NovelToon NovelToon
Jeri & Ryuna

Jeri & Ryuna

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Cintamanis / Teen School/College / Bad Boy / Enemy to Lovers / Slice of Life
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: And_waeyo

Hari itu Jeri tak sengaja melihat Ryuna yang sedang menari sendirian di lapangan basket. Ia yang memang dasarnya iseng malah memvideokan gadis itu. Padahal kenal dengan Ryuna saja tidak.

"Lo harus jadi babu gue sampai kita lulus SMA."

"Hah?!" Ryuna kaget.

"Pasti seru." Jeri tersenyum misterius membuat Ryuna menduga lelaki itu akan menyiapkan seribu rencana untuk membuatnya sengsara.

"Seru apanya?! Fix sih, lo yang nggak waras di sini!" gadis itu menatap Jeri dengan pandangan menghujat.

Sejak hari itu, Ryuna harus selalu berurusan dengan Jeri yang senang sekali bukan hanya mengganggu namun juga menjadikannya babu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon And_waeyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7

...***...

Sebenarnya, tadi ketika di kantin cukup seru. Ryuna pikir Jeri dan teman-temannya tidak seburuk yang orang lain bilang. Mungkin mereka menyebalkan, ya Ryuna setuju. Tapi mereka cukup asik.

Gadis itu baru memasuki kelas karena harus mengembalikan gitar ke ruang musik lebih dulu. Jeri benar-benar membuatnya bekerja.

Jimi berada di bangkunya, menatap gadis yang baru datang dan duduk di depannya itu. Bangkunya berada di belakang Ryuna. Jujur saja ada satu hal yang mengusik Jimi.

"Lo ngapain tadi sama anak IPS?" tanya teman sebangku Ryuna.

Kebetulan sekali, Jimi juga ingin menanyakan hal itu. Ia memasang pendengarannya baik-baik.

"Nggak ngapa-ngapain, lo lihat sendiri tadi."

"Maksud gue lo kok dekat sama mereka? Sejak kapan?" Rea terlihat heran.

Ryuna mengernyit. "Kelihatan dekat ya?"

Rea menanggapi pertanyaan Ryuna dengan anggukan.

"Jadi? Kalian temenan?"

Gadis itu bingung menjawabnya. Ryuna tentu saja merasa tak berteman dengan Jeri. Ia juga berada disana karena ada urusan. Tapi jika Ryuna bilang ada urusan, mungkin Rea akan kembali bertanya apa urusannya.

"Ryu." Jimi memanggil Ryuna dari belakang.

Namun, Ryuna sama sekali tak menoleh, ia tak mendengar Jimi karena sedang fokus berpikir.

"Jimi manggil lo tuh," kata Rea sambil mencolek lengan atas Ryuna.

"Hah? Oh." Ryuna sedikit menoleh namun tak sampai ke belakang untuk melihat Jimi.

"Apa?"

"Sejak kapan lo dekat sama anak IPS 2?" tanya Jimi.

Ekspresi Ryuna tak terbaca. "Siapa?"

"Si Jeri."

Ryuna menoleh ke belakang sampai bisa melihat Jimi. Ia tak memberikan tatapan hangat yang biasanya ditujukan pada Jimi. Gadis itu sempat berpikir untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi tapi memutuskan untuk tak memberi tahu karena ia pikir tak penting juga jika Jimi tahu. Ini bukan urusan Jimi.

"Nggak dekat."

"Oh, oke."

Ryuna kembali menatap ke depan. Melihat itu, Rea mengernyitkan kening. "Kalian berantem?" tanyanya.

Ia menatap Ryuna. Orang yang ditatap malah balik menatapnya polos. "B aja."

Tentu Rea tak percaya begitu saja. Ia memicingkan kedua matanya dan menatap kedua teman dekat itu bergantian. Ditatapnya Jimi yang kali ini menopang dagu sambil menatap kosong ke papan tulis di depan. "Aneh ih, cepat baikan deh. Berasa angker gini."

Tatapan Rea beralih pada teman sebangku Jimi, Kayasa "Mereka berantem nggak sih?" ucap Rea sengaja membesarkan volume suaranya.

Lelaki itu mengangkat bahu. "Bukan urusan gue," jawabnya membuat Rea mendecak dan menatap lelaki itu sinis.

"Dasar cowok."

***

Ketika baru keluar dari kelas, Ryuna dikejutkan dengan keberadaan Jeri di sana. Kedua mata gadis itu membulat.

"Wah, ada trouble maker," ucap salah seorang teman sekelas Ryuna.

Gadis itu memutar kedua bola matanya. Ia sudah bosan dengan pertengkaran. Namun untungnya tak berlanjut. Yang lain terlihat acuh meski ada yang sempat melirik sinis. Jeri juga terlihat tenang.

"Lo ngapain di sini?" tanya Ryuna.

Lelaki itu menirukan ucapan Ryuna dan tampak kesal.

