Di usianya ke 32 tahun, Bagaskara baru merasakan jatuh cita untuk pertama kalinya dengan seorang gadis yang tak sengaja di temuinya didalam kereta.
Koper yang tertukar merupakan salah satu musibah yang membuat hubungan keduanya menjadi dekat.
Dukungan penuh keluarga dan orang terdekat membuat langkah Bagaskara untuk mengapai cinta pertamanya menjadi lebih mudah.
Permasalahan demi permasalahan yang muncul akibat kecemburuan para wanita yang tak rela Bagaskara dimiliki oleh wanita lain justru membuat hubungan cintanya semakin berkembang hingga satu kebenaran mengenai sosok keluarga yang selama ini disembunyikan oleh kekasihnya menjadi ancaman.
Keluarga sang kekasih sangat membenci seorang tentara, khususnya polisi sementara fakta yang ada kakek Bagaskara adalah pensiunan jenderal dan dirinya sendiri adalah seorang polisi.
Mampukah Bagaskara bertahan dalam badai cinta yang menerpanya dan mendapatkan restu...
Rasa nano-nano dalam cinta pertama tersaji dalam cerita ini.
HAPPY READING.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GOSIP
Tampaknya Audry benar-benar tak boleh beristirahat, meski kedua matanya terasa sangat berat namun ponselnya kembali bergetar, membuat gadis itu mendengus kesal.
"Oh Tuhan...kenapa mereka seakan tak membiarkanku untuk beristirahat barang sejenak", gumannya sedikit kesal.
Bagaskara yang melihat mulut Audry mengerucut merasa terhibur dan diapun merasa gemas ingin sekali mencubit pipi bakpao yang mengembung tersebut.
"Duch...kenapa gadis ini sangat mengemaskan. Aku rasanya ingin menggigit pipinya yang bulat seperti bakpao itu karena gemas", batin Bagaskara meracau.
Karena ponselnya tak kunjung berhenti bergetar, Audry pun terpaksa mengangkatnya dengan malas.
Melihat jika panggilan yang masuk adalah panggilan video dari bestie-bestienya, Audry pun perlahan mulai menegakkan badan dan membuka mata dengan semangat.
Dilayar ponselnya sudah terlihat ketiga sahabatnya tampak tersenyum lebar melihatnya bergabung.
Jika dilihat dilayar, semua sahabatnya itu tampak sedang berada diruang kerja mereka kecuali Selvi yang sepertinya sedang berada di mall karena terlihat stand pameran dan banyak pengunjung berlalu lalang disana.
Amel : Halooo bestie - bestieku yang cantik... (sapanya centil). Hey, Audry...kamu sudah mendarat kah ? mana oleh-olehnya ? kamu tak lupa dengan pesananku bukan ? awas saja jika sampai kamu lupa, akan aku buat perkedel kamu nanti (ucapnya dengan kedua mata melotot dan pipi mengembung seperti ikan koki yang sedang marah).
Audry hanya tersenyum tipis melihat sahabatnya yang centil ini memberondongnya dengan berbagai macam pertanyaan dalam satu kali tarikan nafas dengan wajah cemberut seperti itu, membuat rasa kantuknya hilang seketika.
Audry : pesananmu sudah ada dikoperku tapi sayangnya tidak bisa kamu ambil sekarang karena tiba-tiba aku mendapatkan tugas ke Bandung. Dan lihatlah,aku sudah berada didalam kereta sekarang (ucapnya sambil mengarahkan kamera untuk meyakinkan teman-temannya jika dia sedang berada didalam kereta, bukan sengaja berbohong untuk mengusili ketiganya).
Gina : Whattt ! Bandung ! Gagal kumpul dong kita nanti....
Bukan hanya Gina, tapi Amel dan Selvi juga terlihat terkejut mendengar jika Audry langsung ke Bandung setelah mendarat.
Amel : Oh...bestieku yang malang. Kamu pasti capek ya beb....
Audry hanya mengangguk pelan dan kembali menampilkan wajah sedih serta lelahnya kepada ketiga sahabatnya.
Keheningan tercipta sesaat karena Selvi tampak sedang berbincang dengan salah satu pengunjung stand pameran yang menghampirinya.
Sementara ketiganya kembali berbincang untuk mencari tahu kenapa sahabat mereka bisa tiba-tiba ditugaskan ke Bandung untuk menemani bigbos mereka disana.
Stelah selesai memberi penjelasan mengenai unit apartemen yang mereka lounching, Selvipun kembali bergabung bersama sahabatnya yang masih sibuk menerka alasan yang membuat bu Maya tiba-tiba menyuruh Audry bergegas ke Bandung,
Selvi : Jangan- jangan kamu ke Bandung untuk menemani big bos presentasi besok ya...(ucapnya dengan wajah penuh selidik)
Amel : Lho lho lho....kenapa harus Audry yang menemani bigbos. Bukannya sudah ada pak Toni sama mbak Alya. Masak dua sekretaris itu tak bisa menghandel presentasi tersebut sehingga harus merepotkan Audryku (ucap Amel dengan nada protes).
Audry : Aku juga berpikirnya seperti itu. Tapi surat tugas dari bu Maya sudah turun dan mau tidak mau akupun terpaksa harus pergi.
Amel : Ini tidak adil. Apa bu Maya nggak kasihan sama kamu yang pasti sangat capek setelah melakukan audit di Makasar. Apalagi yang aku dengar permasalah disana sangat berat sehingga Alim dan Nesti langsung ijin cuti pulang begitu selesai tugas.
Audry : Jika tahu akan begini jadinya mungkin aku juga akan mengajukan cuti seperti Alim dan Nesti sehingga bisa beristirahat barang sejenak (ucapnya dengan nada lesu).
