NovelToon NovelToon
Dosen Ngilang, Skripsi Terbengkalai

Dosen Ngilang, Skripsi Terbengkalai

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Realita skripsi ini adalah perjuangan melawan diri sendiri, rasa malas, dan ekspektasi yang semakin hari semakin meragukan. Teman seperjuangan pun tak jauh beda, sama-sama berusaha merangkai kata dengan mata panda karena begadang. Ada kalanya, kita saling curhat tentang dosen yang suka ngilang atau revisi yang rasanya nggak ada habisnya, seolah-olah skripsi ini proyek abadi.
Rasa mager pun semakin menggoda, ibarat bisikan setan yang bilang, "Cuma lima menit lagi rebahan, terus lanjut nulis," tapi nyatanya, lima menit itu berubah jadi lima jam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh harga terhadap minat konsumen?

2. Bagaimana pengaruh kepercayaan terhadap minat konsumen?

3. Bagaimana pengaruh harga dan kepercayaan terhadap minat konsumen?

***

Sekarang, rumusan masalahku sudah jadi berkat saran dan bantuan dari beliau. Beliau bahkan menuliskannya di balik halaman, yang sekarang jadi panduan jelas untuk aku.

Sometimes, I just sit and look at the problem statement, trying to understand and reflect on every word written there.

Kadang, aku hanya duduk dan memandang rumusan masalah tersebut, berusaha memahami dan merenungkan setiap kata yang tertulis di sana.

Ada saat-saat ketika aku terjebak dalam pemikiran, bertanya-tanya, apakah masalah yang aku hadapi benar-benar bisa dirumuskan dengan baik dan akhirnya menemukan jawabannya?

Rasanya seperti ada bagian dari otakku yang terus menerus mengerut, mencoba memahami apakah semua yang aku kerjakan ini memang bisa memberikan jawaban yang tepat.

Sometimes,  aku merasa seolah-olah mencoba mengungkapkan  something yang sangat kompleks dengan cara yang sederhana, namun tetap somethingseakan ada sesuatu yang kurang.

Masalah-masalah ini terkadang tampak begitu rumit dan besar, hingga rasanya seperti tidak ada jalan keluar yang jelas.  I know, secara teori, semua ini bisa dipecahkan jika dirumuskan dengan benar dan menggunakan pendekatan yang tepat.

However, sering kali rasanya seperti bertanya-tanya dalam kegelapan, mencoba mencari titik terang yang tidak kunjung datang.

But on the other hand, aku juga tahu bahwa  this is part dari proses penelitian. Sometimes, kita harus melewati fase kebingungan dan ketidakpastian sebelum akhirnya menemukan solution.

And, meskipun terasa susah, aku percaya bahwa dengan terus berusaha dan memperbaiki rumusan masalah, akan ada titik di mana semua answers itu akhirnya bisa ditemukan.

***

Operasional Variabel dan Indikator Harga

Operasional variabel: Harga Produk, Diskon, Harga Kompetitif, Strategi Harga, Presepsi Harga dan Elastisitas Harga.

Indikator

Harga Produk: Indikator produk harga ini mencakup harga dalam bentuk mata uang misalnya rupiah.

Diskon: Jenis diskon yang diberikan, seperti diskon musiman atau penurunan harga sementara.

Harga Kompetitif: Apakah harga yang ditawarkan lebih tinggi, sekitar sama, atau lebih rendah daripada harga rata-rata pesaing.

Strategi Harga: Memberikan diskon, meluncurkan promosi, atau menawarkan harga yang bersaing.

Presepsi Harga: Bagaimana pandangan konsumen terhadap kualitas, fitur, dan manfaat yang mereka dapatkan dalam kaitannya dengan harga yang mereka bayar.

Elastisitas Harga: Seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau ditawarkan.

***

Saat aku berpikir tentang indikator harga, rasanya kepala ini semakin pusing. Aku mulai merasa bingung dan frustasi, jadi aku memutuskan untuk membuat indikator tersebut berdasarkan apa yang aku rasakan dan pikirkan sendiri.

I know this isn’t ideal dan bisa jadi malah membuat new problems, but at that moment, I was just lelah dan bingung.

Aku sudah berusaha, But sepertinya itu belum cukup. So, aku hanya melakukan sebisa mungkin dengan apa yang ada in my head.

Strangely, meskipun aku tahu bahwa indikator yang aku buat mungkin akan mendapat revisi, aku juga merasa takut akan hal itu.

Aku khawatir kalau nanti hasil kerjaku dianggap kurang baik, padahal aku sendiri merasa kalau aku mengerjakannya dengan cara yang kurang serius.

Sometimes, aku merasa seperti tengah berada di tengah kabut tebal, tidak bisa melihat dengan jelas kemana arah penelitian ini harus pergi, and it makes me feel like I’m running in place, membuatku merasa seperti berlari di tempat.

Meskipun penjelasan tentang indikator harga dan teori sudah diberikan, aku tetap merasa kesulitan untuk menangkap maksud sebenarnya. Rasanya semua yang sudah dijelaskan seperti melewati telinga, tidak bisa dipahami sepenuhnya.

