Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Istana kini kembali ramai, karena kejadian di aula istana. Sampai sekarang Selir Yun masih belum sadarkan diri, meski Tabib istana telah memeriksanya.
Entah Kaisar, Ratu maupun yang lainnya merasa sangat khawatir pada Selir Yun.
Sementara di dalam penjara sepasang suami istri Dao, duduk dengan lemah dan penuh luka, setelah mendapatkan 20 cambukan sebagai hukuman ringan dari Kaisar.
"Tuan, apakah hidup kita akan berakhir? Keluarga....keluarga kita tidak mungkin akan berakhir seperti ini, bukan?" ucap nyonya Dao.
"Tidak, tentu tidak. Kita masih memiliki Ming An, dan anak kita yang lainnya, mereka....mereka pasti akan bersama-sama membalas semua perlakuan yang kita rasakan saat ini!"
Perdana Menteri Dao tentu tidak terima jika dirinya mendapatkan hukuman yang seharusnya untuk rakyat biasa seperti itu. Dia lupa, jika Kaisar sama sekali tidak peduli siapa orang yang bersalah, juka memang harus dihukum maka dihukum. Meskipun dia adalah Perdana Menteri ataupun salah satu keluarga besar di kerajaan Chen.
"Tetapi mereka tidak tahu jika kita sudah melakukan kesalahan ini, apakah mereka akan...."
"Mereka tidak akan tinggal diam, meski pada akhirnya mereka tahu semuanya!"
Nyonya Dao diam, dia merasa sangat menyesal karena sudah ikut ke istana bersama suaminya. Jika saja dia tahu akan berakhir seperti saat ini, dia pasti memilih untuk tidak ikut, dan pergi meninggalkan kediaman Perdana Menteri Dao bersama dengan putra tersayangnya.
...----------------...
"Bagaimana kondisi Selir Yun?" ucap Ratu yang baru saja datang.
"Yang Mulia Ratu, saat ini Selir Yun masih belum sadarkan diri,"
"Apa yang Tabib istana katakan?"
"Tabib berkata, jika Selir Yun hanya kelelahan dan harus beristirahat dengan baik,"
Ratu mengangguk seraya menatap Selir Yun yang masih berbaring di atas tempat tidurnya.
"Jika begitu, mintalah pada koki di istanaku untuk membuat bubur biji teratai dengan gingseng," ucap Ratu.
"Baik, Yang Mulia!"
Pelayan yang selalu berada di samping Selir Yun keluar dari kamar, setelah memberi hormat pada Ratu.
Kaisar telah memberitahu Ratu semuanya, setelah dia memastikan jika Selir Yun tidak apa-apa. Jadi saat ini Ratu tentu merasa sangat bersedih atas apa yang terjadi pada Selir Yun.
Selama ini semua orang mengira jika keguguran Selir Yun, dan dia tidak bisa hamil lagi karena kondisi tubuh Selir Yun yang tidak baik, namun ternyata semua adalah perbuatan Perdana Menteri Dao dan keluarganya yang masih memendam dendam pada keluarga Selir Yun.
"Yang Mulia, Selir An dan Permaisuri Chen berada di sini," ucap seorang pelayan.
Ratu berbalik dan melihat Selir An dan putrinya tengah berjalan masuk ke dalam kamar Selir Yun.
"Ibu, bagaimana keadaan Ibu Selir Yun?" ucap Jian Ying.
"Dia masih belum sadarkan diri,"
"Saya mendengar Perdana Menteri Dao serta istrinya telah berada di dalam penjara, dan mendapatkan 20 cambukan, atas perintah Yang Mulia Kaisar," ucap Selir An.
Ratu mengangguk, "Benar, tetapi hukuman itu masih belum sepadan dengan apa yang sudah dia lakukan terhadap Selir Yun dan anaknya,"
"Jika saja anak itu masih hidup, dia pasti akan menjadi seorang Pangeran yang sangat tampan," Jian Ying menatap Selir Yun.
"Kau benar. Keluarga Dao itu harus segera diberi hukuman yang berat!"
