Cerai setelah menikah sehari karena dikhianati, membuat Juwita sang janda kembang perawan sangat membenci pria. Untuk kedua kalinya dia kecewa akan cinta dan merasa dirinya bisa hidup tanpa lelaki.
Namun yang aneh, wanita selingkuhan mantan suaminya itu adalah wanita yang sama seranjang dengan mantan kekasihnya? Apakah kisah cinta pertamanya yang berakhir 3 tahun lalu adalah ulah seseorang? Namun meskipun tebakan Juwita benar, ia enggan untuk kembali ke cinta pertamanya karena sudah terkenal playboy dan pemain wanita sejak putus dengannya. Lagian juga Juwita GENGSI untuk kembali pada mantannya itu! Makan tuh GENGSI bikin MENDERITA sendiri 🤪
Sedangkan, bagi mantan kekasih yang juga merasa cintanya hancur saat Juwita tak mempercayainya 3 tahun lalu apalagi sampai ditinggal nikah, Bagas memilih untuk tidak mempercayai wanita manapun. Merasa dibuang padahal dijebak, membuat Bagas ogah kembali bersama Juwita.
Padahal 3 tahun lalu, Juwita dan Bagas adalah COUPLE GOALS!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERKARA PANGGILAN
Bagas menurunkan Juwita di tepi ranjang dengan hati hati.
"Kamu meminta maaf dan berbaikan denganku hanya untuk ini?" sindir Juwita.
"Untuk ini? Untuk apa?" sahut Bagas yang menggoda sang istri. Pasti Juwita berfikir dirinya ingin diberikan hak sebagai suami alias dilayani di ranjang.
"Ih! Gak tulus banget kamu, Gas!" omel Juwita.
"Aku tulus, Juwita. Aku benar benar ingin meminta maaf kepadamu karena beberapa hari ini aku sadar jika sungguh berat menjadi wanita. Udah hamil, terus mengalami morning sickness, terus melayani suami, bawa anak kemana mana saat mengandung, aku gak bayangin kalau aku gak bantuin kamu menjalani masa ini. Sejahat apa aku membiarkan ibu dari anak anakku berjuang sendirian" sahut Bagas.
"Hmm, jadi ini demi anak anak?" serang Juwita memancing perkara.
"Kamu maunya aku jawab apa biar kamu gak marah lagi kalau aju jawab salah?" tanya balik Bagas mencari aman.
"Entahlah pikir sendiri" jawab Juwita cuek.
Bagas pun duduk disamping sang istri.
"Juwita Pesona Anggara, istri Bagas Lungara. Aku menghilangkan semua gengsi ku hanya untuk bisa dekat denganmu. Bukan hanya untuk anak anak kita, tapi untuk hubungan kita juga, aku ingin kita layaknya suami istri yang saling menyayangi" sahut Bagas lembut.
"Kita sudah membuanh waktu lebih dari 4 tahun untuk menjadi seperti saat ini" lanjutnya.
"Jika kamu mengungkit 4 tahun lalu, kini giliran aku yang meminta maaf padamu, Bagas Lungara" sahut Juwita.
"Maafkan aku saat itu tidak mempercayaimu. Aku menyakitimu dengan tidak memberikanmu kesempatan menjelaskan. Aku terlalu cemburu hingga menjadi wanita bodoh. Maafkan aku juga ya" lanjutnya.
Bagas pun tersenyum mendengarkan permintaan maaf istrinya.
"Bolehkah aku mencium bibirmu, Juwita?" minta Bagas tiba tiba.
Juwita terdiam sesaat sebelum menjawab permintaan suaminya.
"Janji dulu kamu gak asal nyium bibir wanita lain mulai detik ini?" minta Juwita sebagai jaminan.
"Janji. Lagipula aku sudah bukan playboy cap kapak lagi setelah menikah denganmu. Ini ku gak mau berdiri lagi dengan wanita wanita selain kamu, Juw. Bayangkan aku nahan diri buat gak nyentuh kamu selama 3 bulan, rasanya udah capek main solo" jujur Bagas mendapatkan pukulan di lengannya.
Puk!
"Aw sakit sayaaang!" protes Bagas.
"Jangan harap aku bisa melayanimu sebelum aku siap meskipun kita udah baikan" ucap Juwita membuat Bagas meringis malu.
"Hehe, iya Juwita sayang. Aku gak maksa malam ini juga. Aku gak mau maksa kamu lagi buat begituan. Aku akan menunggumu sampai kamu siap" sahut Bagas.
"Aku pegang omonganmu ya, jangan menyentuh bagian tubuhku yang tertutup. Awas aja kalau tanganmu nakal" ancam Juwita.
"Iya aku ngerti. Jadi kita tidur bareng ya?" tanya Bagas sumringah.
"Hmm" jawab Juwita dengan deheman.
"Oke, tidurlah dulu. Aku akan memelukmu dari belakang" sahut Bagas dan Juwita pun memposisikan tubuhnya miring.
Bagas langsung memposisikan tubuhnya juga miring menghadap punggung sang istri dan memeluk Juwita dari belakang.
Satu tangannya mengelus perut wanita yang sedang hamil anaknya itu.
"Udah nyaman?" tanya Bagas.
"Hmmm. Ternyata punya suami berguna juga" jawab Juwita berniat menggoda sang suami.
