Celine adalah wanita yang beruntung di cintai Lucky. Tapi ia tak tau kalau sebenarnya Lucky ini mempunyai kepribadian ganda, kalau ia sedang senang hatinya maka apapun yang kekasihnya mau akan di berikan tapi jika tidak maka siksaan yang Celine dapatkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Kamu kenapa senyum-senyun seperti itu. Mama jadi takutlah Celine, ucap mama Dinda yang emang khawatir tentang keadaan anaknya."
"Aku senang ma, sebeb Salsa sudah melewati masa kritisnya dan Lucky pun sudah tewas ya walaupun aku cidera tapi tak apa karna ini emang salahku karna aku yang terlalu gegabah memilih pasangan, ujar Celine menatap mamanya."
Mama Dinda yang mendengar pernyataan anaknya mengenai Lucky sebenarnya ia ingin memberitahukan kalau Lucky tidak ada di hutan sana, entah masih hidup atu mati. Tapi mama Dinda tak bisa memberitahu sebab sudah berjanji dengan suaminya untuk merahasiakan ini sampai semuanya aman.
Mama Dinda membelai rambut anaknya tanpa menjawab pertanyaan Celine. Setelah mengobrol sana sini akhirnya mereka tiba di rumah sakit tempat Salsa di rawat.
Ternyata disana hanya ada mama Fida sedangkan pak Suganda tak ada sebab ia sedang bekerja.
"Assalamualaikum jeng Fida, ucap mama Dinda sambil memberikan parsel buah buat Salsa dan cipika cipiki."
"Walaikumsalam jeng Dinda, mari masuk sambil membalas cipika cipiki mama Dinda"
Celine pun menyalami tante Fida
"gimana keadaanmu Celine, ucap mama Fida yang prihatin yang terjadi pada dirinya."
"alhamdulillah sudah mendingan kok tan, kenapa Salsanya masih tidur ya tan padahal tadi di telpon sudah siuman. Ujar Celine yang tak sabar memeluk sahabatnya itu karna sudah berhasil membebaskan ia dari laki-laki jahanam"
"dia baru saja minum obat mungkin karna efek dari obatnya ia tertidur Cel, ucap mama Fida yang menyesal telah mengabarkan kepada sahabat anaknya kalau Salsa baru saja tertidur."
"ya sudah tak apa tan, aku disini sampai sore kok. Boleh kan ma, sambil meminta pendapat kepada mama Dinda"
Mama Dinda yang mengerti kondisi anaknya membelai rambutnya dan mengangguk. Mama Dinda dan mama Fida pergi keluar untuk membicarakan sesama orangtua sedangkan Celine setia menunggu sahabatnya siuman.
Celine yang mulai bosan menggeser kursi rodanya untuk mengupas buah. Mana tau saat ia selesai mengupas buah Salsa tersadar dari tidurnya dan ingin makan buah tinggal di berikan saja.
Salsa dan Celine bersahabat sejak kecil, mereka sudah seperti saudara kandung. Jika ada yang sakit atau kesusahan maka dari mereka saling membantu dan menjaga. Mereka tak akan meninggalkan sahabatnya sendiri.
Ternyata betul filling seorang sahabat, setelah selesai mengupas buah ternyata Salsa sudah bangun dari tidurnya.
Salsa yang bangun dari tidurnya orang pertama yang ia lihat adalah sahabatnya Celine. Ia tersenyum melihat sahabatnya ada di depan matanya walau tak di pungkiri ada kesedihan karna sekarang Celine memakai kurai roda.
"Lo sejak kapan ada disini Cel, ujar Salsa mengagetkan Celine yang mengupas buah."
"Lo dah bangun Sa, bosen gue nungguin lo dari tadi gak bangun-bangun. Padahal kata nyokap lo lo itu dah sadar eh tiba gue sampai lo tidur karna obat tidur, sambil merasa sedih"
"Cel Cel dah kayak omak-omak disana lo berisik banget. Gue tanyak apa dijawab juga apa Cel. Ya udah bawak mari buah yang dah lo kupas gie mau hehehe, sambil menada tangan kepada Celine."
