaan gugup serta aneh tapi rasa masakan Galih tetap sangat enak dilidah Rere.
“Mungkin aku akan selalu ketagihan dengan hasil masakannya nanti,” Gumam Rere didalam hati sambil menikmati setiap makanan yang diberikan Galih.
•
•Mansion Keluarga Anita
Saka terus berjalan mondar-mandir diarea kamar, ia terus melihat jam dinding. Sudah menunjukkan pukul 09:00 pagi tapi Rere belum juga pulang dari kemarin malam. Saka tidak tahu sebenarnya kemana perginya wanita itu, tanpa pamit padanya dan juga pada Nenek.
“Ck, ini ane..” Ujar Saka sembari menatap ke arah ponsel Rere yang ada di tangannya. Ia sudah mencoba membuka kunci dari ponsel tersebut, tapi tidak juga menemukan sandi yang tepat.
Saka duduk disofa karena juga sudah merasa lelah menunggu Rere sedari tadi, ia ingin mengadu pada Nenek tapi takut malah wanita tua itu yang murka padanya.
“Apa dia berselingkuh dariku?” Saka jadi curiga kearah sana. “Kalau sempat wanita itu berselingkuh maka aku tidak akan mengampuni dia yang sudah berani mengkhianati aku!”
Suara pintu terbuka membuat Saka langsung bangkit dari duduknya, ia melihat Rere yang masuk dengan penampilan jauh lebih mempesona seperti biasa.
“Jalang!” Teriak Saka hingga membuat langkah Rere terhenti, wanita itu terdiam membisu disaat sudah berhasil menutup pintu kamar.
Rere berusaha untuk tetap tenang menghadapi sikap emosional Saka kali ini, menarik napas dalam-dalam sebelum berbalik badan. “Siapa yang Mas panggil jalang tadi?” Tanya Rere dengan penuh ketenangan, ia tahu cara seperti apa untuk menghadapi pria manipulatif seperti Saka.
Langsung saja berjalan cepat menuju Rere, menarik tangah Rere dengan pegangan tangan yang sangat kuat. Sampai membuat Rere merasakan sakit yang luar biasa, cekalan tangan Rere menyakiti dirinya.
“Lepas, Saka!”
Saka mendorong tubuh Rere hingga terduduk disofa, ia menatap istrinya itu sangat tajam dan siap membunuh kapanpun. “Katakan, dari mana saja kau sepanjang malam ini?!” Tanya Saka dengan berteriak hingga membuat Rere tersentak kaget.
“Katakan!” Tuntut Saka lagi, kali ini sampai meremas kuat lengan Rere hingga kuku Saka yang tajam memberikan luka disana.
Rere menatap sendu lengannya, ia menahan rasa sakit yang luar biasa. “Aku sudah mencarimu di Kantor, dimanapun yang memungkinkan kau ada di sana. Tapi, mereka mengatakan jika seharian kau tidak ada ke Kantor.”
“Lalu kau kemana, ha?!” Teriak Saka, emosinya sudah sangat memuncak hingga semua kuku tangannya menancap sempurna di lengan Rere.
Sudah pasti Rere menahan tangisnya, dengan kekuatan penuh Rere menjauhkan tangan Saka yang menyakiti dirinya. “Cukup, Saka! Cukup!” Teriak Rere balik, ia menatap tajam Saka yang juga tidak kalah menatapnya tajam.
“Berhenti berkata seolah aku yang paling salah disini, berhenti bersikap seperti itu!” Teriak Rere lagi, ia mendorong tubuh Saka yang menghalangi dirinya untuk bangkit tapi lagi dan lagi Saka tetap mendorong tubuh Rere hingga mau tidak mau kembali duduk.
“Kau sudah berani meneriaki suamimu, ha?! Sudah berani!” Teriak Saka balik tapi lebih menakutkan dari yang pertama, ia bahkan melayangkan tamparan pada wajah Rere.
PLAK
Sangat penuh tenaga sampai wajah Rere menyamping, rasa sakit yang sangat luar biasa dirasakan Rere kali ini.
“Dasar kau jalang! Tidak tahu aturan, tidak tahu malu!” Maki Saka, ia sangat murka kali ini.
baruu nii suka 👍😁😁