Gift Of Love

"Itu kakak yang pilih untuk adek, kakak pikir akan bagus kalau adek yang memakai, jadi kakak beli" kata abiyan yang menjawab sambil  tersenyum. Tadi saat aazeena sibuk memilih sepatu, abiyan juga ikut berkeliling dan dia melihat sepatu flatshoes warna cream yang menurut nya akan cocok jika aazeen adiknya yang memakai. Setelah itu abiyan langsung meminta sepatu yang ukurannya untuk aazeen meminta pegawai tersebut untuk menyiapkannya langsung. Jadi aazeen memang tidak mengetahui jika abiyan membelikannya sepatu lagi.

"Terimakasih kakak" kata aazeen senang.

"Sama sama sayang, just for you princess" kata abiyan lembut, sambil mengusap kepala aazeena.

Setelah membayar, mereka berjalan keluar masih  banyak pasang mata yang melihat kearah aazeena dan abiyan, apalagi saat sebagian dari mereka menyadari bahwa abiyan adalah CEO Damian grub. Perusahaan raksasa milik keluarga konglomerat, yang sebelumnya di pimpin oleh Rafiq namun saat ini telah di pimpin oleh putra sulungnya yaitu abiyan.

"Bukankah itu CEO Damian grub?" Kata salah satu pengunjung yang mengenali wajah abiyan.

"Benarkah? Tampan sekali dia" sambung pengunjung lainnya.

"Apakah dia sedang bersama kekasih nya? Atau istri nya?"

"Tapi dari yang aku dengar tuan abiyan sangat dingin dan datar, bahkan jauh dari isue percintaan" kata salah satu pengunjung yang banyak mendengar kabar tentang keluarga Damian.

"Benarkah?" Tanya temannya yang memang tidak tau.

"Hemm, mungkin juga itu keluarga nya atau adiknya, sebab isue yang pernah aku dengar, tuan Damian juga punya seorang putri, tapi aku belum pernah melihat wajahnya, dan kabarnya memang wajah putrinya tidak pernah di publish secara resmi, untuk melindungi privasinya." Sambungnya lagi.

"Yaa mungkin saja begitu, wanita yang bersama tuan Abiyan itu sangat cantik dan imut" kata temannya memberikan komentar pada aazeen.

Aazeena dan abiyan merasa tidak terganggu mereka tetap berjalan dengan tenang seolah olah tidak ada yang terjadi. Sampai akhirnya mereka meninggalkan mall tersebut.

Lagian apa yang harus di lakukan aazeen dan Abiyan selain diam dan tidak perduli. Karena itu semua di luar kendali mereka. Keduanya tidak bisa menjelaskan pada setiap orang yang berbicara mengenai mereka. Jadi abiyan dan aazeen hanya diam saja, sebab yang terjadi pada abiyan dan aazeen tadi itu adalah hal yang wajar, sebagai pebisnis mereka tentu akan di kenal orang, dan apa yang orang katakan tentang mereka, mereka tidak bisa mengendalikan itu. Aazeen dan abiyan hanya menikmati nya saja.

" Kita mau kemana lagi sayang? Adek ada yang mau di tuju?" Tanya abiyan saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Adek laper kak" kata aazeen sambil melihat ke arah abiyan.

"Mau makan di mana? Kenapa tadi waktu di mall ga bilang, kita bisa makan di dalam" kata abiyan. Abiyan mengira aazeen belum lapar sebab ini masih sore belum waktunya makan malam, dan tadi saat baru tiba di mall mereka sudah makan lebih dulu sebelum belanja,  abiyan lupa jika adiknya memang suka makan dan jajan, tapi anehnya aazeen tidak gemuk gemuk, tubuhnya seperti itu sedari dulu tidak berubah.

"Adek  sengaja, adek mau makan di pecel lele langganan kita, sudah lama kita ga makan disana berdua kak" kata aazeen mengatakan keinginan nya. Kedua Kakak beradik itu memang punya beberapa langganan tempat makan. Saat jalan berdua seperti ini, mereka sering makan berdua di tempat langganan mereka.

"Oke kita kesana, kakak juga udah lama ga makan di sana" kata abiyan.

