NovelToon NovelToon
Nur

Nur

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Seperti artinya, Nur adalah cahaya. Dia adalah pelita untuk keluarganya. Pelita untuk suami dan anaknya.

Seharusnya ...

Namun, Nur di anggap terlalu menyilaukan hingga membuat mereka buta dan tak melihat kebaikannya.

Nur tetaplah Nur, di mana pun dia berada dia akan selalu bersinar, meski di buang oleh orang-orang yang telah di sinarinya.

Ikuti kisah Nur, wanita paruh baya yang di sia-siakan oleh suami dan anak-anaknya.

Di selingkuhi suami dan sahabatnya sudahlah berat, di tambah anak-anaknya yang justru membela mereka, membuat cahaya Nur hampir meredup.

Tapi kemudian dia sadar, akan arti namanya dan perlahan mulai bangkit dan mengembalikan sinarnya.

Apa yang akan Nur lakukan hingga membuat orang-orang yang dulu menyia-nyiakannya akhirnya menyesal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Setelah membersihkan diri, mereka berdua memutuskan untuk segera mengisi perut karena memang sudah waktunya makan siang.

Setelahnya mereka berencana menjenguk Nur di rumah sakit.

Mereka memang sengaja tak segera menemui Nur, sebab mereka ingin memberikan Nur waktu untuk menenangkan dirinya.

Pamungkas dan Sisil tak mau kehadiran mereka justru membuat Nur kembali tertekan dan memperburuk kondisinya.

Keduanya berpikir, siapa tahu setelah tenang, Nur bisa memikirkan kembali tentang keputusannya.

Saat keduanya keluar kamar, langkah Sisil terhenti kala melihat sang putra yang berada tepat di hadapannya sedang tersenyum sinis.

Sisil tak mengira jika dirinya akan di pergoki seperti ini.

Meski Ridho mengetahui hubungan gelapnya dengan Pamungkas. Namun dirinya dan Pamungkas tak pernah secara terang-terangan bersikap romantis di hadapan Ridho.

Sebagai orang tua sekaligus seorang ibu, jelas Sisil menjaga imagenya di depan sang putra.

Namun kini, hal yang paling dia takuti akhirnya runtuh juga karena sang putra memergokinya keluar kamar bersama dengan Pamungkas.

Berusaha bersikap santai Sisil lantas mendekati sang putra.

"Aku ngga nyangka kalau mamah akan begini," cibir Ridho hingga menghentikan langkah Sisil.

"Apa maksud kamu Do? Kamu salah paham!" elak Sisil yang tak terima dengan ucapan sang putra yang di nilai merendahkannya.

"Salah paham? Aku bukan anak kecil yang enggak tahu apa yang telah kalian berdua lakukan. MENJIJIKAN!"

"RIDHO cukup! Selama ini mamah udah sabar sama sikap kamu yang makin keterlaluan. Mamah ini ibu kamu, enggak seharusnya kamu memperlakukan mamah seperti ini," lirih Sisil sembari terisak.

Melihat sang kekasih yang menangis Pamungkas lantas mendekatinya dan merangkulnya.

"Ridho, kamu ngga boleh begitu. Sopan-lah sama mamahmu," tegur Pamungkas lembut.

Meski geram, dia tak mungkin bersikap kasar pada calon anak tirinya.

Bagaimana pun dia sendiri tengah berjuang mengambil hati anak tirinya itu agar mau menerimanya.

Ridho menatap keduanya dengan geram. Pemuda itu lantas memasukan kedua tangannya ke dalam saku celanya untuk menyembunyikan kepalan tangannya.

"Om mencemaskan mamah saya tapi abai sama istri om sendiri! Munafik!" makinya.

Ridho lantas kembali menatap sang ibu. Sebenarnya ada rasa tak tega harus berkata seperti itu pada sang ibu, tapi ini adalah usaha terakhirnya agar sang ibu mengurungkan niatnya menikah dengan Pamungkas.

"Mamah tahu gimana sakitnya di khianati, tapi kini apa? Mamah tega sakit-in tante Nur yang udah baik sama kita, apa mamah enggak takut karma?!"

"Ridho cukup! Kamu enggak tahu apa-apa Do, mamah enggak pernah berniat merusak rumah tangga om Pamungkas sama tante Nur. Mamah dan om Pamungkas saling mencintai, tapi kami ngga bermaksud menyakiti tante Nur—"

"Enggak berniat?" sela Ridho sinis.

