EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Geana adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya. Ia menikah dengan seorang pria bernama Bion.
Awal pernikahan mereka baik-baik saja, kedua orang tua Bion menerima Geana dengan senang hati. Tapi sampai akhirnya, Geana melahirkan 2 buah hati yang di mana kedua anak itu cacat.
Mulai saat itu Mama mertuanya selalu menyinggungnya secara terang-terangan, bahwasanya jika ia malu punya cucu cacat.
Pada akhirnya, ia pun meminta anaknya untuk menikah dengan anak temannya yang saat itu janda anak satu.
Geana merasa sakit hati dan ia pun terpaksa memutuskan hubungan ayah kepada kedua anaknya karena dari Bion maupun keluarga besarnya tidak menyukai keberadaan kedua anaknya yang cacat itu. Geana akhirnya bertemu dengan pria lain, tapi siapa sangka jika pria itu adalah seorang pengusaha kaya dan kedua anaknya disembuhkan dan keduanya menjadi anak Genius.
Akhirnya Bion melihat kedua anaknya di TV dan su
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
...☃️☃️☃️ Happy reading ☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
Mobil terus melaju hingga akhirnya Bion sampai di rumah Mamanya, Bion pun masuk ke dalam dan duduk di sofa. Di sana ada Lena, Angelista dan kedua kakaknya bernama Wina dan Windy.
"Lho kenapa Bion wajah mu cemberut begitu?" tanya Wina kakak pertamanya.
"Habis bertengkar dengan Geana Kak," jawab Bion jujur.
"Kenapa?" tanya Wina penasaran.
"Dia mau ajak pindah rumah, tiba-tiba mau ngajak ngontrak, dari mana duitnya coba," sahut Bion mengusap wajah dengan kedua tangannya.
"Istrimu itu ya, emang nggak tahu berterima kasih. Nggak tahu di untung, udah bagus-bagus tinggal di rumah gratis malah mau ngontrak. Benar-benar sial punya menantu seperti dia!" seru Lena ketus.
Bion diam saja dan tidak menyakiti di saat Mamanya memaki istrinya.
"Iya, istrimu itu kok makin lama makin melunjak ya, banyak tingkahnya pula. Nggak tau deh gimana maunya dia, udah nggak bisa melahirkan anak yang normal, makin hari makin buruk perilakunya," sambung Wina.
"Kamu sih jadi suami nurut banget sama istri, istri mau ini kamu turuti. Coba deh sesekali kamu biarin dia biar beri pelajaran sama dia, biar dia ngerti gitu. Aku juga kesal lihat kelakuan dia," sahut Windy.
"Iya iya," jawab Bion menurut.
"Mending kamu sama Angelista aja, jelas kerjaan dia. Mana cantik, baik hati lagi. Lihat nih cantik banget di kasih sama Angelista, Geana pernah ngasih kayak gini? Mana ada," ucap Windy memperlihatkan tas tangan yang cukup cantik.
"Ini berapa harganya Angelista?" tanya Windy.
"Itu murah kok Kak, cuma kisaran 6-9 juta gitulah," jawab Angelista tersenyum.
"Astaga! Angelista, kamu kok baik banget sih, bela-belain beli tas cantik begini dengan harga mahal pula," ucap Lena memeluk Angelista saking senangnya.
"Oh ya ini juga ada untuk Mas Bion," ucap Angelista memberikan sebuah paper bag coklat kepada Bion.
Bion menerimanya dan membuka paper bag tersebut. Ternyata isinya adalah sebuah sepatu.
"Makasih ya Angelista," ucap Bion senang.
"Sama-sama. Aku kemarin nggak sengaja lihat ada sepatu Mas yang sedikit rusak, jadi aku berinisiatif untuk membeli sepatu ini untuk Mas," ucap Angelista malu-malu.
"Lihat tuh, hal sedetail itu aja Angelista tau, itu berarti Angelista lebih cocok dengan kamu ketimbang Geana, bahkan dia nggak tau asal usulnya dari mana. Kamu mending nikah aja sama Angelista, tinggalin aja Geana," ucap Lena bicara terang-terangan.
"Sana gih kamu bicara berdua dengan Angelista, siapa tau kalian berdua beneran cocok," ucap Wina.
"Kakak apaan sih," ucap Angelista dengan wajah memerah.
"Udahlah sana, kami setuju kok kalo kamu sama Bion," ujar Wina mendorong Angelista agar mereka pergi ke suatu tempat untuk mengobrol berdua.
"Ya udah ayo," ajak Bion.
Mereka pun keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil untuk pergi ke suatu tempat. Sedangkan Almer tinggal dengan Lena.
"Kita mau ke mana?" tanya Bion.
"Hm … ke tempat biasa kita pergi, Mas masih ingatkan?" tanya Angelista.
"Ya ingatlah, di pos dekat pantai itu kan," ucap Bion tersenyum.
Angelista mengangguk.
Perlahan-lahan mobil pun melaju menuju ke pantai.
Sedangkan Erline mengerjakan pekerjaan rumah yang belum ia kerjakan sejak tadi pagi, ia benar-benar bad mood untuk melakukan pekerjaan, bahkan makan pagi dan siang ia lewati begitu saja.
Zeky malah menangis terus, Geana terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya dan masuk ke dalam kamar dengan baju yang basah, karena ia hanya mencuci baju dengan tangan. Bion nggak mau bajunya di cuci dengan mesin cuci, nggak bersih katanya, hasilnya mereka pun tidak membeli mesin cuci untuk penghematan.
"Sayang, kenapa?" tanya Geana melihat Zeky menangis. Ia tidak ingin memeluk Zeky karena bajunya basah takut Zeky masuk angin.
"Kamu kenapa Sayang, ada yang sakit? Yang mana sakit?" tanya Geana meskipun ia tahu anak itu tidak akan berbicara.
Geana memegang kepala Zeky dan ternyata tubuhnya sangat panas.
"Ya ampun Zeky, badan kamu panas banget, aduh gimana ini?" tanya Geana panik.
Biasanya, kalau Zeky demam kalo terlambat bawa ke dokter pasti akan mengalami kejang-kejang karena demam Zeky tidak biasa seperti anak lainnya.
Geana mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Bion.
Tuuut! Tuuut!
Tuuut! Tuuut!
Nomor yang Anda tuju tidak menjawab panggilan Anda, cobalah beberapa saat lagi.
"Ini Mas Bion kemana sih?" tanya Geana semakin panik saat melihat Zeky menangis semakin kuat.
Geana menghubungi Bion lagi dan tetap saja tetap tidak di angkat. Mana hari sudah semakin gelap. Jarak rumah dan ke tempat puskesmas berjarak 2 kilometer.
Tak ada waktu lagi, Geana membuka bajunya dan ia ia mengganti baju yang lain lalu menggendong Zeky.
Geana juga tak bisa meninggalkan Zeco seorang diri di rumah. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Zeco.
Geana terpaksa menggendong kedua anaknya. Padahal Zeco cukup berat, tapi tak terasa saat Geana mengangkatnya.
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️ Bersambung ☃️☃️☃️...