NovelToon NovelToon
Beringin : The Sacred Tree System

Beringin : The Sacred Tree System

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

*Untuk mengerti alurnya di sarankan membaca terlebih dahulu Nightmare system sampai selesai*

Kisah seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang atlet mma, terpaksa harus meninggalkan cita citanya karena dia harus bekerja menghidupi ketiga adiknya dan dirinya sendiri akibat ayahnya menghilang. Di usia 10 tahun, dia mengalami sebuah kejadian yang membuatnya mengalami amnesia ringan dan tidak sadar dirinya pernah menolong sesuatu yang sekarang kembali membantu dia menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, comedy, drama, super heroes, mystery.

Mohon tinggalkan jejak ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10

Ardo langsung meminta Beringin untuk membawanya pulang kembali, keduanya kembali berjalan memutari pohon raksasa untuk  menuju ke bagian depan pohon. Ardo terus melihat pohon raksasa yang batangnya terlihat berdetak dan terlihat seperti hidup di sebelahnya. Setelah sampai di bagian depan pohon, Ardo kembali melihat ke kota jakarta yang berposisi terbalik di langit.

“Tunggu, kenapa aku baru melihat pohon ini, seharusnya pohon raksasa seperti ini, terlihat jelas dari sana kan ?” tanya Ardo sambil melihat kota jakarta di atasnya.

“Benar, kalau pohon ini berada di dunia nyata memang akan terlihat, tapi pohon ini berada di dunia astral dan batas antara dunia nyata dengan dunia astral itu sangat tipis,” ujar Beringin.

“Jadi ini dunia astral ?” tanya Ardo.

“Benar, tidak sembarang orang bisa masuk ke sini, harus orang terpilih yang ku ijinkan masuk,” jawab Beringin.

“Hmm gitu ya, sori banget, gue baru pernah ngalamin hal kayak gini, gue masih bego soal beginian,” ujar Ardo.

“Bisa di mengerti, memang tidak semua orang percaya dengan hal hal seperti ini,” ujar Beringin.

Tiba tiba tali putih bagai awan di perut Ardo bergerak gerak, “bwuung,” sebuah layar hologram besar berwarna kuning muncul di hadapan Ardo dan Beringin, di layar terlihat Adel sedang berusaha membangunkan dengan menggoyang goyangkan tubuh Ardo yang duduk bersila di teras belakang sehingga tali di kepalanya bergerak.

“Kita harus kembali,” ajak Beringin.

“Sebelum itu, ada yang mau gue tanya,” ujar Ardo.

“Baik, apa pertanyaannya ?” tanya Beringin.

“Boleh gue ceritain semua ini pada adik adik gue ? sebab mereka pasti akan nanya darimana duit yang gue dapet berasal,” jawab Ardo.

“Silahkan saja, tapi aku yakin mereka tidak akan percaya,” balas Beringin.

“Gitu ya,” ujar Ardo.

“Tidak ada waktu lagi, kamu harus segera pergi dari sini dan kembali ke tubuh mu,” balas Beringin.

Dia langsung menarik tangan Ardo kembali masuk ke batang pohon dan keluar di pohon besar yang berada di halaman belakang, kemudian Beringin menyuruh Ardo melayang sendiri ke tubuhnya. Ardo mengangguk dan melesat melayang ke tubuhnya, setelah itu dia merasakan dirinya masuk ke dalam tubuhnya.

“Kak...kakak...jangan tidur di sini kak, lagian mandi dulu ngapa, nanti masuk angin lagi...oi kak, bangun kak,” ujar Adel.

“Ugh...Adel...kamu udah pulang ?” tanya Ardo yang memang baru bangun setelah kembali ke tubuhnya.

“Iya, gimana sih kak, kenapa tidur di sini coba,” jawab Adel sekaligus mengomel.

“Iya iya sori, tadi maksudnya mau menenangkan diri, eh malah bablas ketiduran hahaha,” ujar Ardo.

“Dasar, ya udah mandi dulu kak, bau tau,” balas Adel.

“Oh...bau ya (mencium tubuhnya sendiri) iya bener, bau keringet, aku mandi dulu deh,” ujar Ardo berdiri.

Ardo berjalan ke kamar mandi, Adel kembali masuk ke dalam, dia membuka lemari dan mengambil kotak besi tempat menaruh surat surat rumah sebab dia ingin memastikan uang yang di taruh Ardo di dalam kotak. Ketika membuka kotak, Adel terperanjat dan kaget karena isi kotak itu di penuhi oleh uang pecahan 100 ribu yang berserakan keluar dari amplopnya.

“Ini perasaan gue apa uangnya nambah banyak ya, apa sih yang sebenernya terjadi ? kok jadi merinding gue ?” tanya Adel sambil menggosok tengkuknya.