Maybe my brain capacity is limited right now, mungkin memang kapasitas otakku terbatas saat ini, dan ditambah lagi dengan suasana yang mendung, membuatku semakin lelah dan frustrasi.

Pada akhirnya, aku menyerah dengan keadaan dan memutuskan untuk rebahan.

***

Aku cobabaca lagi catatan yang ditulis oleh beliau, terutama bagian tentang teori kepercayaan.

Di sana tertulis dengan jelas apa yang seharusnya aku tulis di skripsiku: Teori Kepercayaan (Trust Theory), Kepercayaan Terhadap Pelayanan (Service Trust), Kepercayaan Terhadap Harga (Price Trust).

Semua tertulis rapi dan sistematis, seolah memberi panduan yang seharusnya memudahkan ku untuk menulis.

But honestly, meskipun I know this is hal yang harus aku tulis, rasanya seperti ada jarak antara apa yang tertulis dan my understanding, pemahaman yang aku punya.

Maybe, aku belum sepenuhnya paham dengan konsep-konsep ini, but right now, I just want to finish everything.

Entahlah, aku merasa terjebak dalam dilema antara memahami sepenuhnya dan sekadar menyelesaikan tugas.

Finally, aku putuskan untuk menulis saja dulu. Aku tulis apa yang menurutku harus ditulis, meskipun dengan perasaan ragu-ragu.

I figured, whether I understand it or not, that can be dealt with later.

Aku berpikir, paham atau tidak, itu urusan belakangan.

For now, I’ll just write, sekarang aku tulis dulu, mengerjakan langkah demi langkah meskipun otakku mungkin belum sepenuhnya menangkap maksudnya.

Sometimes, rasanya seperti berjalan di atas tali tipis, berusaha menyeimbangkan antara kebutuhan untuk menyelesaikan tugas dan keinginan untuk benar-benar mengerti.

But right now,  aku merasa perlu menuntaskan ini terlebih dahulu.

Maybe later, I can go back, refine it, and understand it more deeply.

Mungkin nanti aku bisa kembali lagi, memperbaiki dan memahami lebih dalam.

For now, untuk saat ini, aku harus bergerak maju, satu langkah demi satu langkah, menulis dan menyelesaikan meskipun rasa ragu masih menggantung di benak.

***

Pengaruh Kepercayaan Terhadap Minat Konsumen

a. Teori Kepercayaan (trust theory)

Teori kepercayaan (trust theory) adalah suatu model konseptual yang digunakan untuk memahami, menjelaskan, dan menganalisis bagaimana peran kepercayaan memengaruhi interaksi manusia, termasuk dalam konteks sosial, ekonomi, organisasi, dan psikologis.

Menurut Yousafzai et al, trust adalah dasar utama dalam bisnis. Suatu transaksi bisnis yang melibatkan dua pihak atau lebih memerlukan adanya saling kepercayaan. Kepercayaan ini tidak dapat dengan mudah diterima oleh mitra bisnis, melainkan harus dibangun dari awal dan dapat diuji. Trust telah dianggap sebagai katalis dalam berbagai transaksi antara penjual dan pembeli untuk mencapai kepuasan konsumen sesuai dengan yang diharapkan.

b.  Kepercayaan Terhadap Pelayanan (Service Trust)

Kepercayaan terhadap pelayanan merupakan unsur penting dalam menjaga loyalitas pelanggan dan menciptakan hubungan jangka panjang. Saat pelanggan memiliki keyakinan bahwa penyedia layanan dapat dipercayai, peluang mereka untuk kembali dan melanjutkan berbisnis dengan perusahaan tersebut menjadi lebih tinggi.

c. Kepercayaan Terhadap Harga (Price Trust)

Kepercayaan terhadap harga (Price Trust) adalah keyakinan dan kepercayaan pelanggan terhadap keadilan dan kewajaran harga produk atau layanan yang disediakan oleh suatu perusahaan atau merek. Ini mencakup keyakinan bahwa harga yang ditetapkan adalah adil dan sesuai dengan nilai yang diberikan oleh produk atau layanan tersebut.

***

Sometimes,dalam proses memperbaiki sesuatu, hasilnya malah membuat semuanya terlihat lebih berantakan.

Aku sudah mencoba mengutak-atik, menambah ini dan itu, tapi hasilnya malah membuat semuanya semakin jauh dari arah yang seharusnya.

Instead of improving, I just end up feeling more confused.

Bukannya jadi lebih baik, malah jadi bingung sendiri.

Mungkin ini karena terlalu banyak yang ingin diperbaiki sekaligus, atau mungkin aku terlalu keras pada diri sendiri, mengharapkan semuanya sempurna dalam satu kali percobaan.

Padahal, mungkin prosesnya memang harus seperti ini—berantakan dulu, baru nanti bisa dirapikan. Tapi ya, sulit juga rasanya kalau hasil yang diinginkan malah makin kabur.

Sekarang aku merasa seperti ada di tengah-tengah kabut, nggak jelas harus ke mana dan mulai dari mana. Mau dibenerin lagi, tapi takut makin berantakan. Mau dibiarkan, tapi juga nggak puas dengan yang sekarang. Serba salah rasanya.

1
anggita
like👍☝tonton iklan. moga lancar berkarya tulis.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!