NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Mafia Depresi

Belenggu Cinta Mafia Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: AdlanAdam

Arsen pria tampan berusia 33 tahun, akibat kekejaman ayahnya, membuat dia memiliki kepribadian kejam.


Dan ya jika dia mendengar nama sang ayah disebut, maka dia akan mengeluarkan sisi gelapnya, dengan menghukum diri sendiri dan juga orang sekitarnya.


Adelia putri, wanita sederhana, harus mengurus ibunya yang sakit-sakitan akibat perbuatan ayahnya.

Dimana sang ayah lebih memilih pergi bersama dengan wanita lain, hanya karena wanita itu memiliki segalanya.

Bagaimana kehidupan Arsen dan juga Adelia, mari kita ikuti kisah selengkapnya di bab-bab berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BCMD: Bab 10

"Tapi, Pak. saya benar-benar tidak mengenal orang yang namanya Arsen. Dan juga saya ini lagi ada masalah, lihat di depan bapak ini, ada rumah yang sedang terbakar, ini itu rumah saya, Pak. karena masalah yang ada di pikirin saya juga sudah cukup banyak, jadi saya tidak sempat memikirkan siapa itu tuan Arsen, " lanjut Adel.

Menarik kembali tangannya, dan membawa ibunya kedalam rumah Buk Yatim, tapi belum sampai, supir itu kembali mencegahnya. Memohon pada Adel agar menurut padanya.

"Dasar Aneh, memangnya saya ini cewek apaan, asal di bawa-bawa saja," gerutu Adel. Dia melewati saja pria itu. Membawa ibunya mereka pun masuk kedalam rumah, Yati yang hanya berjarak hitungan langkah saja.

Supir itu merasa kebingungan, dia tidak tau harus apa, jadilah dia memilih untuk menelpon tuanya, "Halo, Tuan. Saat ini saya sudah ada di depan rumah nona Adel tapi dia tidak mau saya ajak. Alesan nya karena dia tidak mengenal tuan," ujar supir itu, memberitahu tuan.

Mendengar itu, Arsen pun terkejut, "Bisa-bisanya dia lupa. Berikan poselmu padanya!" perintah Arsen pada supirnya itu.

Sang Supir pun patuh, dia mendatangi Adel yang saat ini sudah ada di dalam rumah, masuk begitu saja, dia pun memberikan ponselnya pada Ada gadis itu.

"Apa maksudnya ini, Pak?" tanya Adel, saat melihat pria itu tiba-tiba masuk dan memberikan ponselnya.

"Itu tuan saya, Nona, dia ingin bicara dengan Nona," jawab pria itu. Lalu dia pun berdiri tepat di depan pintu.

Membuat Adel juga sedikit menjauh h, agar bisa bicara bebas dengan pria yang ingin bicara dengannya, "Ya, ada apa Tuan? Kenapa saya harus ikut bersama supir tuan?" tanya Adel, dia pun langsung bertanya pada pria yang ada di seberang sana.

"Segitu mudahnya kau lupa padaku! Padahal baru saja pagi tadi aku datang memberimu penawaran," jawab Arsen, sengaja mengatakan tentang penawaran itu, agar Adel bisa langsung mengingatnya.

"Oh tuan, yang tadi! Maaf tuan saya lagi ada masalah. Jadi tidak sempat untuk memikirkan hal itu," balas Adel. Sama halnya pada supir tadi, dia pun mengatakan hal yang sama pada Arsen, agar pria itu tidak marah padanya.

"Ya sudah, kalau begitu sekarang juga ikutlah bersama dengan supirku, maka semua masalah mu akan terselesai kan!" perintah Arsen, dengan begitu dia sangat yakin kalau dia bisa menyelesaikan semua masalah Adel.

Sesaat Adel terdiam, dia melihat ke arah Ibunya yang ada di dalam rumah Yati, lalu dia juga melihat ke arah rumahnya yang sudah terbakar, melang tidak terlalu parah, tapi di dalam itu lumayan banyak yang terbakar, dan itu semua harus di ganti.

"Baik, tuan. Saya akan ikut, tapi sampai di sana kita harus bicarakan perjanjian kita dengan baik, dan tidak ada tambahan apa pun nantinya," balas Adel, Ahirnya dia pun milih setuju.

Karena dia benar-benar sudah tidak miliki pilihan yang lain, kalau dia mengikuti semua kemauan Arsen, maka dia dan ibunya pasti akan bisa hidup lebih enak, dan tentunya, biaya pertobatan sang ibu.

Karena Arsen sudah mengatakan, kalau dia akan menanggung semua biaya hidup dan juga biaya berobat ibunya. Jadi nanti dia tinggal milih pekerjaan mana saja yang dia mau.

Setelah Adel setuju ikut bersama supirnya, Arsen pun sedikit tersenyum, lalu dia mengakhiri panggilan nya. Selama ini dia paling tidak mau berurusan dengan yang namanya wanita.

Tapi ini berbeda, dia sampai rela melakukan apa saja, dan juga memaksa wanita itu dengan menggunakan kekayaannya. Agar Adel mau menuruti semua permintaannya.

"Buk, Adel nggak jadi tinggal di rumah ibuk ya, Adel mau pergi bersama pak supir ini. Karena Adel tiba-tiba mendapat tawaran pekerjaan, dan bisa sekaligus bawa ibuk. Jadi dengan begitu Adel bisa mengurus ibuk juga di sana," ucap Adel dia pun menjelaskan pada Buk Yati.