Meski dari keluarga kaya raya, tapi tetap saja selera makan mereka, sederhana. Apalagi aazeen gadis cantik itu suka sekali dengan makanan pedas dan jajanan yang di jual pakai grobak Yang ada di pinggir jalan.

*****

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit akhirnya kini aazeen dan abiyan sampai di sebuah tempat makan yang berdiri dengan tenda sederhana, namun terlihat ramai pengunjung dan terlihat bersih di sekitar tempat makan tersebut.

"Assalamualaikum" ucap aazeen menyapa seorang laki laki paruh baya. Yang seperti nya pemilik warung makan pecel lele tersebut.

Terlihat pria paruh baya itu tersenyum saat melihat aazeen.

"Wa'alaikumussalam neng aazeen, mas abiyan" kata pak Ujang menyapa azeen dan abiyan secara bersamaan, terlihat ketiganya sudah begitu akrab, menandakan jika abiyan dan aazeen sering makan di tempat ini.

"Apa kabar mang?" Tanya abiyan ikut basa basi.

"Alhamdulillah baik mas" jawab mang Ujang.

"Syukurlah" kata abiyan lagi.

"Iya mas, mas abiyan sama neng aazeen gimana kabarnya? Lama ga mampir kesini" kata mang Ujang yang juga ikut menanyakan kabar kedua saudara itu, dan memang aazeen dan abiyan sudah lama tidak mampir ke warung pecel lele milik nya.

"Alhamdulillah baik mang, iya mang kemarin, ada beberapa kerjaan jadi belum bisa mampir, kata aazeen yang menjawab.

Abiyan hanya mengangguk membenarkan ucapan aazeen.

"Oooo, iyaa mas, neng, pasti sibuk yaa" kata mang Ujang yang sudah mengenal siapa aazeen dan abiyan, jelas saja mang Ujang tau bahwa abiyan pasti sangat sibuk saat ini apalagi setelah pemuda tampan itu menggantikan posisi sang ayah, untuk memimpin perusahaan raksasa milik keluarga mereka. " Oh iya, Mas abiyan sama neng aazeen teh mau pesen apa?" Tanya mang Ujang lagi.

"Aazeen, kayak biasa nya aja ya mang, bebek goreng sama sambelnya terasi sama bawang, terus tambah tempe, sama tahunya mang+sayur asem. Eemmm terus, minumnya juz alpukat ya mang heheh" kata aazeen sambil di iringi tawa kecil setelah menyebutkan pesanannya pada mang Ujang.

"Ohhh iya neng, siap atuh. Mamang masih hafal pesanan neng aazeen." Kata mang Asep yang memang hafal dengan menu favorit aazeen setiap kali makan di warung pecel lele miliknya.

"Terimakasih mang" kata aazeen lembut.

"Sama sama neng" jawab mang Ujang. "Kalau mas abiyan mau pesen apa?" Tanya mang Ujang pada abiyan.

"Pesanan saya samain aja mang, sama kayak aazeen tapi pake sambel bawang aja ya mang, terus minumnya juz jeruk." kata abiyan menjawab. Abiyan memang tidak begitu suka dengan sambal terasi.

"Okee, mang Ujang siapin dulu, neng aazeen sama mas abiyan boleh duduk aja, nanti di anterin pesenanya" kata mang Ujang lagi.

"Oke, makasih mang" kata aazeen. Kemudian aazeen dan abiyan memilih tempat duduk yang ada di pojok, kebetulan hanya meja itu yang masih kosong saat ini.

Tanpa aazeen dan abiyan sadari sedari awal  mereka datang ke warung pecel lele mang Ujang tersebut sudah ada sepasang mata yang diam diam memperhatikan aazeen. Namun gadis itu tidak menyadari nya.

*****

Siapa ya kira kira yang selalu memperhatikan aazeen?

Sahabat dukung terus "Gift Of Love" ya nantikan update nya setiap hari insya Allah. Dan setiap babnya akan semakin seru. Ini adalah novel pertama aku. Jangan lupa tinggalkan like dan komen kalian yaa... Buat referensi aku kedepannya.

Barakallahu fiik ❣️