"Gue nelpon, tapi nggak lo angkat."

"Pelajaran baru selesai, lagian meskipun bawa hp itu nggak berarti gue sering mantengin hp," jelas Ryuna.

"Mulai sekarang pantengin hp lo. Ikut gue."

"Ke mana?" tanya Ryuna.

Jeri sudah lebih dulu melangkah membuat Ryuna mengikuti lelaki itu.

"Bokap nyokap lo nggak masalah kan kalau lo telat pulang?" bukannya menjawab pertanyaan Ryuna, Jeri malah bertanya hal lain.

Orang yang ia tanya hanya diam selama beberapa saat. Ryuna pikir, sepertinya itu tak akan masalah. Toh orangtuanya juga sibuk sendiri.

"Nggak, mau kemana?"

"Ikut aja, entar juga tahu."

Ryuna menggelengkan kepala. "Nggak bisa, kalau lo nggak ngasih tahu kita mau kemana. Gue nggak mau ikut, siapa tahu lo bawa gue ke jurang."

"Elah lo pikir gue seburuk itu? Kalau gue beneran antagonis udah gue sebar vid—"

"Diam! Nggak usah dibahas!" Ryuna membekap mulut lelaki itu sambil melotot. Melihat Jeri mengangguk, ia melepas tangannya.

"Lo bisa percaya sama gue."

Itu adalah kata-kata terbaik yang diucapkan seseorang hari ini padanya. Tapi melihat orang yang mengatakannya adalah Jeri, Ryuna tak bisa mengiyakan. Sebenarnya bukan perihal itu, tapi siapa yang akan mudah percaya pada orang yang baru dikenal?

"Kalau entar lo kegores sedikit aja, gue tanggung jawab."

Entah kenapa itu terdengar cukup meyakinkan.

"Oke kalau lo maksa." Ryuna sudah pasrah.

Mereka menuruni tangga. "Gue nggak maksa, lo emang harus ikut."

"Iya deh terserah."

Sepanjang jalan, Ryuna hanya mengikuti Jeri. Gadis itu juga membawa motor sendiri, ia benar-benar mulai mempercayai lelaki itu.

Setelah menempuh perjalan yang agak panjang. Jeri memberhentikan motornya di sebuah lapangan, begitupun dengan Ryuna. Di samping motor lelaki itu, ada beberapa motor yang berjejer.

Setelah mereka sama-sama turun dari motor. Ryuna dapat melihat beberapa teman Jeri bukan hanya dari IPS tapi ada juga dari jurusan IPA. Namun yang pasti, itu bukan anak kelasnya.

"Ck, si Jeri mau belakangan ternyata bawa ceweknya!"

Salah satu teman lelaki itu berseru. Mereka memang sudah menyadari kehadiran Jeri dan Ryuna dari tadi.

"Fitnah tuh temen lo," ucap Ryuna.

"Biarin aja. Entar juga diam, lo ladenin malah mereka tambah ngusik."

Setelah berada di sisi lapangan di tempat yang lain akan bermain voli. Jeri melakukan tos ala lelaki dengan teman-temannya. Ryuna ikut tos dengan mereka.

"Tahu gini gue bawa cewek juga," ucap Raifal.

"Dia bukan cewek gue." Jeri menggedik kecil ke arah Ryuna.

"Iya percaya," ucap Raifal yang jelas-jelas meledek.

1
Pipit Aprilianti
Luar biasa
and_waeyo: Terima kasih💕
total 1 replies
GingerGarlic
💕
and_waeyo: Terima kasih💕
total 1 replies
Muanisah Jariyah
ceritamu bagus, penulisan rapi enak di baca tapi kok sepi ya thor?
Muanisah Jariyah
cerita nya seru tapi kenapa sepi yaaa
and_waeyo: Ada 3 kemungkinan, Kak. Pertam, karena saya penulis baru di NT, mungkin sekitar awal Agustus 2024. Kedua, karena target pasar di NT/algoritmanya mungkin kurang ke cerita seperti ini. Ketiga, kurang promosi. Keempat, saya kurang tahu😂🙏
Tapii di luar itu, makasih banyak untuk kakak yang sudah mendukung cerita ini😙
total 1 replies
Rita Riau
kayak nya kehidupan Ryuna dgn Jeri ga jauh beda 🤔
Rita Riau
sekarang,kamu bilang bukan cewek mu Jeri,,? kedepannya kamu bakalan kelepek kelepek,,
Rita Riau
awas Jer,,,, hati hati dengan tindakan mu. babu jadi rindu"
and_waeyo: Wkwk kena karma ntar
total 1 replies
anggita
🎸🎼...Ryuna👏
anggita
hadiah iklan☝+ikut ng👍like aja. moga lancar novelnya.
and_waeyo: Aamiin, mkaasii Kak🪄😚
total 1 replies
anggita
Jeri😏... Ryuna😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!