Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Segera cepat menikah}
" Lalu dimana orangtuamu? " tanya tuan Daniel.
" Saya hanyalah anak yatim piatu yang hanya tinggal di panti asuhan." jawab Aldo yang mengakui dirinya hanyalah orang biasa.
"Oh begitu ya. " jawab tuan Daniel yang mulai menilai Aldo seperti apa.
Aldo mulai bingung kenapa semua menjadi seperti ini bahkan dia bingung harus bagaimana.
"Baiklah Aldo, saya benar-benar kaget saat putri saya mengatakan jika kamu berani melamar langsung putri saya. Saya sebagai orangtua hanya ingin tahu kesungguhan kamu serius dengan putri saya." ucap tuan Daniel yang langsung berkata didepan Aldo.
"Sebelumnya saya serius dengan Valen tuan, kami sudah beberapa bulan ini menjalani hubungan. Disaat saya melamar Valen, saya sudah mantap menentukan jika saya benar-benar serius menjalani ketahap serius dengan Valen." jawab Aldo yang sudah mantap dengan pilihannya.
"Jadinya kamu serius dengan apa yang kamu lakukan?" tanya sekali lagi pada Aldo.
"Saya serius tuan, untuk apa saya main-main dengan hal itu. Saya benar-benar serius dengan apa yang saya lakukan." jawab Aldo dengan tegas jika dirinya benar-benar serius.
Seketika tuan Daniel melihat langsung akan keseriusan Dia pada perkataannya. Apalagi putrinya begitu terlihat bahagia dengan pilihannya menerima lamaran pria yang dia cintai, tuan Daniel hanya bisa mengalah jika mana itu sudah kebahagiaan putrinya.
"Baiklah, saya terima lamaran kamu." jawab tuan Daniel secara langsung.
"Maksudnya?"
"Saya terima lamaran kamu dan selamat masuk dibagian keluarga kami." reaksi Aldo sedikit bahagia.
"Jadi jangan terlalu berpikir dengan statusmu itu, kita semuanya sama. Yang terpenting kamu harus bisa tanggung jawab dan harus bisa membahagiakan putri saya. Dan sepertinya putri saya begitu mencintaimu." aldo terdiam dan sedikit menunjukkan rasa malunya dengan apa tuan Daniel yang berkata seperti itu.
Tuan Daniel langsung berdiri dari tempat duduknya, dan langsung menghampiri Aldo yang juga langsung berdiri. Mereka berdua saling berpelukkan sebagai tanda Aldo diterima oleh keluarga mereka.
"Selamat datang dikeluarga kami, sepertinya ayo kita keluar." ajak tuan Daniel pada Aldo. Akhirnya mereka keluar bersama, diluar ada Valen dan Gio duduk diruang tamu.
Valen begitu penasaran apa yang sebenarnya mereka berdua bicarakan didalam. Nampak Aldo biasa saja begitu juga Papanya yang terlihat santai juga.
Aldo langsung kembali duduk ke tempat semula, Valen mulai melirik kearah Papanya yang terlihat biasa saja.
"Papa." tuan Daniel langsung menatap putrinya.
"Ada apa Valen?" tanya tuan Daniel pada putrinya.
"Tidak ada apa-apa." jawab Valen yang langsung cuek dengan papanya.
Tuan Daniel membalas dengan menggelengkan kepala setelah melihat reaksi putrinya. Datanglah mama Monica diantara mereka,mereka semua berkumpul diruang tamu.
"Papa."
"Ada apa ma?" tanya tuan Daniel pada istrinya.
"Tadi bagaimana?" tanya balik mama Monica pada suaminya.
"Ya seperti itu." jawab tuan Daniel pada istrinya.
"Jadi?" tuan Daniel membalas dengan anggukkan. Reaksi mama Monica langsung bahagia.
"Selamat ya." jawab mama Monica pada mereka berdua.
Valen dan Aldo sama-sama bingung dengan perkataan mama Monica.
"Selamat apa ma?" tanya Valen pada mamanya yang begitu terlihat bahagia.
"Aldo diterima dikeluarga kita sayang. Jika sudah begini secepatnya kalian harus menikah." sontak saja Valen kaget dengan apa yang dikatakan oleh mamanya.
"Apa ma!" sontak saja Valen kaget, dia tak menyangka baru saja dia mengenal aldo pada keluarganya, sekarang dirinya disuruh untuk segera menikah.