"Kamu yakin, Nak. Ini bukan tipuan atau semacam apapun itu 'kan, yang membuat kamu dan ibu berbahaya," ujar Buk Yati, yang merasa khawatir pada keduanya.

"Nggak kok, Buk. Aku sudah mengenal, Tuan Arsen, karena dia sudah menjadi pelanggan tetap kamu di rumah makan, dan kemarin dia menawarkan aku bekerja di rumahnya, dan aku yang bisa membawa ibuk. Karena kita di siapin tempat tinggal di kawasan rumah itu."

Adel pun menjawab, dengan sedikit berbohong, dia pun menjelaskan pada byk Yati. Karena dia tau kalau Buk Yati pasti akan merasa khawatir sama mereka, jika dia pergi bersama dengan orang asing.

"Baik lah kalau begitu, ibuk cuma bisa berdoa agar kalian baik-baik saja, dan satu lagi, jangan pernah lupa sama ibuk," ucap Yati dia pun sudah tidak bisa apa-apa, kalau itu sudah menjadi keputusan Adel.

"Nggak akan, Buk. Lagian ibuk bisa telpon Adel kok, ibuk juga bisa bilang kalau mau ketemu Adel dan ibuk. Jadi ibuk nggak usah khawatir, Adel akan selalu ingat sama ibuk," lanjut Adel.

Dia kembali memeluk buk Yati, begitu pun juga dengan buk Yati, dia balas memeluk Adel, dan juga Hanum secara bergantian,  "Kamu harus cepat sembuh, Mbak. Kasihan tuh Adel. Dia sudah berjuang dari dulu, agar mbak bisa sembuh dan bisa seperti dulu. Jadi jangan terlalu di pikirin orang yang sudah jelas-jelas menyia-nyiakan Mbak," ujar Yati.

Sedikit banyak dia sudah tahu penderitaan yang di alami wanita itu, dan juga apa penyebab dia menjadi seperti sekarang ini. Hanum hanya mengangguk, dia balas memeluk Yati, tapi tidak mengatakan apa-apa.

 Setelah itu pak supir pun mengajak Adel dan Hanum untuk masuk kedalam mobilnya. Agar dia bisa cepat-cepat pergi dan membawa Adel kerumah utama milik tuanya.

Melihat Adel dan juga Buk Hanum yang sudah masuk ke dalam mobil, supir yang bernama Pak Tanto itu pun mulai melajukan mobilnya. Menempuh perjalanan sekitar 40 menit, barulah mereka sampai di kediaman Arsen.

Pria yang saat ini akan menjadi majikan Adel, karena mulai saat ini, dia akan bekerja dengan pria itu, sedangkan pekerjaan nya di rumah makan, na ti akan dia urus setelah selesai bertemu dengan Arsen.

"Kita sudah sampai, Nona," ucap Tanto, turun lebih dulu. Agar dia bisa membuka kan pintu untuk Adel dan ibunya.

"Nggak perlu, Pak. Aku bisa sendiri kok," ujar Adel, merasa tidak pantas, di perlakukan seperti itu oleh pria itu, karena yang dia tahu, kalau dia juga hanya akan menjadi pembantu di rumah itu.

"Ini sudah menjadi tugas saya Non. Jadi tidak masalah, jangan juga merasa sungkan," balas Tanto, lalu dia. Mempersilakan keduanya untuk keluar dari dalam mobil.

Sampai di luar mobil, Adel pun merasa terkejut, saat dia melihat rumah besar milik Arsen. "Silahkan masuk, Non." ucap Tanto lagi, dia pun mempersilakan Adel dan ibunya.

Adel yang terdiam dan tercengang melihat rumah itu, "Ah iya, Pak maaf," ujar nya, dia terkejut padahal Tanto hanya bicara pelan.

Mengikuti langkah Tanto sambil Adel memegangi ibunya, lalu mengajak nya masuk kedalam. Dia sama sekali tidak melepaskan ibunya, takut kalau sang ibu membuat masalah di rumah besar itu.

Tanto langsung membawa masuk kedalam, dan menuju ruang belakang, sesuai perintah Arsen, karena pria itu masih bekerja di kantor, dan sebentar lagi akan pulang, "Nona istirahat di sini saja, nanti setelah tuan datang baru nona di perkenalkan pada nyonya besar," ucap Tanto. Dia pun sengaja mengatakan itu, agar Adel tidak merasa heran, kenapa dia langsung di bawa ketempat itu.

"Baik pak. Makasih ya pak." Adel pun tidak masalah, dia meminta ibunya untuk istirahat, mereka sudah ada di dalam kamar, tapi makanan dan minum sudah lengkap ada di dalam kamar itu.

Setelah pak Tanto pergi, Adel pun menutup pintunya dan mendekati ibunya. Meminta sang ibu agar tidur, tapi wanita itu menolak dan malah meminta makanan yang ada di dalam kamar itu.

Awalnya Adel ragu, tapi karena tidak mau ibunya kelaparan, dan lagi mungkin saja tadi sang ibu belum sempat makan dan sudah terjadi kebakaran di rumahnya.

Mengambil nasi dan minum yang ibunya inginkan, Adel pun menyuapi ibunya, yang makan dengan lahap nya. Selesai menyuapi sang ibu, barulah dia meminta wanita itu untuk beristirahat, sedangkan dia menunggu kedatangan Arsen.

*

*

*

*

*

*Bersambung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!