Audry benar-benar menyesal tak mengikuti saran kedua rekannya yang menyuruhnya mengambil cuti dua hari seperti mereka setelah tugas di Makasar selesai.
Gina : Ya mau gimana lagi. Surat tugas sudah turun jadi harus dijalankan...
Meski sedih akan nasib malang yang menimpa sahabatnya itu namun mereka tetap memberi semangat agar sahabatnya itu kuat menghadapi semuanya.
Selvi yang sedari tadi diam menyimak sambil sesekali mengawasi anak buahnya yang sedang menjelaskan produk mereka di stand pameran pada akhirnya buka suara.
Selvi : Kurasa kepergian Audry ke Bandung ini pasti ada hubungannya dengan mbak Alya karena aku dengar gosipnya dia membuat malu bigbos disana hingga hampir membuat pertemuan yang sudah di tunggu selama enam bulan ini terancam batal.
Amel : Lho lho...iya ta....
Gina : Emang, apa aja yang kamu tau...
Selvipun menceritakan gossip yang beredar di divisi marketing siang ini mengenai bagaimana Alya, sekretaris bigbos yang arogan dan sombong karena orang tuanya dekat dengan keluarga bos besar mereka, keluarga Handoyo melakukan kesalahan dengan sikap sombongnya tersebut yang secara tidak langsung menyinggung klien mereka.
Bukan hanya karena atitudenya yang jelek, semua orang pada akhirnya juga tahu jika ternyata Alya sama sekali tak menguasai bahasa Spanyol seperti yang selama ini dia gembar-gemborkan jika pernah tinggal di negara matador tersebut.
Audry : Benarkah....(ucapnya dengan ekpresi terkejut)
Gina : Jadi semua cerita mengenai mbak Alya pernah tinggal lama di Spanyol itu bohong dong...
Selvi : Lah itu dia, semua orang juga berpikir sama sepertimu. Bukan hanya tidak bisa bahasa Spanyol tapi bahasa Inggrisnya pun juga belepotan sehingga pak Melvin sampai menahan malu dibuatnya. Apalagi sikapnya yang sombong dan tak mau disalahkan itu membuat pak Melvin murka. Mungkin jika tidak mengingat pertemanan dua keluarga yang terjalin lama, mbak Alya sudah pasti langsung ditendang dari perusahaan, bukan dimutasi ke divisi umum seperti saat ini.
Semua orang pun kembali terdiam karena sama sekali tak menyangka jika seorang lulusan luar negeri tak bisa berbahasa Inggris, padahal bahasa itu lah yang mereka gunakan sehari-hari selama kuliah disana tentunya.
Gina : Jangan-jangan ijazah yang dimiliki mbak Alya aspal (asli tapi palsu)...
Semua orang tampak setuju dengan ucapan Gina karena sangat tidak mungkin lulusan dari luar negeri tidak bisa menggunakan bahasa Inggris dengan baik dan benar.
Mereka saja yang berasal dari kampus swasta di dalam negeri saja menguasai bahasa Inggris dan sekarang karena tuntutan pekerjaan mereka pun terpaksa harus menguasai bahasa mandarin agar bisa komunikasi mereka dengan klien bisa lancar.
Keempat sahabat tersebut terus membicarakan mengenai Alya dan semua tingkah laku menyebalkannya selama ini dengan penuh semangat.
Maklumlah, gossip panas seperti ini seolah menjadi santapan yang bisa membuat mood seseorang membaik seketika.
Selain bergosip, ketiganya pun membahas hal-hal random yang ada dikantor beberapa hari ini sambil tertawa cekikikan.
Jika ketiga sahabatnya bisa tertawa lepas lain dengan Audry yang sedari tadi hanya mengulum senyum tipis mengingat jika dirinya berada didalam kereta sehingga tak bisa berekpresi lepas seperti ketiga sahabatnya karena tak ingin dianggap mengganggu ketenangan penumpang yang lainnya.
Amel, Gina dan Selvi yang melihat gurat kelelahan diwajah sang sahabat pun mulai memberi semangat pada gadis yang usianya paling muda diantara mereka berempat sehingga sangat disayang.
Selvi : Tenang ya beb...dua hari lagi bonus cair jadi kamu harus semangat
Amel : benar itu beb, aku lihat tadi bonusmu bulan ini cair banyak (ucap Amel memberi bocoran)
Gina : ganbate bebebku sayang....
Audry yang mendapatkan semangat dari ketiga rekannya merasa sangat bahagia dan hampir menitikkan air mata jika dia tidak ingat sedang berada didalam kereta.
Merasa tubuhnya sangat lelah, Audry pun segera mengakhiri video call bersama teman-temannya sambil melambaikan tangan sebagai salam perpisahan.
Audry yang capek fisk dan psikisnya pun langsung terlelap dengan earphone masih menempel ditelinganya begitu kepalanya kembali disandarkan.
Bagaskara yang melihat handphone gadis disebelahnya hampir jatuh segera menyelamatkannya sebelum menyentuh lantai.
"Dasar ceroboh ",batinnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Setelah meletakkan ponsel disaku blazer hitam yang dipakai oleh gadis yang duduk disebelahnya tersebut, pandangan Bagaskara terkunci sejenak.
Wajah oval dengan bulu mata yang panjang dan lentik serta kedua alis dengan bulu asli yang membingkai indah, hidung munggil dan sedikit mancung serta bibir berwarna merah mudah yang sedikit basah dan terbuka membuat nalurinya sebagai lelaki normal bereaksi.
"Bibir itu, pasti rasanya manis jika aku hisap",batinnya penuh nafsu.