Bagaimana jika takdirMu telah diatur?
Akan kah kita bisa mengubahnya?
Arumi,,
Gadis muda yang berusaha untuk mengubah arah hidupnya setelah banyak mengalami sakit dan kerasnya hidup.
namun akankah arah yang dia tuju dapat dicapai atau malah harus menerima suratan takdir yang sudah digoreskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sebenarnya apa maumu
Memang benar, Arini dirumah sakit seperti berita yang didapatkan rumi dari teman sekelas kakaknya. namun bukan dia yang terbaring sakit, melainkan sarah ibunya, menurut suster yang sudah sangat mengenalnya ibu sarah drop dan harus dirawat inap.
Mengetahui apa yang sebenarnya terjadi membuat Arumi mengurungkan niatnya untuk meneruskan tujuan awalnya.
"dia ibumu, bukan kah penting kamu lihat dulu keadaanya, ardian jelas heran.
"ibuku punya jiwa yang kuat, ia akan sembuh, berbeda dengan kakakku, aku akan sangat merasa bersalah seandainya dia kenapa-kenapa. "
Ardian yang tidak tahu duduk masalahnya diam saja. Ia juga kasihan melihat Arumi yang harus melakukan banyak hal diluar kuasanya.
Mereka kembali memasuki mobil, berniat meneruskan perjalanan ke sekolah. Namun entah apa yang merasuki pikiran Ardian, ia malah mengambil jalan lain membuat gadis yang berada disamping nya menoleh heran.
"aku yakin bukan ini jalannya" apa kamu perlu sesuatu? . pertanyaan itu hanya lah basa-basi".
Sejujurnya Arumi sedikit khawatir seandainya Ardian tidak sebaik yang dipikirkan. Perkataan Arumi bagai angin lalu ketika mereka tiba di sebuah pantai, semakin menelisik kedalam, ada sebuah villa yang Arumi yakini pastilah milik keluarga atmaja.
Setelah keluar dari mobil, wajah mereka disambut semilir angin yang menyejukkan hati. Namun ada yang aneh, ada garis polisi yang mengitari gerbang villa tersebut. Lantas Arumi menyadari, ini adalah tempat kematian ayah mertuanya, Hendra atmaja.
Arumi mengetahui hal ini dari nenek yang pernah cerita masa kelam itu. Ia memperhatikan raut kesedihan diwajah Ardian. Entah kenapa perasaan melankolis Arumi seketika menguar begitu saja.
"Maaf aku tidak tahu kalau kamu ingin mengunjungi tempat ini".
Di situasi seperti ini, mereka terlihat seperti pasangan yang sudah bersama sejak lama. Mungkin karena sama-sama dilanda kesedihan. Jadi tidak sulit untuk saling mengekspresikan perasaan.
"aku sangat ingin kembali kesini setiap hari, membayangkan senyum kebahagiaan ayah tanpa tahu bahaya apa yang menunggunya kala itu".
Ia menghembuskan nafas berat yang segera menyatu dengan angin segar. dahinya mengkerut menandakan berapa beratnya isi kepala itu sekarang.
Lalu mereka menyusuri hamparan pasir yang luas sampai langkah kaki mereka tiba didepan gerbang yang terkunci. Ardian mengeluarkan kunci dan membuka gemboknya.
"penyelidikan nya masih berlangsung, kita akan menganggu prosesnya jika masuk". tentu saja Arumi khawatir akan menambah masalah.
" pemeriksaan ditempat ini sudah selesai, kini hanya tinggal mendalami kasusnya. itu mungkin akan sulit mengingat tidak adanya CCTV di sekitar tempat ini"
Arumi dapat membayangkan seperti apa reka ulang kejadian sang ayah mertua meninggal, botol minuman yang tergeletak serta gelas yang masih tersisa minuman yang terkontaminasi zat beracun yang disebut petrokum.
" aku tidak bisa cerita pada sera, ia sibuk dengan urusannya sendiri. ia yang sedari dulu tahu aku orang yang kuat merasa semua baik-baik saja. Sedari kecil, aku selalu ada untuknya, jika ada yang membuatnya menangis, aku akan maju menghapus air matanya. setelah itu aku lalu menghajar mereka yang mengganggu sera-ku. Sera orang yang manja namun manis, ia selalu ceria, tanpa ragu mengekspresikan perasaannya. "
Walaupun Ardian tampak tegar, tapi kali ini ia menemui titik terendah dalam hidupnya. Dimana ia membutuhkan sekedar sebuah usapan dibahu, atau mungkin kata-kata penyemangat yang terdengar biasa saja namun bisa jadi berbeda arti untuk sebagian orang.
Tanpa sadar Arumi terhanyut, ditambah lagi suasana pantai yang terbiasa dengan hal romantis. Tangan Arumi terulur mengusap bahu kokoh itu seperti yang diharapkan sang empunya walau bukan orang yang tepat.
Persetan dengan siapa yang tepat, bukan itu yang paling penting. Bisa saja ini tentang siapa yang selalu ada.
Tanpa terasa kini waktu berlalu dengan cepat, Ardian mendesah pelan menyadari waktunya sudah selesai.
"ini mungkin saja menjadi yang pertama dan terakhir kita datang bersama ketempat ini. "
Arumi tersenyum tipis, sambil merapikan rambutnya yang seolah dipermainkan oleh angin.
"Jika kita sudah berpisah nanti, kita masih bisa saling berhubungan sebagai teman yang pernah saling membantu. Kamu lupa, kita ini teman satu kelas loh,, .
Tak lupa senyum lepas nya menghiasi wajah cantiknya. Ardian mengakui Arumi memiliki paras yang cantik.
"Siapapun pria yang bersamamu kelak ia adalah orang yang sangat beruntung mendapatkanmu,"
tentu saja kalimat itu hanya bisa terucap didalam hati kecilnya saja.
***
Cukup sudah kebersamaan tak terduga itu, kini mereka harus kembali ke kenyataan yang harus dijalani setiap harinya. Ardian yang menghabiskan sisa waktunya di kantor sepulang sekolah, begitu juga dengar Arumi yang masih menggeluti dunia kerja part time nya sebagi guru privat.
Walaupun Arumi kelihatannya seperti orang yang tidak punya perasaan, ia masih mendambakan sebuah cinta dalam hatinya. Ia yang diam-diam menyukai kak gery hanya bisa ia wujudkan dalam khayalannya saja. Karena faktanya Kak gery yang tampan memiliki seorang kekasih yang baik hati dan sangat mengenal Arumi. Mereka berteman baik sebagai tetangga yang saling membantu.
Ia tahu perasaanya tidak akan terbalas, namun ia tetap mencintai gery didalam lubuk hatinya sembari tetap mendoakan kebahagiaan kak gery.
bukan kah cinta tidak harus memiliki? dengan melihat kak gery, aku punya alasan untuk semangat belajar dan pulang tepat waktu"
Kata-kata keramat yang paling tidak masuk akal menurut Rara. Baginya Arumi teramat aneh, menyukai orang yang sudah memiliki kekasih.
***
Malam pun tiba, mengudang para pekerja keras menyudahi segala urusannya, mengingatkan mereka untuk mengembalikan hak tubuh yang letih untuk mengistirahatkan diri di kamar yang nyaman.
Ada yang aneh pada malam ini, dimana Arumi merasakan khawatir untuk sesuatu yang belum jelas. Bolak-balik ia mencari posisi nyaman dalam tidurnya namun tidak segera mendapatkan posisi apa yang dicari tubuhnya.
Kemudian disusul ras mual hebat yang tiba-tiba menyerang kerongkongan nya.
bersambung...
s'moga berujung indah