Di dunia yang dikendalikan oleh faksi-faksi politik korup, seorang mantan prajurit elit yang dipenjara karena pengkhianatan berusaha balas dendam terhadap kekaisaran yang telah menghancurkan hidupnya. Bersama dengan para pemberontak yang tersembunyi di bawah tanah kota, ia harus mengungkap konspirasi besar yang melibatkan para bangsawan dan militer. Keadilan tidak lagi menjadi hak istimewa para penguasa, tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan dengan darah dan api.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairatin Khair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Angin lembut menerpa wajah Liora saat ia berdiri di gerbang besar Valyria, memandangi benteng kekaisaran yang menjulang di kejauhan. Kepulangannya dari Lembah Cahaya dan Bayangan telah membawanya pada pemahaman baru tentang Valyria, Ares, dan dirinya sendiri. Di tangannya, artefak perak yang ia temukan di lembah bersinar lembut, membawa janji akan keseimbangan, tetapi juga ancaman yang tersembunyi.
Di sisi lain dari keseimbangan ini, dia tahu ada kekuatan yang bisa menghancurkan semuanya jika digunakan dengan salah. Warisan Ares telah memberinya jalan untuk membawa Valyria menuju masa depan, tetapi tanggung jawab besar kini berada di pundaknya.
"Valyria tidak akan jatuh selama aku menjaga keseimbangan ini," gumamnya pelan, mengingat kata-kata Ares.
Namun, di dalam hatinya, dia tahu bahwa keseimbangan ini rapuh. Meskipun kekaisaran tampak stabil di permukaan, ancaman selalu datang dari bayang-bayang. Kekuatan yang ia rasakan di dalam artefak itu juga tidak bisa diabaikan. Artefak perak ini bukan hanya simbol—tetapi sumber dari kekuatan besar yang jika tidak dikendalikan, bisa membawa kehancuran.
---
Di dalam benteng, Dewan Valyria yang baru telah menunggu kedatangannya. Mata-mata para anggota dewan menatapnya dengan rasa ingin tahu dan kekhawatiran saat Liora melangkah masuk, membawa artefak yang tak banyak diketahui oleh orang-orang di sekelilingnya.
"Liora," panggil Varren, yang telah pulih sepenuhnya dari luka-lukanya. "Bagaimana perjalananmu? Apa yang kau temukan di Lembah Cahaya dan Bayangan?"
Liora mengangguk pelan, berdiri di hadapan Dewan dengan aura ketegasan. "Aku menemukan apa yang selama ini kita cari—keseimbangan. Valyria tidak akan bertahan jika kita hanya memandang cahaya atau bayangan sebagai lawan. Keduanya adalah bagian dari kita, dan kita harus menggunakannya untuk menjaga harmoni."
Salah satu anggota dewan, seorang pria bijak dengan rambut abu-abu yang panjang, angkat bicara. "Tapi bagaimana kita bisa memastikan bahwa kegelapan tidak kembali, Pemimpin Liora? Kegelapan selalu menemukan cara untuk menyusup, bahkan dalam cahaya yang paling terang."
Liora tahu bahwa pertanyaan ini akan datang. Artefak perak di tangannya tampak semakin berat, seolah-olah kekuatan di dalamnya menyadari bahwa ia sedang dibicarakan.
"Ada sesuatu yang aku temukan," kata Liora dengan hati-hati. "Artefak ini... adalah pusat dari keseimbangan. Di dalamnya, terkandung kekuatan besar—kekuatan yang bisa menjaga Valyria tetap stabil. Tapi jika kita tidak berhati-hati, kekuatan ini bisa digunakan untuk hal yang salah."
Para anggota dewan saling bertukar pandang, sebagian tampak khawatir, yang lain penasaran. Varren melangkah maju, menatap artefak itu dengan serius. "Apakah itu berarti kita bisa menggunakan artefak ini untuk melindungi Valyria? Atau malah menghancurkannya?"
Liora menghela napas. "Keduanya. Artefak ini adalah pedang bermata dua. Jika digunakan dengan bijak, ia bisa menjadi sumber kekuatan yang menjaga keseimbangan Valyria. Tapi jika disalahgunakan, ia bisa membawa kehancuran yang lebih besar dari apa pun yang pernah kita hadapi."
---
Beberapa hari berlalu, dan Liora merasa beban yang ia pikul semakin berat. Meskipun Dewan Valyria percaya pada kemampuannya, ia tahu bahwa keputusan untuk menggunakan artefak perak itu bukan hal yang bisa diambil dengan mudah. Setiap malam, dia merenung di kamarnya, berusaha memahami kekuatan yang tersembunyi di dalam benda itu.
Suatu malam, saat dia tengah memegang artefak itu di tangannya, dia merasakan energi aneh mengalir ke tubuhnya. Bayangan dan cahaya seolah-olah bergerak di sekitar ruangan, menciptakan pemandangan ilusi yang membuat pikirannya berputar.
Dan kemudian, ia mendengar suara yang familiar.
"Liora."
Itu suara Ares lagi, tetapi kali ini terdengar lebih nyata, lebih dekat daripada sebelumnya.
"Ares?" tanya Liora, jantungnya berdebar. "Apa yang terjadi? Apa ini?"
"Keseimbangan mulai goyah," jawab suara itu. "Artefak ini adalah pusat dari segalanya. Jika kau tidak bisa mengendalikan kekuatannya, Valyria akan jatuh kembali ke dalam kekacauan."
Liora merasakan ketakutan merayapi dirinya. "Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak tahu bagaimana menggunakannya tanpa menghancurkan segalanya."
