Sebagai anak perempuan pertama di keluarga Ricardo, Alana selalu dituntut untuk segera menikah karena kedua adiknya yang belum menikah sama-sama sudah memiliki calon pendamping.
Begitu pun dengan Sky, sebagai putra satu-satunya di keluarga Dwight ia dituntut untuk segera menikah dan memiliki seorang penerus.
Bagaimana jadinya jika kedua insan yang sama-sama pernah terluka karena cinta itu membuat kesepakatan untuk menikah selama 99 hari. Akankah cinta datang diantara mereka? Atau pernikahan mereka akan berakhir sesuai kesepakatan.
Jangan lupa Follow.
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
Keduanya berpelukan cukup lama tanpa ada yang bersuara, dan waktu pun seolah terhenti disekitar mereka.
"Ya tuhan, untung kau pulang Al. Aku tidak bisa bayangkan bagaimana marahnya Boy dan Agam jika tahu kau menghilang? Bisa-bisa aku tinggal nama ditangan mereka." Ucap Sky setelah melepas pelukannya.
"Apa? Jadi alasan kau memelukku tadi karena..." Alana sampai tidak bisa berkata-kata. Ia pikir Sky memeluknya karena pria itu tulus, tapi ternyata karena ada udang dibalik rempeyek.
"Al tadi aku mencari—"
"Diam, aku ingin istirahat." Alana memilih kembali tidur dari pada terbawa emosi lagi.
"Jangan tidur dulu! Aku ingin—
"Sky ...!" Alana yang sangat kesal menendang pria itu sampai terjatuh dari atas tempat tidur.
"Al kau bar-bar sekali, ini sudah termasuk kdrt." Protes Sky sambil mengaduh kesakitan.
"Siapa suruh kau terus berbicara, aku sudah bilang diam, ya diam!" Alana menarik selimut untuk menutup seluruh tubuhnya.
Sementara Sky yang masih terduduk di atas lantai, kini tersenyum menatap Alana yang berada dibalik selimut. Ia pun ikut berbaring di samping Alana sambil memeluk wanita itu meskipun Alana terus memberontak, hingga keduanya akhirnya tertidur saling berpelukan.
Keesokan harinya.
Pasangan suami istri yang semalam berdebat dan berakhir saling berpelukan di atas ranjang, sedang menikmati sarapan pagi mereka yang sedikit molor dari biasanya karena bangun kesiangan.
"Semalam kau pergi kemana? Kenapa pulang dini hari?" tanya Sky tanpa menunggu mereka selesai sarapan, karena sejak semalam ia penasaran kemana Alana pergi.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, kenapa kau pulang dini hari?"
"Karena aku mencarimu. Tadi malam kau tidak ada di apartemen, nomer ponselmu juga tidak aktif."
Alana yang sedang makan, langsung terdiam menatap Sky. "Kau pulang jam berapa?"
"Jam sebelas." Jawab Sky dengan cepat. "Kalau kau marah karena kejadian kemarin siang, aku minta maaf. Tapi lain kali jika kau marah atau kesal, jangan pergi dan menghilang begitu saja. Aku pusing mencarimu." Jelas Sky panjang lebar.
Alana pun hanya diam saja tidak membalas perkataan Sky. Kini ia tahu sudah terjadi kesalahpahaman diantara mereka. Sky mengira dirinya menghilang karena marah, dan ia yang mengira Sky asik berduaan bersama Rachel sampai tidak ingat waktu dan janji untuk berbicara dengannya.
"Sky sebenarnya tadi aku malam aku—"
"Surprise..." Rachel berlari lalu memeluk kekasihnya yang sedang sarapan.
"Rachel...'" Sky yang terkejut dengan kedatangan kekasihnya yang tiba-tiba, langsung menatap Alana. Ia tahu wanita itu pasti marah karena Rachel menginjakkan kakinya di apartemen mereka, padahal dia sudah berjanji tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Sky juga merutuki kebodohannya karena tidak mengganti kode pintu masuk yang diketahui Rachel.
Dan benar saja dugaan Sky, Alana langsung beranjak dari duduknya dengan menatap tajam pada dirinya dan Rachel.
"Wow, rupanya sudah ada yang sadar diri sekarang. Bagus kalau kau mengerti, sekarang pergilah!" Rachel tersenyum penuh kemenangan. Sepertinya kejadian kemarin sudah membuka kedua mata Alana, kalau posisi wanita itu sebagai istri kontrak tidak penting dan berarti di mata Sky. Terbukti dari Sky yang lebih memilihnya dari pada ikut bersama Alana.
"Rachel..."
"Keluar!" Ucap Alana dengan tegas, sampai membuat Sky dan Rachel terkejut.
"Hei beraninya kau mengusirku!" Rachel tak terima.
"Aku bilang keluar atau aku seret!" Ancam Alana tidak main-main. Karena dia tidak suka tempat yang menjadi teritorial nya di masuki oleh Rachel.
"Kau..."
"Sayang ayo kita keluar!" Sky bukan tidak mau membela kekasihnya, tapi disini ia harus menempati janji yang sudah diucapkan pada Alana sebagai tanda pertukaran mereka berbagi kehangatan diatas ranjang.
"Aku tidak mau!" Rachel tidak mau mengalah. Karena ini apartemen kekasihnya yang berarti apartemennya juga.
"Rachel please..." Belum sempat Sky merayu kekasihnya, Alana sudah lebih dulu menarik Rachel dengan kasar keluar dari apartemen mereka. Dan catat bukan hanya Rachel yang diusir keluar tapi juga dirinya yang nota bene pemilik apartemen tersebut.