Kehidupan Claudia yang di terlantarkan di panti asuhan, dan perjuangan mencari orang tua kandung nya membuat gadis itu berusaha keras mencukupi hidup nya, di tengah kesulitan hidup nya claudia bertemu dengan seorang janda baik hati yang menawarkan nya tempat tinggal,dan tak hanya itu, fakta mengejutkan saat mengetahui dia merupakan anak orang kaya membuat nya tak begitu senang, karena sikap ibu kandung nya yang seakan menolak kehadirannya, perjalanan hidup yang luka liku membuat nya bertemu dengan seorang duda yang nanti nya akan menjadi bagian dari hidupnya!"
Sampai disana banyak kejutan besar terkuak,bagaimana kisah nya yuk simak!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.19
"Ada apa ini ribut ribut Bu!". tanya buk Teti yang baru datang tergopoh gopoh.
"Maaf Bu Teti, saya jadi merasa ga enak, karena buat ibu datang kesini" ucap Jena yang merasa tak enak telah merepotkan nya.
"Tidak apa apa buk Jen, ibu juga penghuni kontrakan saya, lagi pula saya juga penasaran kenapa suara Bu Ida besar sekali ,apa yang sebenarnya terjadi Buk Jen?
"Begini buk Teti, saya kan mesan kue sama dia , kue nya basi dan ga enak, jadi saya bayar nya setengah, ga salah dong, siapa suruh ga enak buat nya!".
"Ga enak?, perasaan setiap saya pesan kue kue buk Jena enak enak aja kok, malah enak banget karena rasa nya itu gurih ucap Bu Teti yang membela buk Jena, dan itu kebenaran nya.
"Alah Bu Teti gausah belain ini janda!" ucap Yati dengan ketus.
"Astaghfirullah Bu, ngapain saya membela kalau ga saya sendiri yang membeli pesanan kue Bu Jena emang enak kok ucap Teti dengan nada serius.
"Intinya saya ga mau bayar uang yang nya, karena saya merasa rugi ini!" ucap Ida dengan nada ketus.
"Astaghfirullah" ucap Jena dengan terus beristighfar.
"Begini buk Ida, janji adalah utang, ibu bisa berdosa kalau menahan hak milik Bu jena, karena bagaimana pun ibu udah utang dan harus dibayar!! ucap teti dengan tegas.
"Kok Bu Teti belain dia sih, kita ini udah lama ya jadi penghuni kontrakan ibu!!
"Bukan belain buk, tapi kebenaran nya seperti itu, ibu juga bisa dituntut loh kalau menahan hak orang lain." ucap Teti berusaha menjelaskan.
Sedangkan Jena hanya bisa mengelus dada nya, rasanya baru kali ini dia mengalami hal sperti ini, dihina, diejek secara terang terangan bahkan menjatuhkan usaha kue kering milik nya.
"Begini buk Ida, kalau kue saya ga enak dan basi menurut ibu, terus sekarang dimana kue kue nya, saya minta kembalikan dan ibu tak perlu membayar!! Ucap Jena yang udah jengah.
Mendengar ucapan Jena, membuat Ida kelabakan karena kue nya sudah habis dimakan, dia, Yati dan juga Marni merencanakan untuk menjatuhkan usaha Jena, tapi kenapa jadi seperti ini.
"yah udah di buang lah."ucap Marni dengan nada terbata.
Sedangkan Teti yang Mendengar ucapan Marni tersenyum miring.
"Kalau begitu harus dibayar lah Bu, kalau ga enak itu ya dipulangkan saja bukan nya dibuang, lagi pula juga butuh buktikan" ucap Teti tersenyum miring.
"Ha mana bisa gitu dong Bu, karena kan memang ga enak jadi Yo di buang" elak Ida dengan ketus.
"Berarti ibu harus ganti, karena sudah menuduh saya tanpa bukti nya, kalau ga mau saya bisa loh tuntut Masalah ini ke pengadilan, karena jujur saja saya kecewa dengan ibu ibu ini, dan juga mulut ibu bertiga mengandung racun bagi saya dan anak saya!! Ucap Jena dengan wajah tajam nya.
Seketika membuat Bu Ida kelabakan dan langsung memberikan uang Rp.150.000 sisa nya Dengan wajah ketakutan.
"Ni uang nya, gausah bawa bawa pengadilan, dasar Cemen yu buk kita pergi disini gerah" ucap Ida dengan nada bergetar dan berusaha terlihat tenang.
"Huh dasar ya si geng trio macan itu suka banget cari masalah sama orang ucap tetangga yang melihat dari jarak jauh.
"Astaghfirullah ya Allah sabar kan lah hati ku seluas lautan mu ya Allah" batin Jena dengan terus beristighfar."
Setelah kepergian geng cabe cabean tadi Bu Teti memeluk Bu Jena yang meneteskan air mata nya.
"Ya Allah Bu Jena, yang sabar ya, saya tau Bu Jena adalah orang yang kuat, geng cabe cabean itu memang pembuat onar di sini buk, saya merasa ga enak dengan Bu Jena karena mereka ingin menjatuhkan usaha Bu Jena" ucap Teti merasa bersalah dengan apa yang terjadi.
"Gpp Bu, saya mencoba ikhlas dengan apa yang terjadi, saya juga manusia biasa Bu, terkadang emosi saya bisa lepas kendali karena mereka". ucap Jena dengan menghela nafas berat nya..