Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 9 - Saling Bicara
Aileen terperangah melihat banyaknya makanan yang tersaji di atas meja.
"Selamat menikmati Nona, saya harap Anda menyukai makanan ini. Ada ayam goreng tepung, kentang goreng, sedikit salad, sup jamur, omelet gulung, pancake, sandwich panggang, smoothie, buah segar, dan beberapa minuman," terang sekretaris Hansel, sesungguhnya dia juga bingung mau menyajikan apa untuk bocah cantik yang terlihat seperti laki-laki ini.
Jadi semua makanan cepat saji dia bawa kemari, biasanya anak-anak suka makanan cepat saji.
Dan Aileen masih tak mampu berkata-kata. Dia hanya mampu menatap banyaknya makanan itu dengan mata berbinar.
Aileen bahkan sudah lupa kapan terakhir dia disajikan makanan sebanyak ini.
Andai tidak ada pengacara keluarganya yang berkunjung ke rumah, dia akan makan bersama para pembantu di meja makan belakang.
Terkadang pun Freya dan Pharsa melarangnya mengambil daging.
"Saya permisi, Nona."
"Terima kasih Kak!" jawab Aileen cepat, dan sekretaris wanita itupun tersenyum seraya menundukkan kepalanya memberi hormat. Lalu menghadap Hansel dan memberi hormat pula, kemudian pergi keluar meninggalkan mereka berdua.
"Makanlah, setelah kamu selesai makan kita baru bicara."
"Tapi ini banyak sekali, aku tidak akan bisa menghabiskannyan," jawab Aileen.
Tapi 30 menit kemudian makanan di atas meja itu habis dia makan.
Kini bukan Aileen yang terperangah, melainkan Hansel. Pria dengan wajah khas dingin ini sangat bingung, kemana perginya semua makanan itu.
Aileen adalah gadis kecil, tubuhnya pun tidak pula tinggi, meski tidak kurus namun Aileen tidak pula terlihat berisi.
Hansel bahkan sangat yakin, dadanya saja masih berukuran 32. Tapi bagaimana bisa gadis kecil ini makan sebanyak itu? kemana larinya semua makanan itu.
"Terima kasih Tuan, sekarang aku kenyang," ucap Aileen, dia tersenyum lebar sekali, menandakan hatinya yang tengah bahagia.
Dan sesaat Hansel terpana melihat senyum itu.
Sejak pertama bertemu dengan Aileen, gadis ini selalu terlihat takut, gugup dan menundukkan kepalanya menghindari tatapan semua orang.
"Ayo menikah." Ajak Hansel langsung, hingga membuat Aileen langsung mendelik.
"Keluar lah dari rumah itu dan ikut aku," ucap Hansel lagi.
Aileen tidak bisa menjawab apa-apa, lebih tepatnya dia bingung harus bagaimana.
Hansel adalah orang asing baginya. Aileen tidak tahu apakah Hansel orang baik atau jahat.
Dan tentang Helda, Freya dan Pharsa, bagaimana pun mereka adalah keluarga.
Aileen bingung, sangat bingung.
"Mereka tidak berhak menyakiti mu Aileen, meskipun Helda adalah wali mu."
Aileen masih diam.
Hingga ada hening yang tercipta disana. Sampai akhirnya Aileen memberanikan diri untuk buka suara.
"Apa anda orang baik?"
"Aku akan baik pada mu jika kamu menurut."
"Kalau aku berontak?"
"Aku akan menghukum mu."
"Tuan akan memukul ku?"
"Apa itu yang dilakukan Helda?
Aileen mengangguk lemah, matanya mulai berembun.
"Aku tidak akan pernah melakukan itu."
"Janji?"
Hansel mengangguk. Jika biasanya dia selalu mengeluarkan banyak uang untuk sebuah kesepakatan tapi kini tidak. Aileen tidak meminta apapun, hanya meminta agar tidak dipukul.
"Tapi mama tidak akan mengizinkan aku menikah dengan Tuan."
"Tidak perlu cemaskan itu, aku yang akan mengurusnya."
Aileen membuang nafasnya pelan, coba mempercayai Hansel untuk pertama kali.
"Tapi aku tidak berani pulang."
"Tidak perlu pulang, bukankah aku sudah mengatakannya padamu untuk tinggal di apartemen ku?"
"Itu bukan bercanda?"
"Bukan."
Tanpa sadar keduanya terus saling bicara, berulang kali ada tanya dan ada jawab yang bersahut.
"Jangan memanggilku Tuan."
"Baiklah, mulai sekarang aku akan memanggil anda paman."