Persahabatan adalah yang segalanya dalam hidupnya saat ini, berkuliah di salah satu Universitas besar dan terkenal di dunia adalah impiannya sejak dahulu. Bersama dengan 7 sahabat lainnya yang setanah air di sinilah dirinya berada, Oxford University.
Bangunan tua dengan seribu rahasianya, banyak rumor tersebar kalau setiap tahun akan terbuka sebuah pintu ajaib yang akan menarik beberapa mahasiswa ke dunia Fantasi yang tidak diketahui lokasi pastinya.
Mendengar rumor tersebut mereka berdelapan sepakat untuk mencari tau dan ingin membuktikan kebenarannya, apakah memang benar tentang rumor tersebut atau memang hanyalah rumor angin?
Yuk kepoin ceritanya di sini!
[JANGAN LUPA LIKE, SHARE, DAN KOMEN]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan.
Enjoy!
"Ah! Aku melupakan sesuatu .... Aku belum memperkenalkan namaku, aku adalah Willow utusan teratas kaum Jackalopes yang sangat merasa terhormat menjemput kedatangan kalian kemari," Kelinci tersebut membungkukkan lagi tubuhnya memperkenalkan diri.
"Senang berkenalan denganmu Mr. Willow jika kamu belum mengenal nama dari kami .... Perkenalkan aku adalah Desya Hadley." Desya melebarkan dress yang dikenakannya dan memberi hormat membungkuk layaknya tuan Putri.
"Danelyn Florance," ucap Danelyn membungkuk sambil tersenyum.
"Meisie Jovanka."
"Lilyana Quinza."
"Leyna Seraphina."
"Ryah Shabila."
"Neisha Oswald."
"Dan terakhir .... Falisya Gretta." Sebagai penutup Falisya membungkukkan tubuh yang terakhir, mereka mengitari Mr. Willow yang berdiri di tengah dengan perasaan senang.
"Senang mengenal kalian semua, kalian sangat ramah. Aku akan sangat senang jika kita punya banyak kesempatan mengobrol tapi sekarang sebaiknya kita mulai melakukan perjalanan ke Kerajaan EQUETOPYS," Mr. Willow melompat-lompat kecil mengarah ke sebuah jalan setapak.
Mereka berdelapan bertatapan sesaat lalu tersenyum sebelum mengikuti Mr. Willow yang sudah lumayan jauh di depan. Melewati jalan setapak tanah yang bebatuan melihat keindahan pepohonan dengan banyak bunga berwarna-warni juga tanaman rambat yang melilitnya.
Falisya berjalan sambil sesekali menyentuh pepohonan, bagaikan ada sebuah gemerlap cahaya kecil yang mengikuti kakinya melangkah. Meisie mengangkat tangannya ke arah rembesan cahaya lurus yang menyinari bunga, terasa telapak tangannya menghangat.
"Ini adalah hutan Nuartyan .... Tempat segala tumbuhan dan bunga yang indah di TREQUENIX tumbuh, jangan asal menyentuhnya jika kalian tidak ingin terkena racunnya. Kecuali kalian memiliki kekuatan Peri Alam," ucap Mr. Willow.
Mendengar ucapan hal tersebut Desya mengingat sesuatu dari buku TREQUENIX yang dibacanya, "Tanaman di Negeri ini banyak beracun karena dahulunya berasal dari Venom Dragon,"
Mr. Willow tiba-tiba berhenti melompat lalu berdiri dan membalikkan badannya, tatapannya mengarah ke Falisya yang berada paling belakang. Gadis itu hanya terdiam melihat tanaman yang dipegang di telapak tangannya.
"She's a Elf of Nature," Mr. Willow berbisik sangat pelan bahkan hampir tidak terdengar, matanya membinar melihat bagaimana tanaman rambat, bunga, dan dahan pohon seakan mendekat ke Falisya.
Sedetik kemudian terdengar suara gemuruh di langit bersamaan dengan berubahnya warna awan menjadi mendung.
"Langit sepertinya akan hujan kita harus secepatnya tiba di Desa Hauloise," tegas Mr. Willow sebelum melompat lebih cepat dari sebelumnya.
Danelyn meraih pergelangan tangan Falisya yang masih terdiam menatap pepohonan menyusul yang lainnya berjalan jauh di depan.
"Lu kenapa ngeliat pohonnya segitu banget?" tanya Danelyn melirik ke Falisya yang sesekali tangannya menyentuh dedaunan dari dahan yang rendah.
"Gua juga gak tau .... Pohon-pohonnya seakan menawarkan dir mereka untuk mendekat," jawab Falisya dengan nada bicaranya yang tiba-tiba berubah menjadi sangat lembut. Danelyn menggelengkan kepalanya kaget mendengar nada selembut itu keluar dari seorang Falisya.
"Sepertinya aku melupakan sesuatu ...." Lompatan Mr. Willow berhenti saat menaiki sebuah batu di dekat pohon membuat tubuhnya berdiri di batas pinggang para gadis.
"Apa yang terjadi Mr. Willow?" tanya Desya menundukkan tubuhnya sedikit di depan Mr. Willow.