"Mulai malam ini, aku akan menjadi suami yang berguna untukmu, Juwita" sahut Bagas sambil mencium pucuk kepala istrinya itu.
Lama kelamaan, mereka semakin nyaman tidur sambil berpelukan dan terhanyut dalam mimpi indah.
.
Keesokan harinya, Bagas bangun lebih dulu. Tubuhnya kini kembali segar dan tidak mengalami mual mual dipagi hari seperti beberapa hari lalu.
Aroma sang istri hingga dominan dalam ruangan membuat Bagas merasa tenang.
Ia memilih kembali ke kamarnya membersihkan diri lalu setelah selesai dan menyelesaikan ibadah subuh, ia langsung menuju dapur untuk memasak sarapan bagi sang istri dan dirinya.
Bagas hatinya sedang berbunga bunga. Bibirnya bersiul siul hingga tiba tiba ada dua tangan yang melingkar di perutnya.
"Eh udah bangun" sapa Bagas.
"Hmmm, kamu harus tanggung jawab Gas sama aku karena aku jadi manja dan pingin dimanja sama kamu" sahut Juwita.
"Mau dipertanggung jawabin kayak apa lagi, Juwita?" tanya Bagas lembut.
"Kamu mau apa? Bilang aja?" lanjutnya.
"Aku mau kamu bangunin aku kalau kamu bangun duluan. Aku gak ingin kamu tinggalin aku sendiri di ranjang" sahut Juwita.
"Astaga, Juwita Pesona Anggara bisa semanja ini ternyata. Oke, mulai besok aku akan bangunin kamu" ujar Bagas.
Juwita pun tersenyum lebar. Hari ini menjadi awal hari penuh kebahagiaan sebagai istri dan calon ibu.
"Kamu mandi dulu gih. Aku selesaikan masak sarapan untuk kita" suruh Bagas.
Juwita pun menurut. Ia melepas pelukannya dari sang suami dan berjalan menuju kamar.
"Kalau Juwita seenaknya meluk aku gitu, bisa bisa aku gak tahan buat nyoblos dia lagi! Hmm sabar sabaar" batin Bagas lalu mengalihkan pikiran kotornya dengan melanjutkan masak.
Mungkin 20 menit kemudian, Bagas sudah ready menyiapkan menu sarapan sehat untuk istri dan dirinya sendiri. Macaroni cheese dengan beef smoke. Oseng oseng sayuran pun ada.
Juwita keluar kamar dengan pakaian siap kerja.
"Kamu kok belum ganti, Gas? Gak kerja hari ini?" tanya Juwita saat melihat suaminya itu masih pakai kaos.
"Aku mau masuk telat hari ini, mau nganter kamu kerja. Aku akan mulai buka bukaan memperlakukan istriku layaknya queen" rayuan manis Bagas.
"Ih, gombal!" celetuk Juwita sambil berjalan menuju meja makan dan duduk di kursinya.
"Gas" panggil Juwita ketika sudah beradapan dengan makanannya.
"Iya sayang?" sahut Bagas lembut. Tapi dipikir pikir kenapa dia manggil sayang terus padahal istrinya itu masih manggil Gas Gas Bagas.
"Eh, bentar bentar. Kenapa cuma aku yang manggil kamu sayang dan kamu masih manggil aku Gas Gas? Emang aku Oke Gas Oke Gas! Panggil sayang juga dong, Juwita" lanjutnya protes.
Juwita pun tersenyum smirk.
"Hmmm gimana yaa, udah nyaman manggil Bagas. Panggilan sayangnya masih kaku" goda Juwita.
"Aku aja udah bisa langsung manggil kamu sayang kayak dulu sejak kita baikan tadi malam. Masa kamu gak bisa?" ucap Bagas dengan wajah sendu.
"Apa jangan jangan?" tebaknya lalu disela oleh sang istri.
"Jangan mikir aneh aneh. Kalau aku gak sayang kamu, aku gak bakal maafin kamu, Bagas" sela Juwita terlebih dahulu.
"Ya mangkanya, jangan manggil nama doang. Kasih panggilan khusus gitu" minta Bagas memelas.
"Playboy?" goda Juwita.
"Sayaaaang!!!" seru Bagas seperti kesal.
"Hahhaa, iyaa, Mas Bagas. Aku panggil kamu, Mas Bagas aja ya. Mas Bagas sayang" sahut Juwita dengan lembut membuat wajah suaminya itu langsung blush memerah malu.
"Kenapa kok kamu diem? Padahal udah aku panggil gak pake nama doang" giliran Juwita protes karena Bagas tidak menanggapi panggilan barunya.
"Diem karena aku terharu. I love you, Juwita ku sayang" ujar Bagas lalu berdiri dan mendekat kearah Juwita.
Cup.
Bagas mencium pipi istrinya tanpa izin lalu kembali ke kursinya.
"Morning kiss, jangan marah hehe" goda Bagas terlebih dahulu sebelum Juwita marah.
Ternyata kini bukannya marah dicium tanpa izin sang suami, malah jadi malu malu dan ngerasa seneng.
"Aduh! Bagas bener bener bisa buat aku spot jantung, bikin aku ngerasa aneh aja. Ngerasa panas tiba tiba" batin Juwita.
Lalu ia pun tak menanggapi ucapan suaminya dan memilih menikmati hidangan didepannya.
Bagas yang tau istrinya lagi malu malu, tidak melanjutkan godaannya dan ikut menikmati sarapan bersama.