Celine pun mendorong kursi rodanya dengan buah yang ada di pangkuannya untuk di berikan kepada sahabatnya.
Salsa yang melihat sahabatnya mendekat dengan kursi rodanya sangat prihatin tapi setidaknya ia bersyukur karna masih bisa melihat Celine bersamanya sekarang tanpa adanya Lucky lelaki psikopat yang mencintai sahabatnya itu.
Setelah makan buah bersama ternyata mama Dinda dan mama Fida pun datang dengan beragam makanan yang mereka bawak dari luar. Ternyata mama Dinda dan mama Fida keluar rumah sakit membeli makanan kesukaan Salsa dan Celine. Membuat anak-anak mereka senang sebab makanan favorit Salsa selain buah ternyata ada bakso dan tak kalah juga dengan Celine martabak bangka. Walaupun mereka orang berada tapi makanan tetap orang biasa.
Setelah hampir satu harian berada di rumah sakit akhirnya mama Dinda dan Celine pamit pulang. Celine yang minta maaf karna tak bisa menjaganya sampai malam sebab kondisinya saat ini tidak memungkinkan dia untuk bermalam disana. Nanti bukannya membantu malah di bantu, kan gak enak jadinya.
"Sa sorry ya gue gak bisa temeni lo sampai malam, lo tau sendiri keadaan gue yang dah cacat ni. Jadi untuk ngurus diri sendiri aja susah apa lagi ngurus orang Sa, maaf banget ya sambil memperlihatkan wajab sedihnya karna emang kenyataan Celine yang tak dapat membantunya lagi."
Yang lain mendengar perkataan Celine membuat mereka iba dan prihatin kepada Celine tapi mereka tak mau membuat Celine merasa dikasihani sebab pantang baginya di kasihani oleh orang lain.
"Ya gak apa kok Cel, yang penting sekarang lo dan gue sama-sama selamat dari pria gila itu."
Mama Dinda dan mama Fida saling pandang, sebab mama Dinda sudah menceritakan kalau Lucky tidak ada di hutan makanya ia juga harus bisa menjaga putrinya Salsa dari kejahatan Lucky. Dua wanita paruh baya ini hanya berharap semoga Allah melindungi anak-anaknya dari orang jahat. Amin ya Robbal 'alamin...
"ya udah gue sama nyokap gue pamit pulang dulu ya Sa cepat pulih biar kita menggila bareng lagi haha, sambil menyalami mama Fida"
Mama Dinda dan Celine pun pergi meninggalkan rumah sakit. Selama di perjalanan mama Dinda mendorong kursi roda Celine dengan perlahan ia mau menikmati kebersamaan dengan anaknya yang beberapa hari tak jumpa.
"Cel, kita makan malam di luar yuk, ajak mama Dinda. Biar fresh otak kita sejenak."
"hmm... Boleh juga ma. Tempat yang biasa kita kunjungi aja ma, pemandangannya indah disana dan makanannya pun enak-enak."
"boleh deh, ya sudah ne pesan dulu taksi nya biar gak menunggu terlalu lama kita di depan nanti, sambil memesan aplikasi hijau di hp mama Dinda sebab hp Celine yang tertinggal di rumah Lucky belum ada hilalnya sama sekali."
Setelah sampai pintu gerbang rumah sakit akhirnya taksi yang dipesan pun tiba. Bergegas dua wanita yang beda usia ini masuk dan meluncur ke tempat tujuan. Di dalam perjalanan tak habis - habisnya mama dan anak bersenda gurau menikmati hari yang hilang sebelumnya.
Setelah sampai di restoran yang terbuka ternyata momentnya sangat pas, sebab matahari yang tenggelam menandakan perpindahan antara siang dan malam membuat siapa saja yang memandang akan takjub keindahan ciptaan Allah SWT.
Celine meminta mama nya untuk mengarahkan ia ke pemandangan yang jarang ia lihat sebab aktifitas yang padat membuat ia menghilangkan momen-momen yang inda seperti saat ini.