NovelToon NovelToon
Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ristha Aristha

Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu

"Kita harus hati-hati lho, Mbak. Jangan sampai di tipu sama besannya Mbak Laras dan Mas Bagas. Karena kemiskinan kalian". Ujar Denok sambil memiringkan bibirnya.

Denok duduk di samping Laras yang sedang sibuk memasukkan lauk sisa acara tadi ke dalam rantang. Laras duduk di lantai dengan beberapa wadah yang ad di dekatnya. Ia berniat ingin membagikan sisa makanan tersebut pada tetangga yang sudah membantunya tadi di acara pernikahan Mentari dan Dirga.

Karena Dita sengaja memesan makanan begitu banyak. Karena ia tidak ingin keluarga Bagas dan Laras malu.

"Mbak, dari tadi aku ngomong, kok kamu diam saja?" Denok menyenggol lengan Laras, karena Laras dari tadi hanya diam saja tidak mau menyahuti perkataan Denok yang sama konyol itu.

Laras dan Bagas tidak mau tahu menahu tentang mahar yang di terima oleh Mentari. Sebab menurutnya itu adalah hak putri mereka. Dan bisa-bisanya tadi Denok meragukan mahar itu dan sangat kepo tingkat dewa.

"Padahal aku ini niatnya baik lho sama kalian, aku tidak mau kalian di tipu !" ketus Denok dengan memalingkan muka, ia kesal karena nampak Laras tidak ada ketertarikan dengan pertanyaan yang ia lontarkan.

"Siapa yang ditipu?" Tanya Bagas yang tiba-tiba datang dari belakang.

"Ya, kalian lah Mas. Siapa lagi? mana mungkin aku, kan Aku pinter!" Denok menyahuti pertanyaan Bagas.

"Siapa yang mau menipu kami?" tanya Bagas bingung.

"Kalian itu kan orang miskin, orang susah! Jadi banyak yang ingin menipu kalian, termasuk menantu barumu itu, Mas!" Tukas Denok penuh penekanan.

Bagas menoleh kearah istrinya, dan menatap untuk meminta penjelasan. Sebab ia tidak tahu apa yang di maksud Denok.

"Denok kira keluarga Dirga ngasih duit palsu untuk maharnya Mentari, Yah". Laras menyahutinya tanpa menoleh dan masih fokus pada pekerjaannya .

"Kamu jangan ngomong sembarangan, Nok!" Ujar Bagas dengan menunjukkan wajah marah. Sebab ia tidak suka ketulusan Dirga dan keluarganya di hina.

"Yang sembarangan ngomong itu siapa, Mas? Aku tidak mau kalian ditipu, karena kalian itu hanya orang miskin" Cibir Denok kesal.

PRANG!!!

Denok dan Bagas langsung menoleh kearah Laras yang baru saja membanting sendok ke dalam rantang. Laras menghela nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan, karena ia sudah mulai emosi dengan perkataan Denok.

"Mbak, kamu kenapa sih? Gak suka sama aku, ya? kalau iya, ngomong aja Mbak, biar aku__"

"Kalau kamu tahu aku tidak suka kamu, mending kamu cepat-cepat pergi dari sini, deh!" jawab Laras cepat.

Denok langsung terperangah, baru kali ini Laras mengusirnya. Sebab selama ini kakak iparnya itu selalu diam dan menerima segala cacian dan hinaan yang ia terima dengan lapang dada. Lalu kenapa sekarang ia mulai berubah?.

"Mbak, kamu kok__?"

"Apa? Aku sudah capek mendengarkan semua hinaan yang kamu lontarkan itu. Sudah tiga kali kamu ngatain kami miskin, apa belum cukup? Apa aku harus diam, gitu? Kamu itu sangat keterlaluan, loh!" Laras menyela ucapan yang akan di keluarkan Denok. "Kamu itu sebenarnya gak peduli, melainkan iri. Kamu itu ingin melihat uang maharnya Mentari, kan? Tadi saja kamu menghina mahar yang di terima oleh putriku. Tapi sekarang kamu malah sibuk ingin melihatnya, apa kamu tidak malu?"

Keluar sudah semua unek-unek Laras yang dari tadi ia tahan, ia menatap Denok tajam. Laras sakit hati karena Denok mengatai menantunya lumpuh, anaknya tidak laku, mahar palsu, sekarang mengatai miskin yang di ulang-ulang. Semuanya sudah ia lampiaskan pada Denok.

