Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 Kekesalan Fabby
"Pelan-pelan, jangan ngebut. Aku takut jatuh soalnya ini pertama kalinya aku naik motor," ucap Fabby was-was.
"Makanya pegangan biar gak jatuh," sahut Arga.
"Pegangan ke mana?" tanya Fabby polos.
Arga menarik tangan Fabby dan melingkarkannya ke perutnya. Fabby membelalakkan matanya dan kembali menarik tangannya. "Modus banget kamu, bilang aja kamu mau aku peluk," kesal Fabby.
"Enggak kok, ya sudah kalau gak mau."
Arga mulai melakukan motornya namun Fabby kaget dan reflek memeluk Arga membuat Arga tersenyum. "Aku bilang juga apa, harus pegangan nanti jatuh," ucap Arga.
"Pelan-pelan, aku gak mau sampai jatuh ya," ketus Fabby.
"Tenang saja, aku sudah puluhan tahun pakai motor jadi gak bakalan jatuh," sahut Arga.
Wajah Fabby terlihat pucat, dia benar-benar merasa ketakutan apalagi pada saat Arga menyalip kendaraan di depannya membuat Fabby harus memejamkan mata. Ini adalah pertama kalinya Fabby naik motor, selama ini dia belum pernah naik motor. "Kamu gak niat apa ganti motor butut kamu ini? kalau gak punya uang, besok aku belikan motor yang baru untukmu," ucap Fabby dingin.
"Tidak usah, kalau aku mau ganti motor biarkan aku beli dengan uang aku sendiri. Aku gak mau memakai uang kamu," sahut Arga.
"Kalau nunggu kamu punya uang, mau sampai kapan? sudahlah gak usah gengsi-gengsi, sudah miskin banyak gengsi pula," ledek Fabby.
Arga hanya tersenyum mendengar ucapan Fabby. "Aku bukanya gengsi, dari dulu kalau aku gengsi sudah aku ganti motor dengan yang baru tapi aku lebih mementingkan kebutuhan yang lain jadi selama motor ini masih bisa dipakai dan digunakan, buat apa beli yang baru," sahut Arga.
Fabby mendelikan matanya. "Terserah kamu sajalah," ketus Fabby.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka pun sampai di rumah. Fabby dengan cepat turun dari motor Arga dan melengos masuk ke dalam rumah meninggalkan Arga. "Kok kamu naik motor Arga?" tanya Nenek Andin.
"Mobil Fabby mogok, jadi terpaksa Fabby naik motor butut si Arga," ketus Fabby.
"Fabby, tidak sopan sekali kamu panggil suami kamu dengan namanya saja bagaimana pun Arga itu suami kamu, jadi kamu harus menghormatinya!" bentak Nenek Andin.
"Tidak apa-apa, Nek. Suka-suka Fabby saja, dia mau manggil Arga apa," sahut Arga yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"Tidak bisa Arga, itu namanya tidak sopan," ucap Nenek Andin.
Fabby yang sudah merasa capek, memilih pergi ke kamarnya tanpa memperdulikan omelan neneknya itu. "Astaga, anak itu ya," kesal Nenek Andin.
"Nek, Arga pun masuk ke kamar dulu," ucap Arga.
"Iya, Nak."
Arga menyusul Fabby masuk ke dalam kamarnya, terdengar jika Fabby sedang mandi. Arga pun duduk di sofa sembari memainkan ponselnya, hingga tidak lama kemudian Fabby keluar dengan hanya menggunakan handuk membuat mata Arga membulat sempurna. Tubuh Fabby yang putih mulus terpampang nyata di hadapannya membuat Arga beberapa kali harus menelan salivanya.
"Please, jangan bangun bro, soalnya nanti susah menenangkan dirimu," batin Arga.
Arga memalingkan wajahnya dan berusaha fokus ke ponselnya, tapi lagi-lagi matanya tidak bisa mengabaikan pemandangan indah itu. Hingga Fabby pun mengambil baju dan memakainya di tempat khusus untuk mengganti baju. Setelah selesai memakai baju, Fabby membuka laptopnya dan mulai mengotak-atiknya.
"Fabby, kamu makan dulu," ucap Arga.
"Nanti saja, aku sedang banyak pekerjaan," sahut Fabby.
