Bagaimana jadinya,jika seorang kakak harus menggantikan posisi adiknya untuk menikah dengan seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenal,wanita yang akan ia nikahi adalah Anjani Pratiwi,ia seorang gadis yang telah menjadi korban pemerkosaan oleh adiknya sendiri yakni Cakra,hingga akhirnya Anjani hamil dan meminta pertanggung jawaban dari Cakra,namun naas,saat menjelang hari pernikahan mereka,Begitu teganya Cakra memilih untuk kabur bersama mantan kekasihnya,Elang Abimana Wijaya,pada saat itu sedang berada di luar kota karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ia tunda,terpaksa menggantikan posisi Cakra karena desakan dari papahnya dan juga untuk menjaga nama baik keluarga Abimana,pada akhirnya mereka melakukan pernikahan secara online,kini Anjani telah resmi menikah dengan Elang,bukan dengan Cakra!
Akankah dua orang asing yang tidak saling mengenal ini bisa menjalani bahtera rumah tangga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di jadikan mainan
Amsterdam, Belanda.
Selama di Belanda, rupanya Cakra sudah tidak asing lagi berada di negara tersebut, karena dulunya Cakra pernah tinggal selama lima tahun di negara kincir angin, ia meneruskan sekolah perguruan tingginya di sini selama empat tahun, saking betahnya tinggal di Belanda, ia sampai enggan pulang ke tanah air. Akhirnya setelah lulus kuliah, Cakra memutuskan tinggal selama satu tahun di sini.
"Cakra, apa nanti keluargamu tidak akan mencari mu kesini?" Sonia bertanya sambil bersandar di dashboard tempat tidur.
"Mau di cari sukur, enggak juga tidak apa-apa, aku itu sudah dewasa sayang dan bukan lagi anak kecil yang selalu harus di awasi, sekarang kita pikirkan tentang masa depan kita dan buah hati kita, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan anakku!" ucap Cakra seraya mengelus lembut perut Sonia yang masih rata.
Kediaman Abimana.
Rupanya tuan Malik sudah mengetahui keberadaan putranya atas informasi dari orang kepercayaan nya.
"Sebaiknya kau memang tidak berada di sini Cakra, kelakuanmu sangat berbeda jauh dengan kakakmu, gara-gara dirimu, istriku harus menderita," cetus tuan Malik sembari mengingat kenangan pahit dirinya di masalalu.
Kemudian tuan Malik pagi ini akan bergegas pergi ke suatu tempat, yang selama ini selalu ia rahasiakan ia pun pergi selama beberapa hari ke depan, karena ada urusan penting yang tidak bisa ia tunda, mendengar hal itu, Elang begitu sangat senang.
'yeah, akhirnya papah pergi juga, aku bisa leluasa menyiksa wanita itu, jangan cepat-cepat pulang ya pah, sebelum aku puas menyiksa menantu kesayangannya papah,' Batin Elang begitu sangat bahagia.
Sebelum papah berangkat, ia menitipkan Anjani kepada putranya.
"Elang, tolong kau jaga Anjani dengan baik, ingat jika saat ini istrimu sedang mengandung!" tutur tuan Malik
"Ya tenang saja pah, aku akan menjaga istriku dan janin di dalam rahimnya, meskipun janin di dalam rahim istriku bukanlah milikku!" singgung Elang tersenyum miring.
Mendengar hal itu, entah kenapa dada Anjani terasa sesak, ia pun mencoba menahannya.
"Papah hati-hati ya, semoga papah selalu berada dalam lindungan Allah, di setiap sujud dan doaku, akan selalu ku sebut namamu papah!" jawab Anjani dan tiba-tiba saja kedua matanya berkaca-kaca.
Melihat hal itu, tuan Malik memeluk Anjani." kau tahu Anjani, bagi papah kau itu bukan hanya sekedar menantu di rumah ini, tapi sudah papah anggap sebagai putrinya papah, dan papah harap kamu dan Elang bisa saling mencintai!"
Baik Anjani dan Elang langsung terdiam, apalagi Elang, ia sangat tidak suka papahnya berkata seperti itu.
'Cih, sampai kapan pun aku tidak akan sudi mencintai wanita itu, aku sangat membencinya! Dasar wanita pembawa sial, tidak beda jauh dengan Cakra!' batin Elang Sangat kesal.
Setelah tuan Malik pergi, Elang malah tersenyum menyeringai.
"Ikut denganku!" ucap Elang sambil menarik tangan Anjani dengan kasar.
"Maaf tuan, anda mau bawa saya kemana?" tanya Anjani dengan tubuhnya yang gemetar.
Elang tidak bergeming sama sekali, ia terus melangkahkan kakinya menuju kamar tidurnya.
kemudian Elang menghempaskan tubuh Anjani ke atas tempat tidur, lagi-lagi ia melakukannya secara kasar.