"Percayalah pada keseimbangan yang kau ciptakan," kata Ares lembut. "Kekuatan ini bukan untuk dimiliki. Itu harus dipelihara, dijaga agar tetap seimbang. Jangan biarkan bayang-bayang atau cahaya menguasai segalanya."
Kata-kata Ares menggema di dalam pikirannya, tetapi dia tahu bahwa tugas ini lebih sulit dari yang terlihat. Keseimbangan yang dia ciptakan tidak hanya tentang menjaga kekuasaan, tetapi tentang menjaga harmoni di seluruh Valyria—sebuah harmoni yang rapuh dan bisa runtuh kapan saja.
---
Di hari-hari berikutnya, Liora mulai melihat tanda-tanda kekacauan yang mulai muncul di kota. Meskipun Valyria tampak damai, faksi-faksi kecil mulai berkumpul di balik layar, berusaha merebut kekuasaan dengan cara mereka sendiri. Beberapa percaya bahwa artefak perak yang dipegang oleh Liora bisa digunakan untuk memperkuat Valyria, sementara yang lain melihatnya sebagai ancaman.
Desas-desus mulai menyebar tentang kekuatan besar yang tersembunyi di dalam artefak itu. Rakyat Valyria mulai gelisah, dan beberapa bahkan mulai meragukan apakah Liora mampu menjaga keseimbangan seperti yang diinginkan Ares.
Liora, yang kini merasakan tekanan dari segala arah, tahu bahwa dia harus membuat keputusan besar. Artefak perak itu bisa menyelamatkan Valyria, tetapi jika digunakan dengan salah, ia bisa menghancurkan segalanya.
Varren, yang selalu setia di sisinya, tahu bahwa Liora sedang berjuang dengan keputusan ini. "Liora," katanya suatu malam, "kau tidak harus melakukan ini sendirian. Kau memiliki kami. Dewan dan rakyat Valyria mempercayaimu."
Liora menggeleng pelan. "Ini bukan tentang kepercayaan, Varren. Ini tentang tanggung jawab yang aku pikul. Artefak ini terlalu kuat. Aku takut suatu hari aku tidak akan bisa mengendalikannya."
Varren menatapnya dengan penuh empati. "Tapi kau harus percaya pada dirimu sendiri, Liora. Ares percaya padamu. Kau telah memimpin Valyria melewati kegelapan, dan aku yakin kau bisa menjaga keseimbangan ini."
---
Di hari penentuan, Liora akhirnya mengambil keputusan. Dia memanggil Dewan Valyria dan mengumpulkan rakyat di alun-alun besar. Dengan artefak perak di tangannya, dia berdiri di hadapan mereka, siap mengumumkan keputusannya.
"Rakyat Valyria," serunya, suaranya menggema di antara bangunan-bangunan megah. "Hari ini, aku membawa kalian ke dalam rahasia yang telah aku jaga sejak aku kembali dari Lembah Cahaya dan Bayangan. Artefak ini adalah pusat dari keseimbangan Valyria. Di dalamnya terkandung kekuatan besar, kekuatan yang bisa menjaga kita tetap aman—atau menghancurkan kita."
Suasana tegang menyelimuti alun-alun itu. Semua mata tertuju pada Liora, menunggu apa yang akan dia katakan selanjutnya.
"Aku tidak akan menggunakan artefak ini untuk menguasai Valyria," lanjutnya tegas. "Kekuatan ini tidak boleh dimiliki oleh satu orang saja. Keseimbangan hanya bisa dijaga jika kita semua berkomitmen untuk menjaga Valyria bersama-sama."
Dengan kata-kata itu, Liora mengangkat artefak perak tinggi-tinggi, membiarkan cahaya lembutnya bersinar di antara kerumunan. "Aku menyerahkan artefak ini kepada Dewan Valyria, sebagai simbol dari kepercayaan kita semua. Kita akan menjaga keseimbangan ini bersama-sama, bukan melalui kekuatan, tetapi melalui kebijaksanaan dan keadilan."
Sorakan rakyat mulai terdengar, perlahan-lahan tumbuh menjadi tepuk tangan yang keras dan meriah. Mereka kini tahu bahwa Liora bukan hanya seorang pemimpin—dia adalah Penjaga keseimbangan, seorang pemimpin yang tidak hanya menjaga Valyria dari kehancuran, tetapi juga memastikan bahwa kekuatan besar tidak jatuh ke tangan yang salah. Liora telah menunjukkan bahwa keseimbangan tidak dapat dikendalikan oleh satu individu saja. Ia harus dijaga oleh seluruh rakyat Valyria, melalui komitmen bersama terhadap keadilan dan harmoni.
Sorakan semakin menguat, menggema di seluruh alun-alun. Warga Valyria merasakan harapan baru menyebar di antara mereka. Dewan Valyria, yang kini memegang artefak perak sebagai simbol kebijaksanaan dan kepercayaan, berdiri sebagai penjaga bersama yang akan memastikan bahwa kekuasaan tidak lagi dimonopoli oleh satu sosok. Mereka akan memimpin bersama, berdasarkan nasihat, pengalaman, dan kepentingan rakyat.
Liora menurunkan artefak itu perlahan, tersenyum kecil. Dalam hatinya, ia merasa lega. Ares tidak pernah sepenuhnya hilang, karena semangatnya terus hidup dalam keseimbangan yang mereka ciptakan bersama. Keseimbangan antara cahaya dan bayangan kini bukan hanya bagian dari sejarah Valyria, tetapi fondasi masa depan mereka.
"Valyria akan berdiri tegak," pikir Liora, "selama kita menjaga warisan ini dengan bijak."
---
cerita othor keren nih...