"Aku baru mengingat kalau ramalan yang dikatakan Raja tentang kedatangan kalian bukan hanya tentang delapan gadis, tapi ada delapan pria lainnya yang akan datang bersama kalian. Di mana mereka sekarang? Apakah kalian tidak mengenal mereka?" ujar dari Mr. Willow diikuti pertanyaan bertubi darinya.
"Mereka adalah sahabat kami, kami memang berencana masuk kemari bersama-sama tapi entah kenapa setibanya di sini kami terpisah dengan mereka," jawab Neisha maju ke samping Desya dan memegang pundaknya.
"Benar, kami awalnya sudah berfirasat kalau kemungkinan tiba di tempat yang berbeda karena membuka portal yang berbeda ini kami lakukan menghindari kecurigaan dari siapapun. Jadi mungkin itu adalah penyebab kenapa kami terpisah dengan mereka," tambah Desya menjelaskan.
"Tapi sebelum benar-benar masuk ke portal kami berpesan kalau memang setibanya di TREQUENIX akan terpisah nanti akan bertemu di Kerajaan EQUETOPYS," sahut Ryah ikutan maju ke hadapan Mr. Willow.
"Aku benar-benar lupa dengan hal ini ...." Mr. Willow menghela nafasnya pelan, mereka diam menunggu kelinci tersebut melanjutkan ucapannya, "Aku melupakan kembaranku Mr. Hoppy, dia juga ditugaskan untuk menjemput kedatangan orang-orang yang diramalkan. Semoga dia berhasil menemukan delapan pria yang merupakan sahabat kalian tersebut."
Perjalanan menuju ke desa Hauloise kembali dijalankan dengan dipimpin Mr. Willow. Tidak terlalu jauh dari tempat mereka berhenti tadi kini mereka sampai di jalan keluar hutan yang terdapat cahaya terang di sana.
Hanya tinggal beberapa langkah sebelum melewati tanaman rambat yang berada di atas kepala menjuntai ke bawah bagaikan tirai sebelum akhirnya mereka pun berhasil keluar dari hutan Nuartyan
Pemandangan pertama yang mereka lihat adalah pulau-pulau besar yang mengapung bebas di antara awan, dengan bangunan besar seperti perumahan bahkan ada juga menara tinggi. Langit yang tadinya mendung seketika menjadi cerah bersamaan dengan munculnya angin semilir lembut.
Burung-burung Cendrawasih dengan ekor putih yang indah dan sangat panjang terbang ke arah mereka secara berkelompok, mengitari mereka berdelapan lalu kembali terbang dengan tinggi masuk ke antara awan-awan.
"Selamat datang di Kerajaan EQUETOPYS," ucap Mr. Willow dengan bangga dan merentangkan kedua tangannya menghadap ke delapan gadis.
Kerajaan EQUETOPYS saat ini terdiri dari empat pulau utama yang di mana keberadaan pulaunya melayang tinggi di udara lebih tepatnya di antara awan, hembusan angin akan senantiasa menghampiri di ketinggian itulah sebabnya keadaan sekeliling terasa sangat nyaman dan menenangkan.
"Bangunan yang ada di pulau kanan kiri kalian adalah desa Hauloise, tempat di mana segala perdagangan dan aktivitas rakyat berpusat lalu pulau besar yang diselimuti awan tebal di sana .... Adalah Kerajaan Angin EQUETOPYS, tempat bersemayamnya Air Dragon bersama dengan Raja dan Ratu."
Kepala mereka mendongak menatap lurus melihat bangunan Istana berwarna putih dengan beberapa bagian yang keemasan tersebut berkilau gemerlap terkena cahaya matahari. Bangunan tersebut berdiri megah di tengah-tengah pulau walau sebagiannya ada yang tertutup dengan awan.
"Sebelum aku membawa kalian menghadap ke Raja sepertinya kita lebih baik singgah ke salah satu restoran yang terkenal di desa. Aku tau kalian pasti merasa lapar," ajak Mr. Willow menatap wajah mereka bergantian.
"Ya kebetulan kami memang merasa lapar saat ini," ujar Neisha terkekeh pelan menyunggingkan senyuman di wajahnya.
Ryah, Meisie, dan Falisya tertawa puas melihat ekspresi jujur dari Neisha tersebut. Mr. Willow tersenyum lalu berbalik melompat ke arah jembatan melengkung yang mengarah ke pulau desa Hauloise.
"Tapi Mr. Willow kami tidak membawa uang atau semacamnya yang bisa kami gunakan untuk membayar," panggil Lilyana menghentikan langkah kaki mereka semua.
"Aku yang akan mengurus itu, Lilyana." Mr. Willow mengangkat sebuah kantong yang dikalungkan di lehernya, mengguncangnya pelan hingga berbunyi gemericik uang koin, "Ini adalah sekantong uang yang Raja berikan padaku untuk dibelanjakan kalian selama berkunjung ke desa Hauloise,"
Semuanya membelalak tidak percaya dan saling berpandangan sesaat sebelum teriakan Mr. Willow yang sudah berada di tengah jembatan menuju ke desa meneriaki mereka untuk berjalan lebih cepat.
Continue.
Maaf kalau terkesan menggurui ya😥 aku cuma merasa sayang karena lihat karya ini punya potensi karena udah lumayan. semangat terus, aku bakal sering mampir kok!