Bugh
Saat Anjani terlentang, Elang mencoba merangkak dan mengungkung tubuh Anjani yang masih gemetar.
Dengan kasarnya ia menarik jilbab instan yang biasa Anjani kenakan saat di dalam rumah, kini rambutnya tergerai dan menutupi hampir seluruh wajahnya.
"A anda m mau a apa tuan?" tanya Anjani terbata.
"Ha..ha..ha, Kau jangan pura-pura bodoh, kau itu adalah istriku dan sudah kewajibanmu melayani suamimu ini, dan aku menginginkannya sekarang juga!"
Glek
Anjani langsung menelan Saliva nya, tubuhnya kini beringsut, keringat dingin telah menjalar di sekujur tubuhnya.
Brak
Dengan kasarnya Elang merobek pakaian Anjani di bagian kerah, hingga membuatnya menangis histeris, rasa trauma atas peristiwa pemerkosaan yang telah di lakukan Cakra padanya membuat mentalnya menjadi terganggu, Anjani menangis sampai meraung-raung namun tidak Elang hiraukan, Hingga akhirnya Anjani berhasil melayangkan satu tamparan tepat mengenai pipi kiri Elang.
Plak
Elang langsung menyusut sudut bibirnya karena tamparan dari Anjani sangat bertenaga, sampai mengeluarkan sedikit darah.
"Kau harus membayar mahal atas tindakanmu ini wanita pembawa sial!" ucap Elang menatap bengis ke arah Anjani, dan Elang berusaha menyibakkan rok milik Anjani.
"Aaarrrkkkhhh! Teriak kembali Anjani begitu kencangnya, hingga membuat telinga Elang menjadi terasa penging, ia segera membekap mulut Anjani. Beruntungnya kali ini Anjani pandai menyelamatkan diri, ia langsung mengigit jari kelingking suaminya, hingga Elang meringis kesakitan, baginya ini adalah kesempatan emas untuk keluar dari kamar suaminya yang sudah sinting itu.
Hosh
hosh
hosh
Anjani berlari sekuat tenaganya dan ia mencoba bersembunyi di taman belakang.
"Cih, dasar wanita brengsek, rupanya kau senang bermain kasar, baiklah, kali ini aku akan memberikanmu hukuman yang sangat berat, aku sangat senang melihat dirimu menderita, sudah lama juga aku tidak bersenang-senang seperti ini!" Cetus Elang sembari tersenyum menyeringai, Elang akhirnya mencari keberadaan Anjani di setiap penjuru rumah, para pelayan menatap aneh dengan tuan mudanya tersebut, biasanya di saat jam seperti ini, Elang sudah pergi ke kantor, tapi Elang malah bermain kucing kucingan bersama Anjani, baginya ini lebih menyenangkan ketimbang bekerja di kantor.
Anjani dengan perlahan berjalan menuju gudang kosong yang terletak paling ujung rumah ini, ia berusaha masuk ke dalam gudang tersebut, berharap agar suaminya tidak menemukan keberadaan dirinya.
Gudang yang terlihat kotor dan tidak terawat itu rupanya banyak sekali debu yang bertebaran di sana sini, sampai-sampai membuat anjani terbatuk-batuk.
"Uhuk..uhuk..huachinnn...! Kini hidung Anjani malah mengeluarkan ingus, ia segera menyusutnya, saat ini Anjani tidak mengenakan hijab instannya, rambut panjangnya tergerai sangat indah, tidak bisa di pungkiri jika Anjani memiliki paras wajah yang Cantik, kulitnya putih seputih susu dan juga mulus, karena Anjani adalah wanita yang tidak pernah sembarangan mempertontonkan auratnya kepada orang lain, ia selalu menutupnya dengan rapat.
Anjani berjalan mencari sesuatu yang bisa menutupi kepalanya, namun sayangnya ia tidak menemukannya.
Akhirnya Anjani memutuskan untuk keluar dari dalam gudang tersebut, saat Anjani mencoba membuka handel pintu gudang, tiba-tiba saja pintu tersebut tidak bisa di buka, sepertinya telah di kunci dari luar, Anjani berusaha menggedor pintu tersebut, ia berteriak sekencang kencangnya, namun sepertinya tidak ada yang mendengarkan teriakannya serta permintaan tolongnya, Anjani kini terduduk lemas, ia kembali menangis sejadi-jadinya.
Sedangkan di dalam kamarnya, Elang tertawa terbahak-bahak.
"Ha..ha..ha, membusuk lah kau di sana Anjani, kau akan di temani oleh pasukan tikus dan juga kecoak!" sungut Elang sangat puas, tiba-tiba saja Elang malah bergidik ngeri saat membayangkan Anjani di kerumuni oleh tikus dan juga kecoak, Elang sangat membenci hewan tersebut.