"M__mbak, kamu berani bentak-bentak aku?" pekik Denok.

Denok baru saja sadar dan langsung menunjuk-nunjuk wajah Laras yang terlihat dingin, tangannya langsung di tepis oleh Bagas dan langsung membuatnya semakin geram.

"Kamu itu tidak sopan kepada Mbak mu, Nok! Lagian apa yang dikatakan sama Mbak mu itu benar. Kamu sudah keterlaluan! Mending kamu cepet-cepet pergi dari sini!" Bagas ikut mengusir Denok dari rumahnya.

"Oh, kalian mengusirku? Kalian sekarang makin sombong, mentang-mentang Mentari mendapatkan mahar banyak, iya?" tanya Denok geram. "Heh, menantu lumpuh, mahar juga hasil utangan, yang nantinya akan jadi babu seumur hidup di rumah majikannya, jangan sok deh kalian!" pekiknya dengan keras.

"Bulek, cukup!" Mentari datang dengan wajah merah, karena menahan amarahnya. "Aku gak terima Bulek menghina suamiku seperti itu, memang suamiku tidak bisa berjalan, tapi bukan berarti Bulek bisa sesuka hati menghinanya!" tegasnya lagi.

"Halah, gak perlu berlagak sombong kamu, kalian semua sama saja miskin, tapi sombong!" Denok bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan rumah Bagas dengan amarah yang menyelimuti dirinya.

Andai saja Denok tidak disuruh kedua saudaranya itu, mana mungkin dia mau kerumah Bagas. pasalnya Narti dan Dewi menyuruh Denok untuk mencari tahu apakah uang mahar yang diterima Mentari itu Asli atau palsu, dan di simpan dimana?. Karena Denok mengikuti kemauan mereka, jadi ia di rendahkan seperti itu. Tentu saja Denok tidak akan tinggal diam begitu saja, pasti ia akan mencari cara untuk membalasnya.

Sepeninggalnya Denok, mentari langsung duduk di samping ibunya dan mengelus punggungnya agar ibunya bisa tenang.

"Geram sekali ibu saat melihat kelakuan Bulek mu itu, Tar. Maaf kalau ibu membuat keributan", ujar Laras merasa menyesal.

Laras baru sadar, jika di rumah ini ada penghuni baru. Jika Dirga mendengar keributan yang terjadi tadi, ia akan sangat malu pada menantunya itu. Karena keluarganya sangat jahat sekali, sedangkan keluarga Dita dan Revan sangat baik.

"Mas Dirga, tidur dari tadi bu. Sepertinya dia sangat kelelahan". Kata Mentari yang seolah dia tau apa yang ada di pikiran ibunya itu.

Lagi pula memang Dirga tertidur, setelah ia meminta Mentari untuk di bawa ke kamar. Kamar yang sederhana dan sempit, entah mengapa Dirga kelihatan merasa nyaman. Hingga tak menunggu lama Dirga pun tertidur.

Manda keluar kamar karena ia mendengar keributan yang berasal dari ruang tengah. Ia juga terkejut saat mengetahui ibunya melawan perkataan Denok, padahal selama ini ibunya itu jika di hina dan di caci hanya diam saja.

"Syukurlah kalau Nak Dirga bisa tidur, ibu bisa tenang. Tadinya ibu berpikir ia tidak bisa istirahat di rumah ini". jawab Laras lega.

"Ayah juga sempat berpikir seperti ibumu. Yah juga berniat untuk meminta izin pada pak Beni biar kalian menginap disana saja. Ayah tidak tega melihat Nak Dirga yang biasanya di kelilingi kemewahan tiba-tiba harus tinggal disini", cetus Bagas tiba-tiba. "Meskipun Nak Dirga tinggal disini cuma beberapa hari saja disini, tapi Ayah tetap saja tidak tega padanya" lanjutnya gusar.

"Mas Dirga baik-baik saja kok, yah, Bu!" Mentari menyahutinya. "Oh iya, ada yay ingin mentari omongkan sama Ayah dan ibu", lanjut mentari lagi.

...****************...

1
Dhee
lanjut up kak... penasaran reaksinya budenya mentari
Ay400
lanjut
Greenindya
namanya 6g bnr Amanda apa mentari
Aristha Dhea: Mentari
total 1 replies
Uchiha Itachi
Kagum banget! 😍
VagaBond
Bagus banget thor! Bisa jadi film nih!
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Aku jadi pengen jadi tokoh di cerita ini!
boludin amo a shiro
Menambah wawasan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!