Jian Ying mengangguk, kedua matanya menatap Selir Yun dengan sedih. Bagaimanapun dia adalah Ibu kedua bagi Jian Ying yang selalu menemani saat Ratu tengah sibuk.
Sementara itu, Dao Ming An yang telah ditangkap dan dibawa oleh orang kepercayaan Zhao Yan, kini berada di dalam sebuah rumah kecil di dalam hutan.
Kedua tangan Dao Ming An terikat, dan saat ini dia masih tidak sadarkan diri setelah dia dipukul oleh orang kepercayaan Zhao Yan.
"Apakah dia masih belum sadar?" ucap Zhao Yan.
"Benar, tuan. Apakah anda ingin membangunkannya?"
"Iya, bangunkan dia!"
"Baik, tuan!"
Laki-laki yang berbicara dengan Zhao Yan berjalan keluar dari rumah itu, dsn tak lama kembali dengan satu ember berisi air.
Byuuur!
"Aakh! Uhuk! Uhuk! Uhuk!"
Dao Ming An yang baru saja disiram dengan air menggelengkan kepalanya, kedua matanya mulai mengerjap dan mencoba membukanya.
"Kurang ajar! Siapa yang berani melakukan ini padaku?" seru Dao Ming An dengan kesal.
"Tuan muda Dao, lama tidak bertemu. Sepertinya hukuman yang kau terima di dalam aula leluhur dari ayahmu, belum bisa membuatmu bersikap baik,"
Dao Ming An beberapa kali memejamkan matanya, lalu membukanya lagi. Dia ingin melihat dengan jelas siapa orang yang tengah berbicara.
Setelah kedua matanya dapat melihat dengan jelas, dia sangat terkejut dengan Zhao Yan yang saat ini berdiri di depannya.
"Kau.... Hong Zhao Yan!" ucap Dao Ming An.
"Beraninya kau memanggil Pangeran Hong, dengan seperti itu!" ucap orang yang berdiri di samping Zhao Yan.
"Pangeran kau bilang? Jika dia tidak muncul, Jian Ying pasti menikah denganku, dan aku yang seharusnya menjadi Pangeran, bahkan Kaisar nanti!"
"Tuan muda Dao, mendengar ucapanmu ini, apakah kau sudah melupakan wanita yang tidur denganmu malam itu?" ucap tuan Zhao Yan.
"Wa...wanita? Dia bukanlah siapa-siapa. Dia....dia hanyalah wanita penghibur yang aku temui!"
"Benarkah? Tetapi yang aku tahu kau dan wanita itu memiliki hubungan sejak dua tahun yang lalu. Tuan muda Dao, kau jangan menjadi orang yang tidak memiliki perasaan,"
"Itu tidak benar! Wanita itu yang selalu menggodaku, aku...aku hanya menyukai Jian Ying!"
"Nona, sepertinya kau juga tidak diterima di ibukota. Sama seperti kau yang sudah diusir oleh orang tuamu!"
Seorang wanita dengan air mata yang mengalir keluar dari balik pintu, dia menatap Dao Ming An dengan tidak percaya.
"Qu.... Quan Yu. Kau, kenapa kau berada di sini?" Dao Ming An sangat terkejut menatap wanita yang beberapa hari lalu tidur dengannya, saat ini berada tepat di depannya.
"Kakak Ming An, jadi selama ini aku hanyalah wanita penghibur? Kau selalu menganggap aku sebagai wanita seperti itu?"
"Ti....tidak Quan Yu, kau....kau salah..."
"Kau laki-laki kejam! Karenamu aku diusir oleh keluargaku, dan karenamu semua orang di sana tidak mau lagi melihatku!"
Dao Ming An menggelengkan kepalanya.
"Aku begitu menyukai dan mencintaimu, tetapi kau memperlakukanku hanya sebagai wanita yang dapat kau pakai kapan saja! Dao Ming An aku benar-benar membencimu!"
"Quan Yu, dengar penjelasanku!"
Zhao Yan benar-benar merasa jijik melihat laki-laki seperti Dao Ming An. Dia pun lalu mengangguk pada orang kepercayaannya untuk melakukan sesuatu pada Dao Ming An, yang sudah sering bermain dengan banyak wanita itu.
jadi lahiranya agak susah