******

Sementara itu, di atas dahan pohon raksasa, Beringin sedang memantau Adel yang terlihat kaget melihat jumlah uang di dalam kotak di layar hologram sambil tersenyum. “Bwoooosh,” sebuah portal terbuka, Beringin menoleh melihat ke bawah, dia melihat seorang gadis berambut panjang hitam berkilau keluar dari portal. Beringin melompat turun dan berdiri di depan sang gadis, tapi tiba tiba dia berlutut di hadapan sang gadis,

“Salam yang mulia,” ujar Beringin.

“Bangun Beringin, kamu sudah kontak dengan Ardo ya ?” tanya sang gadis.

“Benar, dia sudah ku jelaskan dan sempat ku bawa kesini barusan,” jawab Beringin.

“Syukur deh kalau begitu, terus bantu dia ya, dia sedang mengalami kesulitan,” ujar sang gadis.

“Tenang saja yang mulia, anda dan Ardo adalah penolong saya, tidak mungkin saya tidak membantu kalian berdua,” ujar Beringin.

“Tapi tolong jangan katakan apa apa dulu soal aku, sebab aku ingin dia ingat sendiri kepada ku walau itu menyakitkan bagi dia...dan bagiku,” ujar sang gadis.

“Baik, tapi ingatannya tertutup karena saat itu dia mengalami amnesia dan dia tidak ingat apa apa mulai dari dia berusia 10 tahun sampai dia berusia 14 tahun dan lalu di usia 16 tahun dia amnesia lagi berlanjut sampai sekarang, apa boleh aku bantu mengembalikan ingatannya,” ujar Beringin.

“Jangan, biarkan saja, seperti yang ku bilang, aku ingin dia ingat dengan ku secara alami, aku tidak mau membebaninya, tapi tenang saja, aku selalu dekat dengan dia kok,” balas sang gadis.

“Baiklah, aku mengerti,” balas Beringin.

“Terima kasih ya, Beringin. Aku titip Ardo sama kamu sampai waktunya tiba, aku pergi dulu ya,” ujar sang gadis tersenyum.

“Baik yang mulia, serahkan saja padaku, sampai jumpa lagi,” balas Beringin.

“Dan jangan panggil aku yang mulia, merinding tau,” ujar sang gadis.

“Di mengerti,” balas Beringin.

Sebuah portal terbuka, gadis itu berjalan masuk ke dalam portal dan portal kembali menutup, Beringin kembali melompat ke dahan dan duduk diam di atas dahan sambil membuka layar hologram untuk kembali memantau Adel.

*****

“Cklek,” Ardo keluar dari kamar mandi dan memakai kembali kausnya, dia berjalan ke arah ruang tengah dan melihat Adel sedang membuka kotak besi yang ada di dalam lemari sambil termenung. Melihat Ardo datang, Adel menoleh melihat Ardo,

“Kak, aku mau tanya nih, kenapa uang yang tadi pagi bertambah banyak ?” tanya Adel langsung sambil menunjukkan isi kotaknya kepada Ardo.

Ardo dengan tenang duduk di sebelah Adel dan mengambil botol minumnya yang ada di meja, kemudian dia minum dan menaruhnya kembali, setelah itu dia menoleh kepada Adel.

“Del, yang mau ku ceritakan ini mungkin buat kamu ga masuk akal, tapi aku ga bohong,” ujar Ardo.

“Apa ? coba cerita aja dulu,” balas Adel.

Ardo menarik nafas kemudian menghembuskannya, dia meceritakan semua yang dia alami mulai dari semalam sampai barusan kepada Adel. Tentu saja Adel menjadi tertegun mendengarnya, wajahnya nampak tidak percaya tapi juga terlihat dia berusaha menerimanya, dia menoleh melihat tumpukan uang di dalam kotak dan melirik kristal yang sudah kosong tanpa ada fosil di dalamnya. Mendadak tubuhnya menjadi merinding dan dia melihat wajah Ardo,

“Jujur ya kak, aku antara percaya dan enggak nih, otak ku ga bisa nerima tapi badan ku menggigil, jadi aku tanya aja, yang jelas ini bukan ilmu aneh atau semacam jual nyawa ke iblis supaya kaya gitu kan ? trus halal apa ga nih ?” tanya Adel.

“Penjelasannya sih bukan ya,” jawab Ardo.

“Gimana sih, kok ga meyakinkan gitu jawabannya,” balas Adel.

“Gini aja, aku pesen makanan online pake duit itu, trus aku makan, kalau terjadi sesuatu sama aku berarti ga halal, gitu aja kan ?” tanya Ardo yang keyakinannya baru 80%.

“Nih...100 ribu, pesen dua porsi, kita tanggung sama sama kalo ga halal, kalo halal syukur,” jawab Adel sambil memberikan uang 100 ribu kepada Ardo.