"Apa tidak terlalu buru-buru ma?" tanya Gio pada mamanya.
"Tidak ada salahnya, daripada menunggu lama. Apalagi papa kalian menyetujui Aldo menjadi bagian dari keluarga kita." jawab Mama Monica yang diam-diam begitu bahagia akhirnya putrinya menemukan pria yang benar-benar mencintai putrinya, dibalik itu juga mama Monica berharap bisa mendapatkan cucu yang kelak bisa menemani masa tuanya.
Aldo terdiam setelah mendengar kata mamanya Valen yang berharap jika mereka berdua segera kepelaminan.
"Apa aku mampu mengimbangi mereka, sedangkan aku dari orang biasa dan keluarga calon istri dari orang berada." batin Aldo yang masih dibayangi keraguan.
"Mama biarkan dulu mereka saling mengenal. Setelah mereka mantap, barulah kita bicarakan masalah pernikahan." jawab tuan Daniel yang mengingatkan istrinya untuk lebih memberikan ruang antara keduanya.
"Mama tidak mau alasan 1 bulan lagi kalian berdua harus menikah, mama tidak mau ada apa-apa dengan Valen." jawab Mama monica yang tak mau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Mama itu jangan perpikiran seperti itu, kami menjalani sewajarnya saja. Jangan berpikir negatif seperti itu ma." Valen mulai protes.
"Lalu untuk apa kamu terima lamaran dari Aldo jika mana kalian berdua sudah siap melanjutkan kejenjang serius." ucap Mama Monica yang mulai tidak mau dibantah. Suaminya pun mengakui kalah jika sudah beradu argumen dengan istrinya dan memilih untuk diam.
"Baiklah jika itu maunya mama kamu, aku akan bersedia." jawab Aldo pada Valen.
Valen sedikit kecewa dengan mamanya yang selalu memaksa jika sudah dasar keinginannya.
"Maaf ya." Valen merasa tak nyaman dengan Aldo. Aldo membalas dengan anggukkan.
Tuan Daniel dan Gio hanya menggelengkan kepala setelah melihat kejadian itu. Apalagi Gio tak kaget dengan sikap mamanya seperti itu, yang menurut Gio jika mamanya sudah cocok mamanya tak akan berhenti mengejar. Bahkan dengan keinginannya semuanya harus bisa terwujud jadi bukan hal biasa yang membuat Gio dan papanya heran dengan apa yang dilakukan oleh mamanya.
Malam hari
Mereka berkumpul diruang meja makan yang dipenuhi makan malam mereka . Aldo sedikit kaget, dengan banyaknya makanan diatas meja.
"Aldo, ayo tambah lagi." ucap Mama Monica pada Aldo.
"Iya tante." jawab Aldo yang sedikit malu, apa lagi makanan di piringnya belum habis.
"Mama, mungkin kami berdua akan pulang." pamit Valen pada mamanya.
"Kenapa kalian berdua tidak menginap disini saja?" tanya mama Monica pada mereka berdua.
"Maaf tante, besok saya harus masuk kerja. Apalagi besok saya ada rapat penting yang mengharuskan saya harus hadir dirapat itu." jawab Aldo yang mengingat betapa repotnya dirinya dengan pekerjaan yang harus dia selesaikan.
"Ya sudah." jawab mama Monica yang sedikit sedih dengan jawaban Aldo yang menolak keinginannya.
Setelah selesai makan malam, Valen dan Aldo berpamitan pulang apalagi waktu menunjukkan pukul 9 malam.
"Mama, Valen mau balik pulang dulu." pamit Valen pada mamanya, mama Monica terlihat sedih ketika dia harus berpisah dengan putrinya. Tapi mau bagaimana lagi, ia tak bisa memaksa putrinya lagi.
"Ya sudah, hati-hati dijalan." pesan Mama Monica pada Putrinya.
Akhirnya mereka berdua pergi dari tempat itu. Kini mereka berdua sudah ada diposisi di jalan, mereka begitu menikmati pemandangan lama hias yang menyinari area taman.
"Bisa tidak kita pergi kesana sebentar?" tunjuk Valen ke tempat area taman yanh dihiasi lampu warna-warni.
"Ayo." jawab Aldo yang langsung melaju kearah area pakir dekat taman.