Dan akhirnya Elang memutuskan untuk segera berangkat ke kantor, apalagi saat ini assisten nya yakni Jordan sudah menunggunya di lantai dasar.
Melihat wajah tuannya tersenyum berseri-seri sepanjang perjalanan, membuat Jordan menjadi penasaran."Maaf tuan, sepertinya cuaca hari ini sangatlah cerah, secerah hatinya tuan, sedari tadi saya perhatikan anda selalu saja tersenyum sendiri!"tanya Jo dengan posisi mengemudi mobil.
"Aku lagi happy saja hari ini Jo, pokoknya aku sangat puas!"
Jordan malah mengerutkan dahinya."Puas, Maksud tuan puas apa?" tanya Jo masih menatap heran tuan mudanya.
"Ya puas mengerjai wanita itu lah, akhirnya aku punya mainan baru di rumahku, ya setidaknya aku bisa sangat terhibur, ternyata sangat menyenangkan mengerjai wanita itu, aku jadi tidak sabar ingin mengerjai dirinya lagi Jo!" sungut Elang langsung melebarkan senyumnya.
"Hati-hati tuan, dari keisengan anda, nantinya akan timbul rasa kasihan terhadap nyonya muda, dan setelah itu lambat laun anda akan timbul rasa suka terhadap nyonya!" sahut Jordan seraya memperingatkan tuan mudanya.
Elang langsung terdiam, dan tiba-tiba saja ia tertawa terbahak- bahak." kau bilang apa barusan Jo, Aku menyukai wanita itu? Ck..ck..ck, Gak akan pernah Jo, dalam kamus hidupku tidak ada yang namanya mencintai wanita bekas di pakai adiknya sendiri, yang ada aku jijik untuk menyentuhnya!" jawab Elang merasa kesal
'Anda boleh saja menyangkalnya untuk saat ini tuan muda, tapi ingat jika Cinta itu bisa tumbuh begitu saja, rasa benci tuan yang sangat tidak beralasan itu malah akan membuat anda terjebak di dalamnya, lihat saja nanti tuan muda!' batin Jordan sangat yakin.
Sekitar pukul sembilan malam, akhirnya Elang tiba di kediaman Abimana, ia pun langsung mencari keberadaan Anjani, melihat sikap tuan muda yang tidak biasanya, membuat Jordan semakin mengerutkan dahinya.
"Pak Lee lihat wanita itu tidak?" tanya Elang seraya menyapu sekitar ruang tamu.
"Maaf tuan, apakah yang anda maksud itu nyonya Anjani?" tanya tuan Lee kemudian membungkuk
"Ya siapa lagi kalau bukan dia pak Lee!!" jawab Elang kesal
"justru sedari tadi kami mencari keberadaan nyonya muda, tadinya saya fikir nyonya muda sedang berada di dalam kamar tuan, karena sampai tadi menjelang magrib tidak kunjung keluar kamar, akhirnya saya berinisiatif untuk mengetuk pintu kamar, namun tidak ada yang menyahutnya, dengan terpaksa saya membuka pintu kamar tuan, dan saya tidak mendapati nyonya di sana.
Tiba-tiba Elang menepuk jidatnya."Astaga, aku baru ingat! Tadi kan aku menguncinya di gudang belakang!" jawab Elang begitu enteng.
Pak lee dan keempat ART Lainnya panik bukan kepayang apalagi Jordan, ia malah langsung berlari ke arah taman belakang, kemudian ia berlari ke arah gudang, dengan segera Elang langsung menyusulnya.
Dan ternyata benar saja, saat pintu gudang di buka, Jordan mendapati Anjani telah pingsan serta wajahnya terlihat pucat.
"Anda jangan keterlaluan tuan muda, walau bagaimana pun wanita ini adalah istrinya tuan, dan dia saat ini sedang mengandung benih dari tuan Cakra!" sungut Jo sangat kecewa, ia pun berusaha mengangkat tubuh Anjani yang sudah terkulai lemas.
"Stop, jangan kau sentuh wanita itu Jordan, dia milikku!" ucap Elang, kemudian Elang langsung membopong tubuh Anjani dan membawanya ke kamar miliknya.
Melihat Anjani sudah tidak berdaya seperti itu, terbesit rasa bersalah di dalam benaknya.
'Apa aku sudah sangat keterlaluan ya? Aarrkkkhhhh dasar wanita lemah!' batin Elang sangat kesal.
Bersambung....
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
membusuk lah Jack dan Dave di penjara
nanti mrk bisa bebas krn pnya uang n dendamnya makin kuat ke malik sekeluarga..
jgn smpe helena dan cakra mati..
yg mati hrs penjahat itu, natasya,jack,dave n emely
Alhamdulillah... Elang sudah sembuh dari amnesia...