Jangan Salahkan Ku Mendua

Seperti hari-hari biasa Rosa bekerja di rumah sakit, dan kali ini ia kembali bertemu dengan sosok wanita muda yang beberapa hari lalu datang kepadanya.

"Bu Intan." Sapa Rosa yang sudah mengetahui nama wanita di depannya.

"Selamat siang Bu Dokter." Sapa nya dengan lembut.

"Siang, bagaimana? Apa terjadi sesuatu sampai anda datang ke sini?" Tanya Rosa dengan senyuman ramah.

Intan tersenyum tipis, "Tadi malam saya tergelincir, dan perut saya sangat sakit. Dan saya takut bayi saya kenapa-kenapa." Ucap Intan dengan nada sendu.

"Apa saat terjatuh terjadi pendarahan?" Tanya Rosa dengan tatapan serius.

Intan menggelengkan kepalanya dengan lembut, "Baiklah, boleh saya tahu. Bu Intan jatuh di mana yah?" Tanya Rosa.

"Saya jatuh di atas ranjang." Jelasnya dengan senyuman tipis.

Rosa tersenyum, ia mengira jika wanita itu jatuh di kamar mandi. Tapi rupanya hanya di ranjang, "Bagaimana jika kita melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, agar bisa memastikan kondisi bayi anda." Jelas Rosa.

Ia menuntun Intan menuju tempat tidur, Rosa dengan profesional memeriksa keadaan Intan dan juga bayinya.

"Setelah periksa, bayi anda baik-baik saja. Tapi saya minta anda harus lebih berhati-hati lagi." Ucap Grace dengan senyuman di wajahnya.

Intan tersenyum manis, "Terimakasih Bu Dokter." Ucap Intan. "Tapi untungnya ketika saya terjatuh dan merasakan sakit, suami saya langsung datang menemani." Jelas Intan dengan senyuman di wajahnya.

Rosa tersenyum senang saat mendengar hal itu, ada rasa iri di hatinya. Ketika suami orang lain sangat perhatian kepada istrinya, sementara suaminya malah selalu menghilang setiap malam.

"Saya sangat senang mendengarnya, anda wanita beruntung karena memiliki suami yang sangat perhatian seperti itu." Jelas Rosa dengan senyuman manis di wajahnya.

Intan tersenyum, ia lalu berpamitan pada Rosa. Rosa bisa melihat wanita itu nampak sangat bahagia, meski ia hamil di usia yang sangat muda.

Jam sudah menunjukkan waktunya istirahat, Rosa bersama dengan Winda kembali menikmati makanan mereka di ruang istirahat khusus Dokter.

"Kenapa dengan wajah mu?" Tanya Winda dengan senyuman di wajahnya.

Rosa menghela nafas lelah, "Suami ku, dia kembali pergi di saat kami hendak bermain ranjang." Jawab Rosa dengan tatapan sendu dan nada yang lemah.

Winda terdiam dengan ekspresi yang terkejut, "Coba deh kamu cari cara lain, gak mungkin kan. Dia pergi dengan terburu-buru tanpa alasan yang jelas!" Ucap Winda dengan kening yang berkerut, ia seakan ikut marah atas perlakuan Alan pada Rosa.

"Tapi gimana caranya?" Tanya Rosa dengan bingung.

"Coba deh pasang aplikasi get kontak." Saran Winda seraya memakan makanannya.

Rosa mengerutkan alisnya dan menyipitkan kedua matanya, "Memangnya bisa?" Tanya Rosa.

"Iya coba aja, dan cari apa ada nama kontak yang nyimpen nomor suami mu dengan sebutan mesra." Jelas Winda.

Rosa terdiam sesaat, ia lalu tersenyum dan mengambil handphone nya. Ia sebenarnya tidak terlalu percaya dengan aplikasi seperti itu, "Bagaimana udah di download?" Tanya Winda.

"Ini lagi nginstal." Jelas Rosa dengan senyuman.

Tak beberapa lama aplikasi pun terpasang, Rosa langsung memasukkan nomor handphone nya. Ia lalu melihat nomor ponsel suaminya, Rosa yang awalnya tersebut. Seketika menjadi terdiam saat melihat seseorang menemani kontak Alan dengan 'Suamiku tersayang'

"Gimana?" Tanya Winda penasaran, terlebih Rosa terdiam seperti tengah menahan rasa keterkejutan.

Rosa memberikan handphone nya pada Winda, seketika wanita itu marah dan kesal. Ia terus memaki Alan habis-habisan.

"Tapi siapa wanita selingkuh Alan?" Tanya Rosa, ia tidak habis pikir jika suaminya sampai selingkuh darinya.

Bukankah selama ini hubungan mereka baik-baik saja, bahkan semua orang selalu iri dengan keromantisan Alan. Tapi tak di sangka, pria yang seromantis dan sebucin Alan bisa berselingkuh darinya.