Ardo mengambil uangnya, kemudian dia mengeluarkan smartphonenya dan membuka aplikasi ojek online, kemudian dia menoleh kepada Adel,

“Mau makan apa ?” tanya Ardo.

“Ya elah, mau ngetes kan kak, apa ajalah, ga usah pilih pilih, yang deket aja biar cepet,” jawab Adel.

Akhirnya Ardo memesan mi ayam yang sebenarnya lokasinya berada di dekat rumahnya, kemudian keduanya menunggu pesanan tiba. Selama menunggu, keduanya termenung diam tidak berbicara satu sama lain, akhirnya setelah 30 menit, pesanan pun tiba, Ardo keluar mengambil dan membayarnya menggunakan uang dari dalam kotak. Setelah membawa masuk makanannya, dia memberikan satu bungkus mi kepada Adel dan dia mengambil sebungkus. Keduanya memandangi mi ayam di depan mereka,

“Dah aku dulu yang makan, kamu liat dulu,” ujar Ardo sambil membuka sterofom di depannya.

“Gak aku ikut makan, ayo kak,” ujar Adel yang juga membuka sterofom di depannya.

Keduanya memegang sumpit dan memandangi mi ayam yang menggugah selera di depan mereka. Walau perasaan mereka ragu ragu, “gulp,” keduanya menelan saliva mereka karena mencium aroma harum dari makanan di depan mereka. Akhirnya keduanya saling melihat satu sama lain dan langsung memasukkan sumpit mereka ke gumpalan mi ayam yang menggoda. “Sluurp,” keduanya langsung makan mi ayam itu kemudian menaruhnya kembali di meja. Keduanya terdiam menunggu reaksi, “gruuyuuuk,” perut keduanya berbunyi,

“Lah malah jadi lapar, berarti halal dong hehe,” ujar Ardo.

“Ya udahlah, makan aja kak, tanggung,” balas Adel.

Keduanya langsung melahap mi di depan mereka tanpa jeda, ketika mi habis, keduanya bersandar di sofa masing masing,

“Del, jangan bilang ama Andin dan Anisa ya, kalau Anisa pasti ga ngerti, kita tau kan Andin gimana, dia pasti penasaran dan nanti malah cari tahu kemana mana, bahaya,” ujar Ardo.

“Ngerti kak, trus bilangnya darimana dong ?” tanya Adel.

“Bilang aja aku dapat kerjaan di kampus dan ini gaji selama tiga bulan,” jawab Ardo.

“Ok, bilang gitu aja,” balas Adel.

“Kamu ga mules kan ?” tanya Ardo.

“Enggak, kalo kakak ?” tanya Adel.

“Enggak juga, anggep aja aman,” jawab Ardo.

“Iya, trus uang ini mau buat bayar ke bank ?” tanya Adel.

“Ya, kita nego dulu, yang penting mereka harus liat niat kita baik mau membayar dan tidak kabur, yuk sekarang aja,” ujar Ardo.

“Sekarang ? masih keburu ga ?” tanya Adel.

“Masih, tapi aku telepon dulu bikin janji, bentar ya,” jawab Ardo.

Ardo berjalan keluar pintu utama membawa smartphonenya, tapi ketika dia keluar dan baru mau menekan layar smartphoneya, dia kaget melihat seorang gadis cantik berdiri di depan pagarnya.

"Loh....Desi ?” tanya Ardo.

“Oh...lo ga sakit ? gue pikir lo ga masuk karena sakit, ya udah, gue pulang,” jawab Desi yang kemudian langsung berlari pergi tanpa menunggu jawaban Ardo.

“Eh...kok,” ujar Ardo yang terlambat menjawab.

Melihat Desi yang semakin menjauh dari pagarnya, Ardo sedikit heran karena Desi adalah gadis yang selalu duduk di sebelahnya di setiap kelas yang di ikutinya dan tidak pernah berbicara kepadanya sepatah kata pun selama duduk bersebelahan.

“Dia kesini ngecek kenapa gue ga masuk gitu ? trus kenapa ga pencet bel ? lagian kok dia tau rumah gue ya, padahal di kelas duduk sebelahan atau kalau berpasasan ga pernah ngomong, negor aja ga, trus tau darimana ya dia dan kenapa dia kesini ?” tanya Ardo dalam hati karena bingung.

1
Ellya Syaji'ah
bagus... lanjut...
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kakak
total 1 replies
Razali Azli
wow! menarik. masih awal chapter. terlalu banyak persoalan. mungkinkah bapa mereka telah ditransmirgasi ke dunia kultivator?
Mobs Jinsei: terima kasih dukungannya kakak
total 1 replies
Linna_Naa^•^
tamatin ya thor, seru banget soalnya
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!