"Aku enggak ngerti di mana pikiran mamah, mana ada perempuan enggak sakit hati melihat orang yang dia sayangi di rebut. Mamah tahu, bahkan aku rasa mamah lebih jahat dari pada selingkuhan papah!"

Lagi dan lagi Ridho harus menerima tamparan dari ibunya.

Namun, Ridho bertekad tak akan menyerah, dia harus menyadarkan sang ibu sebelum terlambat.

"Mamah enggak terima? Kenyataannya seperti itu. Coba mamah bayangin, orang yang tante Nur sayangi tega menusuk dia, kalau itu orang lain mungkin sakitnya hanya satu, tapi ini ... Kalian seperti meremukan seluruh jiwanya, kalian manusia paling jahat!"

"Ridho cukup! Maaf kalau kedekatan kami menyakiti kamu—"

"Bukan aku Om, tapi tante Nur, aku ngerasa bersalah karena udah jadi bagian dari sakitnya."

"Iya om mengerti, tapi itu semua urusan kami orang dewasa Do. Tolong jangan bertengkar terus sama mamahmu. Hanya kamu yang mamahmu miliki Do," bujuk Pamungkas.

Dia makin tak tahan dengan pertengkaran ibu dan anak itu. Pamungkas juga khawatir jika ucapan-ucapan Ridho akan menggoyahkan Sisil, bagaimana pun Pamungkas tak mungkin melepaskan Sisil.

"Terserah kalian saja, toh aku udah berusaha mengingatkan. Mamah ingat, di dunia ini ada hukum tabur tuai, semua hal pasti ada balasannya."

Mendengar ucapan Ridho, tubuh Sisil mendadak mematung.

Dia menggeleng untuk mengenyahkan pikiran buruknya. Nyatanya mantan suaminya justru terlihat bahagia saja hidupnya meski sudah berbuat jahat padanya dan Ridho.

Ridho juga menatap Pamungkas tajam. "Om punya anak perempuan, coba bayangkan aja kalau nanti anak om itu memiliki nasib seperti tante Nur."

Pamungkas ketar-ketir, kenapa ucapan anak itu membuatnya gerah, sungguh Pamungkas tak terima jika Ridho membawa-bawa putrinya.

"Mas," ucap Sisil tercekat.

"Udahlah, ngga usah di pikirkan sayang, Ridho hanya kecewa aja, mas yakin setelah Nur setuju, Ridho juga pasti akan kembali seperti dulu."

Sisil tersenyum tipis dan mengangguk. Dia harus fokus pada tujuannya membujuk Nur. Sebab, jika Nur tetap ingin berpisah, sudah di pastikan dirinya juga akan kehilangan sang putra.

Jangan sampai Ridho kembali pada mantan suaminya. Sisil tak sanggup berpisah dengan Ridho, susah payah dia mempertahankan Ridho dulu agar hak asuhnya tak jatuh ke tangan mantan suaminya.

Jika teringat hal itu, ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya, karena dulu dia berhasil mendapatkan hak asuh Ridho pun atas bantuan Nur.

.

.

.

Lanjut

1
Viela
semoga aja adik km bisa sadar zahra
Desi Belitong
aduh nur kenapa kamu bodok banget nur nur geretan aku bacanya
Desi Belitong
jangan mau mbak saudaramu jahat banget
Desi Belitong
ya allah gunanya adik2nya waktu susah di bantu ketika kakaknya susah tidak ada yang mau bantu/Sob//Sob/
sofiah sudjai
lanjut thor
Viela
tolongin nur ni'am kasian dia
Jumi Saddah
ini perjalanan si nur amat berkelok kyak roll coster,,,ya semoga nanti nya nur bener2 menemukan kebahagian dan menjdi sukses,,,
Arga Putri Kediri
jalan nur menuju sukses...ato bangkit
Nurlela Nurlela
typo gelas
Noor Dech
nur..
namaku thor🤭
Viela
dasar sahabat aneh
Susi AYANA
diihhh anehhhh
Arga Putri Kediri
kpn Thor nur bangkit jadi wanita kuat
Susi AYANA
dihhh najong punya ade kae gitu, amit2x
Viela
adikny gk berperasaan seperti kacang lupa kulitny
Arga Putri Kediri
sabar nur
Viela
dasar sisil wnita tk punya malu
Arga Putri Kediri
kok sgt menderita nur thor
Viela
owalah nur kasian km
Susi AYANA
Dih dia yg selingkuh dia yg belagu.., anehhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!