"Apa kamu setiap hari selalu seperti ini? mengabaikan perut demi pekerjaan?" tanya Arga sedikit kesal.
"Sudahlah tidak usah bawel, nanti kalau sudah selesai aku akan makan," sahut Fabby dengan masih fokus ke laptopnya.
Arga yang merasa kesal akhirnya keluar dari dalam kamar dan segera membawakan makanan untuk Fabby. "Ayo makan dulu," titah Arga.
"Ya ampun, tadi 'kan aku bilang mau kerja dulu baru habis itu aku makan," kesal Fabby.
"Tidak bisa, pokoknya kamu harus makan dulu kalau tidak, aku akan matikan laptop kamu," ancam Arga.
"Apaan sih main ancam segala, memangnya aku takut apa sama kamu? jangan ngatur-ngatur hidup aku, kami itu bukan siapa-siapa aku!" sentak Fabby.
"Aku suami kamu, Fabby! aku berhak menasihati kamu, mungkin di kantor aku memang bawahan kamu tapi kalau sudah di rumah, kamu adalah istri aku dan aku suami kamu jadi kamu wajib mengikuti semua perintahku," ucap Arga dengan nada yang sedikit tinggi.
Fabby menatap tajam ke arah Arga. "Kalau aku tidak mau makan, apa yang akan kamu lakukan?" tantang Fabby.
Arga yang kesal langsung mengambil laptop Fabby membuat Fabby meronta-ronta ingin mengambilnya. "Kembalikan laptop aku, aku mau selesaikan pekerjaan aku dulu," kesal Fabby.
"Makan, habis itu aku kembalikan lagi laptop kamu," tegas Arga.
"Arga!"
"Makan, atau aku hapus file ini," ancam Arga.
"Astaga, kamu benar-benar menyebalkan Arga."
Fabby begitu sangat kesal, dia pun akhirnya duduk dan terpaksa makan. Arga tampak menyunggingkan senyumannya, setelah selesai Arga pun kembali menyerahkan laptopnya kepada Fabby. Arga mulai merebahkan tubuhnya di atas sofa dan tidak membutuhkan waktu lama dia pun sudah terlelap menuju alam mimpinya sedangkan Fabby melanjutkan pekerjaannya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 00.00, Fabby mulai menguap dan saking ngantuknya Fabby pun akhirnya tertidur dengan posisi duduk. Sedangkan Arga, mulai menggerakkan tubuhnya. "Astaga, lagi enak-enak tidur malah ingin ke toilet," gerutu Arga.
Arga cepat-cepat bangun, tapi langkahnya terhenti kala melihat Fabby sudah tertidur dengan laptop yang masih menyala. Karena tidak kuat, Arga pun segera masuk ke dalam kamar mandi setelah selesai dia pun menghampiri Fabby. "Apa setiap hari kamu seperti ini? kerja lembur dan pulang ke rumah kembali bekerja sampai larut malam," gumam Arga.
Arga segera menyimpan file yang Fabby kerjakan, lalu mematikan laptopnya. Perlahan, Arga mengangkat tubuh Fabby dan saking kelelahannya, Fabby tidak sadar Arga memindahkannya. Arga merebahkan tubuh Fabby di atas tempat tidur, lalu menyelimuti tubuh Fabby.
Untuk sesaat Arga memperhatikan wajah cantik Fabby. "Aku tidak akan pantang menyerah, pokoknya aku akan berusaha mendapatkan hati kamu, Fabby," batin Arga.
Arga kembali ke sofa dan kembali merebahkan tubuhnya. "Astaga, aku tidak bisa membayangkan jika aku harus tidur di sofa selamanya, bisa-bisa badan aku sakit tiap hari," gumam Arga.
Arga mulai memejamkan matanya, Arga memang tipe orang yang gampang sekali tertidur. Bahkan dia bisa tidur di mana saja, jadi pada saat Fabby menyuruhnya untuk tidur di sofa, bukan perkara serius untuknya. Sudah belasan tahun Arga memendam perasaannya kepada Fabby, dan dia rela melakukan apa pun supaya Fabby bisa menerima cintanya.
*
*
*
Besok dan minggu libur dulu ya guys, mau 17 agustusan dulu😅😅
gasss season 2