Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Empat
Madam Ling sampai heran karena Eve datang dengan banjir keringat. "Ada apa, Eve?"
"Ti-tidak. Ini pesananmu, Madam."
"Terima kasih, Eve. Tapi sepertinya Nyonya tidak jadi pulang hari ini."
"Ah benarkah?"
Madam Ling mengangguk, "Tuan baru saja memberitahuku."
Itu artinya orang yang Eve lihat tadi itu benar-benar Keineer, lantas yang jadi pertanyaan adalah kemana perginya pria itu? Kenapa bisa menghilang begitu saja? Apa Keineer mempunyai kekuatan teleportasi?
... ---...
Dengan rasa penasarannya pada malam hari yang seharusnya semua pelayan sudah beristirahat, Eve justru keluar dari kamarnya. Gadis itu berjalan perlahan dan mengumpulkan keberaniannya saat melihat suasana malam yang gelap.
Eve berjalan menuju ke arah gudang, cukup mengerikan karena gudang satu itu sangat minim pencahayaan. Dia mendekati sebuah tembok tempat dimana Keineer menghilang siang tadi.
Tembok itu memang terlihat berbeda dari tembok lainnya, ukurannya cukup besar dan menjulang tinggi. Dengan mata telanjangnya Eve memperhatian setiap inci tembok dengan teliti, tapi anehnya tidak ada apa-apa disana.
Tak cukup sampai disitu Eve terlihat meraba permukaan tembok tersebut dengan jemari lentiknya. Dan nihil, tidak ada yang aneh disana.
"Ah sudahlah, mungkin aku halu." dia sedang berusaha untuk membuat rasa penasarannya menghilang.
Baru saja Eve ingin kembali ke rumah khusus tiba-tiba dia dikejutkan oleh tubuh seseorang yang menjulang tinggi di hadapannya, matanya melotot tajam dengan urat-urat leher yang terlihat mengeras.
"Apa yang kau lakukan disini?" geram Keineer.
"Tu-tuan?" Eve sangat terkejut dan takut.
"Kau tuli? Apa yang kau lakukan disini hah?"
"Ti-tidak ada, Tuan. Saya hanya mencari angin."
Keineer menarik rambut Eve dengan cepat sampai kepalanya mendongak ke atas, "Kau pikir aku percaya dengan ucapanmu? Pembohong!"
Eve meringis sakit, "Saya berbicara jujur, Tuan."
"Sudah sejak awal ku peringatkan Clara untuk tidak mempekerjakanmu disini!"
"Saya mohon, lepaskan saya Tuan!" pinta Eve dengan kedua tangan yang ditangkupkan menahan sakit dikepalanya.
"Kau bilang lepas?" Keineer menyeringai.
Pria itu semakin kuat menarik rambut Eve sampai gadis itu berteriak, "Tu-tuan.."
Keineer menyeret Eve masuk ke dalam gudang, dia membuka pintu dengan kasar. Tapi anehnya pintu itu tidak menimbulkan suara sama sekali padahal katanya ruangan ini cukup terbengkalai. Keineer membawa tubuh ringkih Eve ke depan sebuah lemari usang dengan ukuran yang cukup besar.
Tangannya terangkat sebelah untuk mengambil salah satu botol yang terpajang sampai lemari di depannya bergeser dan menampakan sebuah tangga yang sepertinya menuju ruang bawah tanah.
Sementara Eve sudah berurai air mata, rasanya memang mustahil Keineer akan mengampuninya. Dia hanya bisa pasrah karena ini memang kesalahan dia sendiri.
"Ikuti aku!" Keineer menyeret Eve tanpa ampun. Dia tidak mempedulikan isak tangis gadis itu.
Bahkan saat menuruni anak tangga tanpa belas kasihan Keineer mengambil langkah lebar yang membuat langkah kecil Eve merasa kewalahan.
Brukk..
Keineer melempar tubuh Eve ke lantai yang mana hampir saja membuat kepala gadis itu terbentur sudut meja, "Arrgghhh."
"Ini yang kau cari, hah?" marah Keineer dengan suara yang menggelegar.
Sejenak Eve mulai menyadari jika ruang bawah tanah bukan ruangan sembarangan. Di dalam ruang tersembunyi itu terdapat ada banyak tumpukan emas batangan dan pernak-pernik mahal lainnya.
"Tuan, saya.."
"Ambil saja apa yang kau inginkan!" ucap Keineer dengan dingin.
"Saya hanya ingin keluar dari sini Tuan, saya mohon maafkan saya. Saya tidak tahu."
Keineer menghampiri tubuh Eve yang masih terduduk di lantai dengan kepala yang tertunduk, merasa tidak dihargai pria itu mengangkat dagu Eve dengan paksa sampai kedua mata mereka saling bertemu.
Deg.
Ada kepolosan dan rasa takut yang mendalam Keineer dapatkan dari pancaran bola mata Eve, "Sa-saya mohon Tuan, biarkan saya keluar dari sini."
"Kau memohon? Tapi aku tidak mungkin membiarkan seseorang keluar hidup-hidup dari tempat ini!"
"Ma-maksud Tuan?" panik Eve.